Mewujudkan lingkungan kerja yang inklusif bagi penyandang disabilitas bukan hanya tentang menyediakan fasilitas tambahan, melainkan memahami secara menyeluruh kebutuhan mereka yang beragam dan spesifik. Akomodasi yang efektif tidak hanya berdampak pada kenyamanan kerja, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan loyalitas karyawan.

Berikut ini adalah strategi komprehensif yang dapat diterapkan perusahaan dalam mengimplementasikan akomodasi kerja yang layak bagi penyandang disabilitas:

1. Memahami Kerangka Regulasi sebagai Dasar Tindakan

Langkah pertama adalah memahami regulasi yang menjadi dasar hukum dan etika. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas serta ketentuan dari Kementerian Ketenagakerjaan mengatur kewajiban pemberi kerja dalam menyediakan akomodasi yang layak. Ini mencakup aksesibilitas fisik, informasi, serta penyesuaian proses kerja yang wajar. Regulasi ini menjadi acuan dalam penyusunan kebijakan internal perusahaan.

2. Meningkatkan Literasi tentang Ragam Disabilitas dan Implikasinya di Dunia Kerja

Setiap jenis disabilitas memiliki kebutuhan yang berbeda. Pemahaman terhadap hal ini menjadi kunci dalam menyediakan akomodasi yang tepat. Beberapa contoh kebutuhan spesifik antara lain:

  • Disabilitas netra: memerlukan screen reader, dokumen atau aplikasi dalam format aksesibel, dan penanda fisik seperti guiding block.

  • Disabilitas daksa: membutuhkan meja kerja yang dapat diatur, ramp, dan akses lift yang ramah pengguna kursi roda.

  • Disabilitas Tuli: membutuhkan juru bahasa isyarat, teks tertulis, atau simbol visual lainnya untuk mendukung komunikasi.

  • Disabilitas intelektual dan psikososial: membutuhkan komunikasi yang jelas, struktur kerja yang stabil, serta dukungan sosial dari rekan kerja.

Pengetahuan ini mencegah pendekatan akomodasi yang bersifat generik dan memastikan solusi yang diberikan benar-benar relevan.

3. Melakukan Pendekatan Komunikatif dengan Karyawan Disabilitas

Alih-alih berasumsi, ajak karyawan dengan disabilitas berdialog secara terbuka mengenai kebutuhan mereka. Komunikasi yang aktif dan rutin akan membangun kepercayaan serta menciptakan lingkungan kerja yang responsif. Pengalaman dan perspektif langsung dari karyawan sangat berharga dalam merancang solusi akomodasi yang efektif.

4. Melakukan Asesmen Kebutuhan Akses secara Individual dan Terstruktur

Kebutuhan setiap individu tidak bisa disamakan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan asesmen kebutuhan secara personal, melalui:

  • Wawancara individual

  • Survei internal

  • Observasi langsung di lingkungan kerja

Hasil asesmen harus dicatat dan dianalisis agar menjadi dasar dalam merancang akomodasi yang tepat sasaran dan berkelanjutan.

5. Berinvestasi pada Pelatihan Inklusi bagi Tim HR dan Manajemen

Pelatihan dan workshop tentang inklusi disabilitas perlu diberikan kepada tim HR dan manajemen. Topik seperti rekrutmen inklusif, cara memberikan umpan balik yang sensitif, serta membangun lingkungan kerja yang mendukung keberagaman akan memperkuat budaya organisasi yang adaptif dan tidak diskriminatif.

6. Melakukan Uji Coba dan Validasi Akomodasi

Sebelum akomodasi diterapkan secara luas, lakukan uji coba bersama karyawan yang membutuhkannya. Mintalah umpan balik langsung untuk menilai apakah fasilitas atau alat bantu yang disediakan benar-benar efektif.

Misalnya, sebuah aplikasi internal yang dianggap telah aksesibel, ternyata belum dapat digunakan dengan nyaman oleh pengguna screen reader karena kendala teknis. Uji coba seperti ini mencegah pemborosan anggaran dan memastikan efektivitas akomodasi.

