Belum sempat mengikuti Kelas WhatsApp DNetwork? Tenang.. kita ada ringkasannya. Simak di bawah ini, ya!

 

 

Halo teman-teman! Apa kabar semuanya?

Semoga masih semangat di siang menuju sore ini untuk mengikuti Kelas DNetwork hari ini. Perkenalkan nama saya Saniy, saya dari E.thical, sebuah organisasi yang menyediakan Program Pendidikan Kewirausahaan Berkelanjutan bagi anak-anak muda di Indonesia khususnya mereka yang tinggal di daerah terluar dan terpencil Indonesia agar mereka dapat memiliki kesempatan untuk belajar mengenai kewirausahaan dan mengembangkan diri mereka, serta berkontribusi dalam penguatan perekenomian di daerah. E.thical telah melakukan program pertama kami pada tahun lalu di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur bersama dengan 23 anak muda dan saat ini kami masih melakukan pendampingan bagi 12 bisnis ide yang terpilih dari program kami.

 Nah! Hari ini saya akan membantu teman-teman untuk memahami prinsip-prinsip pemasaran dan bagaimana teman-teman dapat merencanakan strategi pemasaran di dalam usahanya sehingga usaha teman-teman bisa lebih dikenal oleh konsumen dan masyarakat luas. Kita mulai ya!

Apa sih pemasaran itu? Atau dalam bahasa inggrisnya kita mengenal dengan kata Marketing. Jadi, Pemasaran adalah suatu proses atau kegiatan menyeluruh, terpadu dan terencana, yang dilakukan oleh sebuah bisnis atau usaha untuk memperkenalkan barang atau jasanya kepada calon konsumen. Maksudnya menyeluruh disini adalah prosesnya. 

Ketika teman-teman menetapkan produk atau jasa yang ingin teman-teman jual, kemudian menetapkan harga, mempromosikan produk atau jasa tersebut, dan mendistribusikan atau mengirimkannya kepada calon konsumen, maka *keseluruhan proses tersebut adalah kegiatan pemasaran*. Minggu lalu teman-teman belajar mengenai kebutuhan pasar atau bagaimana produk atau jasa teman-teman dapat memenuhi kebutuhan calon konsumen. Nah, aktivitas tersebut juga merupakan sebuah kegiatan pemasaran. 

Pemasaran biasanya memiliki target jangka panjang, tidak hanya untuk  memastikan produk atau jasa kita terjual saja, tetapi juga memastikan terciptanya hubungan yang baik dan positif antara bisnis kita dengan konsumen sehingga mereka tetap percaya dan setia dengan usaha kita, bahkan bisa menjadi pelanggan. 

Nah untuk melakukan aktivitas komunikasi pemasaran, teman-teman juga perlu membangun identitas usaha atau brand. Bagaimana caranya?

Untuk membahas apa itu brand, saya beri contoh ya, Gojek misalnya, sebuah bisnis transportasi online yang cukup terkenal di Indonesia. Saya mau bertanya, kira-kira apa yang teman-teman pikirkan ketika mendengar kata Gojek atau melihat logo hijau dengan lingkaran dan nama Gojek? 

 Apakah Gojek menjadi pilihan pertama teman-teman ketika membutuhkan transportasi atau butuh jasa antar beli makanan misalnya? 

Jika iya, maka Gojek telah berhasil membuat identitasnya atau brandnya melekat di pikiran teman-teman dalam bidang jasa transportasi online. 

 Walaupun mungkin ada usaha sejenis Gojek yang juga terkenal di Indonesia. Nah dalam hal ini, Gojek telah berhasil mempengaruhi teman-teman untuk menaruh kepercayaan kepada Gojek dibandingkan yang lain. 

 Mungkin teman-teman bertanya, apa yang dilakukan Gojek sehingga mereka bisa mempengaruhi keputusan teman-teman?

 

Ada beberapa hal yang dilakukan oleh sebuah bisnis atau usaha untuk bisa mendapatkan perhatian calon konsumennya. Selain melakukan aktivitas Pemasaran, ada lagi hal penting sebelum kita mulai memasarkan produk atau jasa yang usaha kita miliki, yaitu identitas brand atau proses branding. 

