Artikel ditulis olehNi Komang Yuni Lestari, Kontributor Netra
Pada tahun 2016 disahkannya undang-undang nomor 8 tahun 2016 yang mencakup juga tentang penyerapan kuota tenaga kerja bagi penyandang disabilitas, yaitu 2 persen untuk kuota di lembaga pemerintah, dan 1 persen untuk kuota di lembaga swasta. Hal tersebut menunjukan bahwa tidak ada diskriminasi bagi para penyandang disabilitas untuk masuk ke lingkungan kerja, dan merujuk pada UUD tersebut selayaknya pihak pemberi kerja sudah mulai mempelajari tentang rekrutmen penyandang disabilitas.
Ada beberapa ragam jenis disabilitas, dan disetiap ragam disabilitas tersebut memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Pada artikel ini akan dibahas bagaimana tips yang sebaiknya dilakukan penyedia kerja agar tidak ragu dalam merekrut pekerja dengan disabilitas sensorik Netra ke dunia kerja. Adapun beberapa hal yang dapat dilakukan penyedia kerja saat hendak merekrut pekerja dengan disabilitas sensorik netra ialah:
Diskusi kepada komunitas disabilitas tentang pekerjaan apa saja yang bisa dikerjakan oleh disabilitas Sensorik netra
Hal pertama yang dapat dilakukan untuk menepis keraguan ketika hendak merekrut pekerja dengan disabilitas sensorik netra, yakni mencari informasi dari berbagai organisasi atau komunitas disabilitas yang terdapat di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Melalui diskusi tersebut dapat memberikan informasi tentang apa saja pekerjaan yang bisa dikerjakan oleh penyandang disabilitas sensorik netra, cara bekerja dengan disabilitas sensorik netra dan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan ketika hendak merekrut pekerja dengan disabilitas sensorik netra.
Berdiskusi dengan organisasi atau komunitas disabilitas ini juga dapat memberikan banyak informasi kepada penyedia kerja tentang bagaimana disabilitas sensorik netra dapat melakukan pekerjaan mereka, memberikan referensi dari berbagai bidang pekerjaan yang telah atau pernah dikerjakan penyandang disabilitas sensorik netra, pengalaman kerja mereka dan bagaimana caranya menciptakan lingkungan yang inklusif bagi pekerja dengan disabilitas sensorik netra. Untuk bisa berdiskusi dengan komunitas disabilitas penyedia kerja dapat mencari akun sosial media mereka yang biasanya dapat ditemukan melalui mesin pencarian google. Setelah menemukan akun social media komunitas, penyedia kerja dapat berdiskusi tentang jadwal pertemuan dengan komunitas untuk mencari informasi mengenai cara bekerja dengan disabilitas sensorik netra.
Membaca CV dari pelamar disabilitas Sensorik netra
Bila hendak merekrut penyandang disabilitas sensorik netra langkah awal yang dapat dilakukan oleh penyedia kerja yaitu dengan membaca CV dari pelamar disabilitas sensorik netra. Dengan membaca CV dari pelamar tersebut penyedia kerja akan dapat mengetahui informasi tentang pendidikan terakhir, skill apa saja yang dikuasai pelamar dengan disabilitas sensorik netra dan pengalaman kerja mereka. Biasanya di dalam CV juga tertera tentang pelatihan apa saja yang pernah mereka ikuti untuk meningkatkan skill mereka, sehingga penyedia kerja bisa mengetahui dan menentukan apakah pelamar memenuhi kualifikasi untuk menduduki posisi lowongan yang dibuka.
Interview Kerja
Bila penyedia kerja masih merasa ragu setelah membaca cv dari pelamar dengan disabilitas sensorik netra, interview kerja juga dapat menjawab keraguan tersebut. Melalui interview kerja penyedia kerja dapat mewawancarai secara langsung pelamar dengan disabilitas sensorik netra terkait hal-hal yang tertera di dalam CV pelamar, dan melalui interview ini penyedia kerja akan dapat mengetahui secara langsung tingkat penglihatan dari pelamar, apakah termasuk netra total (tidak melihat sama sekali) atau low-vision (masih ada sisa penglihatan).