7. Melakukan Evaluasi dan Penyesuaian Secara Berkala

Kebutuhan karyawan dapat berubah seiring waktu—baik karena perkembangan teknologi, perubahan peran, maupun kondisi kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan evaluasi akomodasi secara berkala (misalnya setiap enam bulan), dan melibatkan karyawan dalam proses evaluasi tersebut.

Akomodasi kerja bukan sekadar fasilitas tambahan, tetapi representasi dari prinsip keadilan dan kesetaraan akses di tempat kerja. Perusahaan yang mengimplementasikan akomodasi secara tepat tidak hanya memenuhi kewajiban hukum, tetapi juga menunjukkan kepemimpinan dalam membangun budaya kerja yang inklusif, inovatif, dan sejahtera.

Mari bergabung bersama DNetwork dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih ramah bagi penyandang disabilitas, melalui program edukasi dan pendampingan dalam penerapan akomodasi kerja yang layak.

Bersama, kita wujudkan dunia kerja yang setara, adaptif, dan inklusif.

#InklusiDiTempatKerja #StrategiAkomodasi #DisabilityInclusion #DNetworkUntukPerusahaan

🌟 Hai Sobat DNetwork!

Apakah kamu sedang mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja? Kalau iya, ada dua bekal penting yang wajib kamu kuasai—terutama sebagai penyandang disabilitas. Dua bekal itu adalah hard skill dan soft skill. Mungkin kamu sudah pernah mendengarnya, tapi apakah kamu benar-benar memahami apa arti keduanya dan mengapa keduanya penting?

Mari kita bahas bersama.

Mengenal Hard Skill dan Soft Skill

Hard skill adalah kemampuan teknis yang bisa kamu pelajari melalui pelatihan, kursus, sekolah, atau pengalaman langsung. Hard skill biasanya berkaitan langsung dengan pekerjaan tertentu dan dapat diukur atau dibuktikan secara nyata. Misalnya, kemampuan mengetik cepat dan akurat, mengoperasikan komputer, menjahit, melakukan servis barang elektronik, desain grafis, akuntansi, hingga coding.

Dengan kata lain, hard skill adalah bukti bahwa kamu memiliki kompetensi teknis yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas tertentu di tempat kerja.

Sementara itu, soft skill adalah kemampuan non-teknis yang berkaitan dengan bagaimana kamu bersikap, berpikir, dan berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan ini mencakup cara kamu berkomunikasi, bekerja sama dalam tim, bersikap disiplin, berpikir positif, serta ketangguhan mental dalam menghadapi tekanan atau tantangan.

Berbeda dengan hard skill yang bisa diukur, soft skill lebih sulit dilihat secara langsung, tapi sangat terasa dampaknya dalam kehidupan kerja. Soft skill membuat kamu bisa bertumbuh, menyesuaikan diri, dan bekerja sama secara efektif dalam lingkungan kerja.

Mengapa Keduanya Penting?

Memiliki hard skill saja tidak cukup. Banyak orang memiliki keahlian teknis yang luar biasa, tetapi kesulitan berkembang karena tidak mampu bekerja sama, kurang percaya diri, atau tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Sebaliknya, memiliki soft skill saja juga belum cukup jika kamu belum memiliki keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan tertentu.

Inilah mengapa keseimbangan antara hard skill dan soft skill sangat penting. Keduanya saling melengkapi dan akan membentuk dirimu menjadi pribadi yang siap kerja dan siap berkembang. Hard skill membuatmu kompeten, dan soft skill membuatmu adaptif.

Belajar Teori Saja Tidak Cukup

Sebagai penyandang disabilitas, memahami teori saja tidak akan cukup. Kamu juga perlu mengalami langsung dunia kerja, karena banyak hal yang hanya bisa dipelajari melalui praktik. Ketika kamu masuk ke lingkungan kerja, kamu akan menghadapi berbagai situasi nyata yang mungkin belum pernah kamu alami sebelumnya.

Di tempat kerja, kamu bisa belajar mengatasi rasa minder. Jika selama ini kamu hanya berinteraksi dalam lingkungan sesama disabilitas—misalnya di sekolah atau komunitas—maka kamu mungkin akan merasa canggung atau kurang percaya diri saat memasuki dunia kerja. Dengan mengalami lingkungan kerja secara langsung, kamu akan terbiasa dan lebih kuat secara mental.