 Sebuah brand dapat mudah dikenali dengan berbagai cara:

  1. Nama merek atau usaha
  2. Logo usaha
  3. Tampilan visual lainnya seperti desain produk, desain kemasan, warna khas.
  4. Suara khas dari usaha, dapat berupa lagu atau jingle misalnya. 
  5. Sosok pendiri atau pekerja dari usaha. Kenapa ini penting? Biasanya hal ini dapat mempengaruhi keputusan konsumen di dalam membeli suatu produk atau jasa. Saat ini sudah banyak konsumen yang ingin tahu dan mengenal orang-orang dibalik produk atau jasa yang mereka beli sehingga mereka merasa lebih dekat dengan brand kita dan akhirnya menjadi pelanggan. 
  6. Kata-kata atau gaya berkomunikasi. Nah ini dapat berupa tagline atau slogan dari usaha teman-teman atau gaya bahasa yang digunakan ketika berkomunikasi dengan calon konsumen baik online maupun offline. Apakah bahasa yang digunakan informal, formal, profesional, atau inspiratif misalnya.

 Yang paling penting dalam tahap ini adalah pastikan usaha atau merk teman-teman memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh usaha-usaha lain yang sejenis dengan usaha kalian. Berikan nilai-nilai unik yang membuat calon konsumen lebih memilih produk atau jasa yang kamu jual dibandingkan yang lain. 

 Semoga penjelasan saya membantu teman-teman untuk memiliki pemahaman yang lebih baik lagi mengenai cara membangun merek atau brand ya, sebelum kita masuk ke bagian Rencana Pemasaran.

Selanjutnya, setelah teman-teman mengetahui hal-hal yang mendukung kegiatan pemasaran, seperti pembentukan branding tadi. Saatnya kita membuat Rencana Pemasaran! 

Dalam melakukan Pemasaran, penting bagi teman-teman untuk membuat rencananya terlebih dahulu sebelum memulai eksekusi. Hal ini dilakukan agar kegiatan pemasaran yang dilakukan dapat tepat sasaran sesuai dengan target yang ingin teman-teman capai dan memiliki dampak yang lebih efektif jika dibandingkan dilakukan tanpa rencana atau mendadak. 

Ingat! untuk menjaga usaha atau bisnis tetap berkelanjutan, sebuah usaha butuh kegiatan Pemasaran di dalamnya. Namun, pemasaran tidak melulu berbicara tentang bagaimana produk kita bisa laku terjual, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat membangun koneksi dengan konsumen sehingga konsumen tetap loyal menggunakan produk atau jasa kita. 

Di dalam Rencana Pemasaran, terdapat beberapa hal yang harus dibuat, yaitu Target Pemasaran, Strategi Pemasaran, Anggaran, dan Tolok Ukur. Kita mulai bahas satu persatu ya :) 

Dan untuk mempermudah penjelasannya, berikut juga saya kirimkan format kanvas Rencana Pemasaran yang bisa teman-teman pakai untuk membuat Rencan Pemasaran bisnisnya.

Di dalam membuat Target Pemasaran, penting bagi teman-teman untuk mengetahui bagaimana tahapan-tahapan yang dilewati oleh konsumen dalam berinteraksi dengan usaha atau bisnis kita. Seiring dengan semakin majunya teknologi dan semakin beragamnya cara bagi bisnis untuk memasarkan produk atau jasanya, hasil dari sebuah kegiatan pemasaran tidak harus selalu terkait dengan penjualan. 

Tahapan yang konsumen lewati ada 4 tahap. Kalau dalam gambar bentuk diagramnya seperti kerucut terbalik atau segitiga terbalik:

  1. Pada tahap awal, ada yang dinamakan Awareness (Kesadaran) - Ini adalah tahapan dimana calon konsumen sudah menyadari kehadiran usaha atau bisnis. Biasanya mereka yang telah membaca atau mendengar informasi tentang usaha atau produk yang kita jual.
  2. Setelah mereka mengetahui tentang usaha atau bisnis kita, maka yang kedua adalah tahap Interest (Ketertarikan) - Ini adalah tahapan dimana calon konsumen mulai suka dan tertarik dengan produk atau jasa kita. Biasanya ini dapat kita lihat hasilnya melalui media online, misalnya mereka akan mulai mengikuti usaha kita di media sosial atau membuka website kita.
  3. Kemudian yang selanjutnya adalah tahap Desire (Keinginan) - Ini adalah tahapan dimana calon konsumen mulai menunjukkan keinginannya untuk membeli atau menggunakan produk atau jasa. Jika ada calon konsumen yang mulai bertanya mengenai produk atau jasa yang kita jual. Maka mereka sudah memasuki tahapan ini.
  4. Tahapan paling akhir dari perjalanan konsumen adalah Action (Melakukan tindakan) - Dalam tahap ini, calon konsumen sudah menjadi konsumen atau bahkan telah menjadi pelanggan kalian, dimana mereka melakukan pembelian berulang terhadap produk atau jasa yang kita jual.