Selama tahap interview ini penyedia kerja dapat sekaligus menguji pelamar untuk mempraktekan pekerjaan-pekerjaan secara singkat yang akan dikerjakan bilamana sudah diterima bekerja di perusahaan. Misalnya bagaimana seorang disabilitas sensorik netra menggunakan komputer yang sudah diinstal pembaca layar untuk mengerjakan pekerjaannya di perusahaan. Dengan demikian penyedia kerja akan melihat secara langsung bagaimana disabilitas sensorik netra mengerjakan pekerjaan dengan komputer yang sudah diinstal pembaca layar. Bila penyedia kerja belum bisa menyediakan aplikasi pembaca layar, penyedia kerja dapat menginfokan pada pelamar untuk membawa laptop sendiri atau menginstal sendiri aplikasi pembaca layar pada laptop yang disediakan oleh penyedia kerja agar bisa dipergunakan saat interview. Begitu juga dengan pekerjaan lainnya, jadi penyedia kerja dapat menguji secara langsung bagaimana disabilitas sensorik netra mengerjakan pekerjaannya.
Memberikan Kesempatan Magang
Bila penyedia kerja merasa ragu untuk langsung mempekerjakan pekerja dengan disabilitas sensorik netra, Memberikan kesempatan magang bagi pekerja dengan disabilitas sensorik netra juga dapat menjawab keraguan tersebut, karena melalui proses magang ini penyedia kerja dapat melihat secara langsung bagaimana bekerja dengan disabilitas sensorik netra. Di samping itu, melalui proses magang ini penyedia kerja dan pekerja dapat sama-sama belajar, yaitu penyedia kerja belajar bagaimana bekerja dengan pekerja disabilitas sensorik netra dan pekerja disabilitas sensorik netra dapat belajar bagaimana bekerja di perusahaan.
Namun dalam mempekerjakan disabilitas sensorik netra pada awalnya diperlukan masa orientasi kerja untuk mengenal lingkungan tempat disabilitas sensorik netra tersebut bekerja baik dalam status kerja magang, training, kontrak ataupun karyawan tetap, karena dengan masa orientasi ini mereka dapat mengenal dan menghapal tempat-tempat yang akan sering dilalui saat bekerja. Ketika disabilitas sensorik netra sudah mengenal dan hapal dengan lingkungan kerjanya, maka mereka bisa bermobilitas secara mandiri di lingkungan kerjanya. Orientasi ini dapat dilakukan dengan mendampingi pekerja selama beberapa hari mengelilingi areal tempat bekerja sehingga mereka dapat menghapal lingkungan kerjanya dan dapat bermobilitas di tempat bekerja secara mandiri.
Nah, itu beberapa hal yang dapat dilakukan bila akan merekrut pekerja dengan disabilitas sensorik Netra. Semoga dapat menjawab keraguan pihak pemberi kerja saat akan merekrut pekerja dengan disabilitas sensorik Netra.
Setelah mengetahui hal-hal tersebut, apakah Anda tertarik untuk mempekerjakan pekerja dengan disabilitas sensorik netra?
Membangun Dunia Kerja yang Inklusif
Ketenagakerjaan inklusif kini menjadi perhatian utama di Indonesia. Dengan meningkatnya kesadaran dan dukungan kebijakan pemerintah, semakin banyak organisasi yang menyadari bahwa mempekerjakan penyandang disabilitas bukan hanya tanggung jawab sosial, tetapi juga langkah strategis bisnis. Tempat kerja yang inklusif menciptakan inovasi, produktivitas, dan rasa kebersamaan yang lebih kuat.
Berikut lima fakta penting tentang bagaimana inklusi disabilitas membentuk masa depan dunia kerja di Indonesia.