Target Pemasaran yang nanti teman-teman buat dapat dikaitkan dengan tahapan-tahapan ini.

Sekarang kita akan masuk ke bagian bagaimana cara membuat Target Pemasaran. Setelah mengetahui perjalanan calon konsumen dalam aktivitas pemasaran, ini saatnya membuat Target Pemasaran untuk usaha atau bisnis kalian. Target Pemasaran ini dibuat untuk jangka panjang, misalnya dalam jangka waktu 6-12 bulan kedepan. Dalam membuat Target Pemasaran, target yang dimiliki harus SMART. Apa itu SMART?

Disini aku coba beri contoh Target Pemasaran yang SMART untuk Gojek, yaitu Meningkatkan jumlah pengguna aplikasi Gojek sebanyak 5000 pengguna baru dalam waktu 6 bulan. 

Dapat teman-teman identifikasi dari Target Pemasaran Gojek yang saya sebutkan tadi bahwa di dalamnya terkandung elemen yang SMART. Nah nanti teman-teman bisa mulai berlatih di dalam membuat target yang SMART.

Kemudian, dalam Rencana Pemasaran dapat terkandung lebih dari satu Target Pemasaran tergantung dari prioritas teman-teman di dalam usahanya saat ini, atau 6-12 bulan kedepan.

Setelah Target Pemasaran telah ditentukan, ini saatnya kalian membuat Strategi Pemasaran. Apa bedanya dengan Target Pemasaran? Kalau Target itu adalah tujuan kalian melakukan suatu kegiatan Pemasaran, sedangkan Strategi Pemasaran adalah langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mencapai suatu Target Pemasaran

Nah pada tahap ini, teman-teman mulai memikirkan metode yang kira-kira perlu dilakukan untuk memasarkan produk atau jasa baik secara online maupun offline.

Pada satu Target Pemasaran, teman-teman dapat membuat lebih dari satu Strategi Pemasaran. Dalam membuat strategi, selalu disesuaikan dengan target konsumen kalian, misalnya jika kalian ingin menggunakan media online dalam aktivitas pemasaran kalian dan target konsumen dari usaha teman-teman adalah anak muda, maka teman-teman bisa menggunakan Instagram misalnya. Atau kalau ternyata target konsumen teman-teman tidak menggunakan media sosial sama sekali, maka teman-teman bisa menggunakan WhatsApp misalnya atau SMS. Tergantung dari siapa yang ingin teman-teman sasar.

Ada banyak metode pemasaran yang bisa dilakukan baik secara online maupun offline. Kita bahas satu persatu setelah ini ya!

Yuk kita bahas mengenai saluran komunikasi Online. Ada apa aja sih? Saya yakin teman-teman juga pasti sudah banyak yang mengetahui atau bahkan sedang menjalankan bisnis atau usahanya secara online. Ada beberapa jenis media online yang dapat digunakan dalam aktivitas Pemasaran:

Konten-kontennya bisa berupa informasi mengenai usaha atau produk atau jasa yang dijual, bisa juga berupa konten edukasi terkait usaha atau bisnis yang sedang dijalankan, contohnya jika ada yang produknya makanan sehat, kalian bisa membuat konten edukasi mengenai manfaat dari makanan tersebut bagi kesehatan tubuh, sehingga memberi pengetahuan dan ilmu baru kepada calon konsumen. Konten lainnya adalah konten hiburan yang menarik calon konsumen. 

Coba buka referensi-referensi konten dari usaha-usaha sejenis yang menurut teman-teman sudah baik sebagai inspirasi dalam membuat konten bisnis kalian. Sesuaikan konten dan bahasa yang digunakan dengan target konsumen teman-teman ya. Ohya, media sosial juga dapat digunakan untuk memasarkan produk kalian kepada calon konsumen yang mungkin belum mengikuti profil usaha teman-teman di media sosial. Hal ini dapat dilakukan melalui fitur Ads atau Iklan berbayar. Bahkan sekarang teman-teman bisa pula bekerjasama dengan Influenser untuk mempromosikan produk atau jasa teman-teman. Tentunya teman-teman harus menyiapkan anggaran untuk itu. Nanti kita bahas ya mengenai anggaran.

Perlu diperhatikan bawah semua media komunikasi yang saya telah sebutkan tadi, tidak perlu dipergunakan semuanya. Cari media yang relevan dengan bisnis dan sesuai dengan kemampuan teman-teman didalam mengelola media-media tersebut, serta dengan target konsumen kalian. Karena mengelola satu media komunikasi saja memerlukan waktu dan energi yang cukup banyak agar dapat efektif. 

Jadi pastikan kalian menginvestasikan waktu dan usaha kalian untuk media yang paling sesuai dengan bisnis dan kemampuan kalian. Konten tidak hanya berbentuk foto dan teks saja, tetapi juga bisa video bahkan sekarang banyak orang sudah memulai aktivitas Pemasarannya melalui media suara seperti Podcast.

Aktivitas Pemasaran tidak hanya online saja, tapi ada juga offline, seperti mengikuti bazar atau bahkan membuka toko sendiri. Media offline ini juga dapat berupa spanduk, baliho, poster, ataupun x-banner di lokasi-lokasi tertentu. Tentu aktivitas pemasaran secara offline biasanya akan lebih memakan banyak biaya, namun akan lebih efektif untuk merubah keputusan membeli calon konsumen karena adanya interaksi secara personal antara kita dengan calon pembeli. Namun karena situasi yang saat ini juga tidak memungkinkan, teman-teman bisa mulai memaksimalkan aktivitas pemasaran secara online di rumah.

Setelah tadi kita membahas mengenai Target Pemasaran dan Strategi Pemasaran, sekarang saatnya masuk ke bagian Anggaran. Yes! Sebuah Rencana Pemasaran harus memiliki anggaran untuk implementasinya. Namun tergantung pula dari media komunikasi yang dipilih ya. Contohnya yang sudah sempat saya sebutkan sebelumnya seperti menggunakan fitur Ads atau jasa influencer di media sosial, tentu teman-teman memerlukan anggaran untuk dapat melakukan kegiatan Pemasaran tersebut. Atau biaya-biaya lain seperti biaya foto produk misalnya, ataupun transportasi ketika mengikuti kegiatan bazar, atau bahkan biaya cetak poster atau spanduk. 

Oleh karena itu, setiap aktivitas pemasaran harus disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki oleh bisnis teman-teman. Menurut saya, jika ada yang tidak berbayar dan memiliki dampak yang besar bagi bisnis, lebih baik maksimalkan Strategi Pemasaran pada media tersebut.

Yang terakhir dari Rencana Pemasaran adalah Tolok Ukur. Ini adalah bagian dimana teman-teman menuliskan indikator keberhasilan dari masing-masing strategi pemasaran. Hal ini penting agar teman-teman dapat mengukur keberhasilan atau kemajuan dari keseluruhan Target Pemasaran kalian. 

Misalnya jika target teman-teman adalah meningkatkan jumlah konsumen pada produk atau jasa yang dijual, dan teman-teman menggunakan strategi melalui media sosial untuk mencapainya, maka salah satu cara melihat apakah target tersebut sudah tercapai atau belum adalah dengan mengukur pertambahan angka penjualan atau transaksi yang terjadi melalui akun media sosial bisnis kalian. 

Jadi pastikan target pemasaran yang kalian buat merupakan target yang dapat diukur, sehingga memudahkan kalian menentukan indikator keberhasilan.




Mau ikut Kelas WhatsApp DNetwork yang lainnya? Terus pantau media sosial DNetwrok dan hubungi kami di 081558775554.

Sampai jumpa di kelas berikutnya!