1. Kuota 1% untuk Perusahaan Swasta
Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, perusahaan swasta dengan lebih dari 100 karyawan wajib menyediakan setidaknya 1% posisi kerja bagi penyandang disabilitas. Kebijakan ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap keberagaman dan kesetaraan di tempat kerja.
2. Kuota 2% untuk Instansi Pemerintah dan BUMN
Instansi pemerintah dan BUMN memiliki tanggung jawab lebih besar — mereka wajib membuka minimal 2% formasi pekerjaan bagi penyandang disabilitas. Kebijakan ini menegaskan bahwa sektor publik harus menjadi teladan dalam mewujudkan dunia kerja yang setara dan inklusif.
3. Karyawan Disabilitas Terbukti Produktif dan Loyal
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa karyawan disabilitas memiliki tingkat produktivitas dan loyalitas yang sama — bahkan lebih tinggi dibandingkan rekan nondisabilitas. Ketangguhan, etos kerja, dan kemampuan beradaptasi yang kuat menjadikan mereka aset berharga bagi organisasi inklusif.4. Proses Wawancara Bisa Lebih Fleksibel
Inklusi dimulai sejak proses rekrutmen. Wawancara kerja dapat dilakukan dalam berbagai format — tertulis, video, atau dengan pendamping — sebagai bentuk reasonable accommodation. Fleksibilitas ini memastikan setiap kandidat memiliki kesempatan yang adil untuk menampilkan kemampuan terbaiknya.
5. Karier untuk Semua
Penyandang disabilitas kini memiliki peluang berkarier di berbagai sektor, mulai dari perhotelan dan desain hingga analisis data dan teknologi informasi. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan seseorang tidak ditentukan oleh keterbatasan, melainkan oleh kesempatan yang diberikan.
Menuju Masa Depan yang Lebih Inklusif
Ketenagakerjaan inklusif bukan hanya kewajiban hukum, tetapi juga strategi untuk membangun tempat kerja yang kuat, empatik, dan berkelanjutan. Dengan memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas, perusahaan dapat meningkatkan inovasi sekaligus memperkuat dampak sosialnya.
Mari bersama-sama menciptakan masa depan di mana setiap individu memiliki kesempatan untuk tumbuh, berkontribusi, dan berprestasi. ✨
Hai Sobat DNetwork! 👋
Pernah dengar istilah aksesibilitas di tempat kerja? Nah, persoalan aksesibilitas ini bukan cuma soal membangun jalur kursi roda atau menyediakan teknologi bantu, tapi tentang menciptakan lingkungan kerja yang adil, nyaman, dan mendukung semua orang—termasuk pekerja penyandang disabilitas. Tentunya masih banyak perusahaan yang berpikir kalau menyediakan aksesibilitas itu “ribet” atau “biaya tambahan”. Padahal kenyataannya, ada banyak sekali keuntungan yang bisa dirasakan perusahaan kalau serius menerapkan aksesibilitas. Yuk, kita bahas satu per satu!
✨ 1. Kinerja lebih maksimal Ketika pekerja penyandang disabilitas diberi akses yang memadai—entah itu teknologi bantu, ruang kerja ramah akses, atau prosedur yang inklusif—mereka bisa menunjukkan performa terbaik. Hasil kerja jadi maksimal dan target perusahaan tetap tercapai. Potensi mereka tidak kalah dengan pekerja lain, hanya perlu akses yang setara.
✨ 2. Tim kerja lebih beragam dan kreatif Dengan adanya akses, pekerja disabilitas bisa berkontribusi penuh. Artinya, perusahaan punya tim kerja yang lebih beragam, dengan sudut pandang berbeda yang memperkaya ide-ide. Keberagaman ini justru membuat perusahaan lebih adaptif dan inovatif dalam menghadapi tantangan bisnis.
✨ 3. Patuh hukum dan hindari cap diskriminasi Menyediakan aksesibilitas juga berarti perusahaan mematuhi undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku. Selain itu, perusahaan tidak akan dicap sebagai tempat kerja yang diskriminatif. Jadi, ini bukan hanya langkah etis, tapi juga langkah legal yang tepat.