Membangun Dunia Kerja yang Inklusif

Ketenagakerjaan inklusif kini menjadi perhatian utama di Indonesia. Dengan meningkatnya kesadaran dan dukungan kebijakan pemerintah, semakin banyak organisasi yang menyadari bahwa mempekerjakan penyandang disabilitas bukan hanya tanggung jawab sosial, tetapi juga langkah strategis bisnis.
Tempat kerja yang inklusif menciptakan inovasi, produktivitas, dan rasa kebersamaan yang lebih kuat.

Berikut lima fakta penting tentang bagaimana inklusi disabilitas membentuk masa depan dunia kerja di Indonesia.

1. Kuota 1% untuk Perusahaan Swasta

Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, perusahaan swasta dengan lebih dari 100 karyawan wajib menyediakan setidaknya 1% posisi kerja bagi penyandang disabilitas.
Kebijakan ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap keberagaman dan kesetaraan di tempat kerja.

2. Kuota 2% untuk Instansi Pemerintah dan BUMN

Instansi pemerintah dan BUMN memiliki tanggung jawab lebih besar — mereka wajib membuka minimal 2% formasi pekerjaan bagi penyandang disabilitas.
Kebijakan ini menegaskan bahwa sektor publik harus menjadi teladan dalam mewujudkan dunia kerja yang setara dan inklusif.

3. Karyawan Disabilitas Terbukti Produktif dan Loyal

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa karyawan disabilitas memiliki tingkat produktivitas dan loyalitas yang sama — bahkan lebih tinggi dibandingkan rekan nondisabilitas.
Ketangguhan, etos kerja, dan kemampuan beradaptasi yang kuat menjadikan mereka aset berharga bagi organisasi inklusif.4. Proses Wawancara Bisa Lebih Fleksibel

Inklusi dimulai sejak proses rekrutmen. Wawancara kerja dapat dilakukan dalam berbagai format — tertulis, video, atau dengan pendamping — sebagai bentuk reasonable accommodation.
Fleksibilitas ini memastikan setiap kandidat memiliki kesempatan yang adil untuk menampilkan kemampuan terbaiknya.

5. Karier untuk Semua

Penyandang disabilitas kini memiliki peluang berkarier di berbagai sektor, mulai dari perhotelan dan desain hingga analisis data dan teknologi informasi.
Hal ini membuktikan bahwa kemampuan seseorang tidak ditentukan oleh keterbatasan, melainkan oleh kesempatan yang diberikan.

Menuju Masa Depan yang Lebih Inklusif

Ketenagakerjaan inklusif bukan hanya kewajiban hukum, tetapi juga strategi untuk membangun tempat kerja yang kuat, empatik, dan berkelanjutan.
Dengan memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas, perusahaan dapat meningkatkan inovasi sekaligus memperkuat dampak sosialnya.

Mari bersama-sama menciptakan masa depan di mana setiap individu memiliki kesempatan untuk tumbuh, berkontribusi, dan berprestasi.

Hai Sobat DNetwork! 👋

Pernah dengar istilah aksesibilitas di tempat kerja? Nah, persoalan aksesibilitas ini bukan cuma soal membangun jalur kursi roda atau menyediakan teknologi bantu, tapi tentang menciptakan lingkungan kerja yang adil, nyaman, dan mendukung semua orang—termasuk pekerja penyandang disabilitas.
Tentunya masih banyak perusahaan yang berpikir kalau menyediakan aksesibilitas itu “ribet” atau “biaya tambahan”. Padahal kenyataannya, ada banyak sekali keuntungan yang bisa dirasakan perusahaan kalau serius menerapkan aksesibilitas. Yuk, kita bahas satu per satu!

✨ 1. Kinerja lebih maksimal
Ketika pekerja penyandang disabilitas diberi akses yang memadai—entah itu teknologi bantu, ruang kerja ramah akses, atau prosedur yang inklusif—mereka bisa menunjukkan performa terbaik. Hasil kerja jadi maksimal dan target perusahaan tetap tercapai. Potensi mereka tidak kalah dengan pekerja lain, hanya perlu akses yang setara.

✨ 2. Tim kerja lebih beragam dan kreatif
Dengan adanya akses, pekerja disabilitas bisa berkontribusi penuh. Artinya, perusahaan punya tim kerja yang lebih beragam, dengan sudut pandang berbeda yang memperkaya ide-ide. Keberagaman ini justru membuat perusahaan lebih adaptif dan inovatif dalam menghadapi tantangan bisnis.

✨ 3. Patuh hukum dan hindari cap diskriminasi
Menyediakan aksesibilitas juga berarti perusahaan mematuhi undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku. Selain itu, perusahaan tidak akan dicap sebagai tempat kerja yang diskriminatif. Jadi, ini bukan hanya langkah etis, tapi juga langkah legal yang tepat.

✨ 4. Reputasi sebagai perusahaan inklusif
Di era sekarang, reputasi sangat penting. Perusahaan yang inklusi punya citra positif di mata publik. Masyarakat, mitra, hingga calon karyawan akan melihat perusahaan tersebut sebagai tempat yang ramah, modern, dan peduli pada keadilan.

✨ 5. Lebih memahami konsumen
Faktanya, penyandang disabilitas juga adalah konsumen, pelanggan, atau bahkan pengguna layanan perusahaan kita. Dengan menyediakan aksesibilitas di internal, perusahaan sekaligus belajar memahami kebutuhan konsumen. Hasilnya, layanan dan produk bisa lebih relevan dan ramah bagi semua kalangan.

✨ 6. Budaya empati dan saling menghargai
Perusahaan inklusi biasanya punya tingkat empati tinggi karena terbiasa menghargai perbedaan. Budaya kerja pun jadi lebih sehat: tim saling mendukung, menghargai, dan loyalitas karyawan meningkat.

Jadi, Sobat DNetwork, menyediakan aksesibilitas itu bukan beban, tapi investasi jangka panjang. Perusahaan yang inklusi akan tumbuh lebih kuat, lebih kreatif, dan punya daya saing tinggi.
👉 Yuk, mulai sekarang kita dukung aksesibilitas di tempat kerja. Karena semua orang berhak punya kesempatan yang sama untuk berkembang.

Mari bergabung bersama DNetwork agar Perusahaan Sobat Inklusi melalui program edukasi dari DNetwork.

 

Hai Sobat DNetwork!

Yuk, Cek! Apakah Rekrutmen di Tempatmu Sudah Bebas dari Diskriminasi terhadap Penyandang Disabilitas?

Inklusi kini jadi topik hangat di dunia kerja. Banyak perusahaan sudah mulai membuka peluang bagi penyandang disabilitas. Tapi… sudahkah proses rekrutmen yang kita lakukan benar-benar inklusif dan adil?

Tanpa disadari, ada praktik-praktik yang ternyata masih menyulitkan bahkan mendiskriminasi pelamar kerja penyandang disabilitas.

Semoga hal tersebut tidak terjadi di Perusahaan sobat. Melalui Artikel ini –kita akan sharing khususnya kepada sobat yang bekerja di bidang SDM, rekrutmen, atau manajemen perusahaan agar lebih memahami bentuk-bentuk diskriminasi yang sering terjadi, sekaligus bagaimana cara memperbaikinya.

Lalu apa saja distriminatif yang sering terjadi?

1. Informasi Lowongan Tidak Aksesibel

Ketika mengakses konten lowongan, Penyandang disabilitas sering kesulitan mengakses informasi lowongan tersebut karena kontennya tidak dirancang untuk semua orang.
Misalnya:

  • Teks hanya berupa gambar yang tidak bisa dibaca oleh pembaca layar
  • Tidak ada subtitle atau transkrip untuk video lowongan
  • Situs rekrutmen sulit diakses oleh pengguna alat bantu mobilitas atau pengguna keyboard saja

Akibatnya, banyak calon kandidat tidak bisa mengakses informasi dasar tentang pekerjaan yang mereka minati.

  • Solusi yang dapat sobat lakukan:
    Pastikan format konten bisa diakses oleh Penyandang Disabilitas dengan teknologi bantu yang mereka gunakan
  • Gunakan bahasa yang jelas dan tidak bertele-tele
  • Sediakan deskripsi alternatif untuk gambar dan teks transkrip untuk video/audio
  • Yang paling penting sobat bisa diskusikan dengan Penyandang Disabilitas dan mencobakan konten lowongan yang akan di share untuk memastikan informasi tersebut bisa diakses

2. Lowongan Hanya Terbuka untuk Disabilitas Tertentu

Kadang ada konten lowongan yang menyertakan Kalimat seperti “hanya untuk disabilitas Fisik ringan” atau “tidak menerima pelamar Tuli” adalah bentuk eksklusi yang bisa menutup peluang orang-orang yang sebenarnya mampu dan cocok dengan posisi tersebut.