✨ 4. Reputasi sebagai perusahaan inklusif Di era sekarang, reputasi sangat penting. Perusahaan yang inklusi punya citra positif di mata publik. Masyarakat, mitra, hingga calon karyawan akan melihat perusahaan tersebut sebagai tempat yang ramah, modern, dan peduli pada keadilan.
✨ 5. Lebih memahami konsumen Faktanya, penyandang disabilitas juga adalah konsumen, pelanggan, atau bahkan pengguna layanan perusahaan kita. Dengan menyediakan aksesibilitas di internal, perusahaan sekaligus belajar memahami kebutuhan konsumen. Hasilnya, layanan dan produk bisa lebih relevan dan ramah bagi semua kalangan.
✨ 6. Budaya empati dan saling menghargai Perusahaan inklusi biasanya punya tingkat empati tinggi karena terbiasa menghargai perbedaan. Budaya kerja pun jadi lebih sehat: tim saling mendukung, menghargai, dan loyalitas karyawan meningkat.
Jadi, Sobat DNetwork, menyediakan aksesibilitas itu bukan beban, tapi investasi jangka panjang. Perusahaan yang inklusi akan tumbuh lebih kuat, lebih kreatif, dan punya daya saing tinggi. 👉 Yuk, mulai sekarang kita dukung aksesibilitas di tempat kerja. Karena semua orang berhak punya kesempatan yang sama untuk berkembang.
Mari bergabung bersama DNetwork agar Perusahaan Sobat Inklusi melalui program edukasi dari DNetwork.
Hai Sobat DNetwork!
Yuk, Cek! Apakah Rekrutmen di Tempatmu Sudah Bebas dari Diskriminasi terhadap Penyandang Disabilitas?
Inklusi kini jadi topik hangat di dunia kerja. Banyak perusahaan sudah mulai membuka peluang bagi penyandang disabilitas. Tapi… sudahkah proses rekrutmen yang kita lakukan benar-benar inklusif dan adil?
Tanpa disadari, ada praktik-praktik yang ternyata masih menyulitkan bahkan mendiskriminasi pelamar kerja penyandang disabilitas.
Semoga hal tersebut tidak terjadi di Perusahaan sobat. Melalui Artikel ini –kita akan sharing khususnya kepada sobat yang bekerja di bidang SDM, rekrutmen, atau manajemen perusahaan agar lebih memahami bentuk-bentuk diskriminasi yang sering terjadi, sekaligus bagaimana cara memperbaikinya.
Lalu apa saja distriminatif yang sering terjadi?
1. Informasi Lowongan Tidak Aksesibel
Ketika mengakses konten lowongan, Penyandang disabilitas sering kesulitan mengakses informasi lowongan tersebut karena kontennya tidak dirancang untuk semua orang. Misalnya:
Teks hanya berupa gambar yang tidak bisa dibaca oleh pembaca layar
Tidak ada subtitle atau transkrip untuk video lowongan
Situs rekrutmen sulit diakses oleh pengguna alat bantu mobilitas atau pengguna keyboard saja
Akibatnya, banyak calon kandidat tidak bisa mengakses informasi dasar tentang pekerjaan yang mereka minati.
Solusi yang dapat sobat lakukan: Pastikan format konten bisa diakses oleh Penyandang Disabilitas dengan teknologi bantu yang mereka gunakan
Gunakan bahasa yang jelas dan tidak bertele-tele
Sediakan deskripsi alternatif untuk gambar dan teks transkrip untuk video/audio
Yang paling penting sobat bisa diskusikan dengan Penyandang Disabilitas dan mencobakan konten lowongan yang akan di share untuk memastikan informasi tersebut bisa diakses
2. Lowongan Hanya Terbuka untuk Disabilitas Tertentu
Kadang ada konten lowongan yang menyertakan Kalimat seperti “hanya untuk disabilitas Fisik ringan” atau “tidak menerima pelamar Tuli” adalah bentuk eksklusi yang bisa menutup peluang orang-orang yang sebenarnya mampu dan cocok dengan posisi tersebut.