Setiap individu memiliki kombinasi kemampuan unik. Jenis disabilitas tidak otomatis menentukan apakah seseorang mampu atau tidak menjalankan pekerjaan tertentu.

Solusi:

  • Fokus pada tugas dan tanggung jawab pekerjaan, bukan pada batasan jenis disabilitas
  • Gunakan kalimat seperti: “Terbuka untuk semua pelamar, termasuk penyandang disabilitas. Akomodasi akan disediakan jika diperlukan.”
  • Kita bisa Diskusi dengan Penyandang Disabilitas atau Komunitas Disabilitas untuk lis skill dan pekerjaan yang bisa dilakukan oleh setiap ragam Disabilitas

3. Menyortir Kandidat Berdasarkan Tingkat Disabilitas (Sebelum Wawancara)

Kadang ada proses seleksi menyortir kandidat hanya dari informasi disabilitas di CV atau form aplikasi. Misalnya, kandidat dianggap "tidak layak" hanya karena menggunakan kursi roda, memiliki hambatan pendengaran, atau hambatan bicara, tanpa melihat keahlian dan pengalaman kerjanya.

Ini bentuk diskriminasi berdasarkan asumsi, bukan penilaian objektif.

Solusi:

  • Nilai pelamar berdasarkan kompetensi dan pengalaman kerja
  • Wawancarai terlebih dahulu sebelum menarik kesimpulan
  • Berikan tes keterampilan untuk mengukur kemampuan, bukan sekadar melihat kondisi

4. Tidak Memberikan Kesempatan untuk Diskusi Akomodasi

Kadang tidak terfikir untuk membuka ruang dialog soal kebutuhan akomodasi. Sering kali asumsi langsung menganggap proses rekrutmen “sulit” bila pelamar menyandang disabilitas. Padahal banyak penyandang disabilitas tahu persis apa yang mereka butuhkan, dan solusinya seringkali sederhana!

Contoh: Teman Tuli mungkin hanya butuh media tulisan saat wawancara. Atau seseorang dengan disabilitas Fisik mungkin hanya butuh ruangan yang bisa diakses kursi roda.

Solusi:

  • Tanyakan sejak awal: “Apakah ada dukungan atau penyesuaian yang kami bisa sediakan?”
  • Libatkan pelamar dalam percakapan terkait kebutuhan mereka
  • Jadikan akomodasi sebagai bagian dari proses, bukan pengecualian

5. Memberikan Alasan Penolakan karena Disabilitas

Saat ini Masih banyak pelamar Disabilitas yang mendapat penolakan dengan alasan seperti:
"Karena kondisi disabilitas Anda, kami tidak dapat melanjutkan proses."
Ini bentuk diskriminasi eksplisit yang tidak dibenarkan dan bertentangan dengan prinsip kesetaraan.

Penolakan seharusnya berdasarkan hasil tes atau kecocokan kompetensi, bukan kondisi pribadi.

Solusi:

  • Berikan alasan objektif jika pelamar tidak lolos
  • Hindari menyebut disabilitas sebagai penyebab utama penolakan
  • Gunakan bahasa yang sopan dan membangun

Lalu, Apa yang Bisa Dilakukan Perusahaan Mulai dari Sekarang?

  • Audit ulang proses rekrutmen: dari konten, format, hingga cara komunikasi
  • Latih tim HR tentang inklusi dan bias tidak sadar (unconscious bias.
  • Pastikan semua kandidat bisa mengakses informasi dan proses seleksi
  • Bangun budaya kerja yang mendukung keberagaman dan keterbukaan
  • Libatkan penyandang disabilitas dalam merancang proses yang lebih adil


Yuk, pastikan proses rekrutmen yang kamu jalankan tidak menutup peluang siapa pun hanya karena mereka berbeda.

Karena dunia kerja yang sehat dan kuat dibangun oleh keberagaman kemampuan, perspektif, dan latar belakang.

Agar Rekrutmen di Prusahaan sobat inklusi, yuk bergabung bersama DNetwork untuk mengikuti program edukasi kami.