Setiap individu memiliki kombinasi kemampuan unik. Jenis disabilitas tidak otomatis menentukan apakah seseorang mampu atau tidak menjalankan pekerjaan tertentu.
Solusi:
Fokus pada tugas dan tanggung jawab pekerjaan, bukan pada batasan jenis disabilitas
Gunakan kalimat seperti: “Terbuka untuk semua pelamar, termasuk penyandang disabilitas. Akomodasi akan disediakan jika diperlukan.”
Kita bisa Diskusi dengan Penyandang Disabilitas atau Komunitas Disabilitas untuk lis skill dan pekerjaan yang bisa dilakukan oleh setiap ragam Disabilitas
3. Menyortir Kandidat Berdasarkan Tingkat Disabilitas (Sebelum Wawancara)
Kadang ada proses seleksi menyortir kandidat hanya dari informasi disabilitas di CV atau form aplikasi. Misalnya, kandidat dianggap "tidak layak" hanya karena menggunakan kursi roda, memiliki hambatan pendengaran, atau hambatan bicara, tanpa melihat keahlian dan pengalaman kerjanya.
Ini bentuk diskriminasi berdasarkan asumsi, bukan penilaian objektif.
Solusi:
Nilai pelamar berdasarkan kompetensi dan pengalaman kerja
Wawancarai terlebih dahulu sebelum menarik kesimpulan
Berikan tes keterampilan untuk mengukur kemampuan, bukan sekadar melihat kondisi
4. Tidak Memberikan Kesempatan untuk Diskusi Akomodasi
Kadang tidak terfikir untuk membuka ruang dialog soal kebutuhan akomodasi. Sering kali asumsi langsung menganggap proses rekrutmen “sulit” bila pelamar menyandang disabilitas. Padahal banyak penyandang disabilitas tahu persis apa yang mereka butuhkan, dan solusinya seringkali sederhana!
Contoh: Teman Tuli mungkin hanya butuh media tulisan saat wawancara. Atau seseorang dengan disabilitas Fisik mungkin hanya butuh ruangan yang bisa diakses kursi roda.
Solusi:
Tanyakan sejak awal: “Apakah ada dukungan atau penyesuaian yang kami bisa sediakan?”
Libatkan pelamar dalam percakapan terkait kebutuhan mereka
Jadikan akomodasi sebagai bagian dari proses, bukan pengecualian
5. Memberikan Alasan Penolakan karena Disabilitas
Saat ini Masih banyak pelamar Disabilitas yang mendapat penolakan dengan alasan seperti: "Karena kondisi disabilitas Anda, kami tidak dapat melanjutkan proses." Ini bentuk diskriminasi eksplisit yang tidak dibenarkan dan bertentangan dengan prinsip kesetaraan.
Penolakan seharusnya berdasarkan hasil tes atau kecocokan kompetensi, bukan kondisi pribadi.
Solusi:
Berikan alasan objektif jika pelamar tidak lolos
Hindari menyebut disabilitas sebagai penyebab utama penolakan
Gunakan bahasa yang sopan dan membangun
Lalu, Apa yang Bisa Dilakukan Perusahaan Mulai dari Sekarang?
Audit ulang proses rekrutmen: dari konten, format, hingga cara komunikasi
Latih tim HR tentang inklusi dan bias tidak sadar (unconscious bias.
Pastikan semua kandidat bisa mengakses informasi dan proses seleksi
Bangun budaya kerja yang mendukung keberagaman dan keterbukaan
Libatkan penyandang disabilitas dalam merancang proses yang lebih adil
Yuk, pastikan proses rekrutmen yang kamu jalankan tidak menutup peluang siapa pun hanya karena mereka berbeda.
Karena dunia kerja yang sehat dan kuat dibangun oleh keberagaman kemampuan, perspektif, dan latar belakang.
Agar Rekrutmen di Prusahaan sobat inklusi, yuk bergabung bersama DNetwork untuk mengikuti program edukasi kami.