Selain itu, kamu akan belajar bagaimana cara berkomunikasi dengan rekan kerja atau atasan. Komunikasi di tempat kerja seringkali berbeda dibandingkan di lingkungan sosial biasa. Kamu akan belajar menjadi lebih profesional, menghargai waktu dan struktur, serta memahami budaya kerja.

Kamu juga akan menghadapi tantangan nyata—yang tidak bisa kamu dapatkan hanya dari simulasi atau pelatihan. Tantangan-tantangan inilah yang akan membentuk daya juang dan kemampuan beradaptasi. Dan kadang, dari proses itulah kamu justru menemukan potensi dirimu yang selama ini tersembunyi.

Mulai dari Langkah Kecil

Setelah memahami pentingnya keterampilan dan pengalaman langsung, kini saatnya melangkah maju. Kamu bisa mulai dengan mengikuti pelatihan kerja yang sesuai dengan minat dan bakatmu. Saat kamu memilih pelatihan yang sejalan dengan apa yang kamu sukai, proses belajar akan terasa menyenangkan dan lebih relevan. Entah itu teknologi, pelayanan pelanggan, kerajinan, atau seni, semua bisa menjadi awal dari jalan kariermu.

Selanjutnya, ambillah kesempatan magang, meskipun hanya sebentar. Magang adalah pintu masuk ke dunia profesional yang sesungguhnya. Kamu bisa mengenal ritme kerja, belajar tanggung jawab, dan berlatih bersosialisasi dengan rekan kerja dalam suasana yang sesungguhnya. Pengalaman ini akan sangat berharga, bahkan jika kamu masih dalam tahap belajar.

Kamu juga bisa mulai terlibat dalam komunitas dan jaringan profesional. Komunitas seperti DNetwork bukan hanya tempat berbagi informasi, tapi juga tempat bertumbuh bersama. Kamu bisa belajar dari mereka yang sudah lebih dulu menapaki jalan ini, menemukan mentor, atau bahkan mendapatkan informasi lowongan kerja dan pelatihan.

Yang paling penting, jangan menunggu sempurna untuk mulai. Bangun kariermu dari sekarang. Coba pekerjaan freelance, ikut proyek kecil, atau bantu kegiatan di komunitas. Jangan takut gagal, karena kegagalan bukanlah akhir, melainkan bagian dari proses pembelajaran.

Kamu Tidak Sendirian

DNetwork hadir untuk mendampingi setiap langkahmu. Kami percaya bahwa setiap penyandang disabilitas punya potensi untuk sukses, asalkan diberi kesempatan dan dukungan yang tepat. Dunia kerja yang inklusif adalah hak kita bersama.

📲 Temukan pelatihan, magang, dan informasi kerja terbaru di DNetwork.
💡 Mulailah dari yang kecil, dan percayalah bahwa setiap langkahmu berarti.

#DNetwork #DisabilitasBisaKerja #HardSkillSoftSkill #KarierInklusif #PelatihanDisabilitas #MagangDisabilitas #PeluangUntukSemua #InklusiItuNyata

Hai Sobat DNetwork!
Proses wawancara kerja yang inklusif bukan hanya soal menerima pelamar dari berbagai latar belakang, tapi juga memastikan setiap tahapnya adil dan aksesibel bagi penyandang disabilitas. Yuk, simak 6 tips berikut untuk menciptakan wawancara yang ramah dan setara:

1️⃣ Pahami Disabilitas dan Kebutuhan Aksesnya
Sebelum wawancara, cari tahu jenis disabilitas pelamar agar bisa menyesuaikan kebutuhan mereka — seperti akses kursi roda, pendamping, atau alat bantu komunikasi. Jika belum tahu, jangan ragu untuk bertanya langsung kepada pelamar.

2️⃣ Utamakan Kemampuan, Bukan Kondisi Fisik
Fokuslah pada kompetensi, pengalaman, dan potensi kerja pelamar. Jangan menilai berdasarkan kondisi fisiknya. Penyandang disabilitas memiliki kapasitas yang setara dengan pelamar lainnya jika diberi kesempatan yang adil.

3️⃣ Gunakan Media Komunikasi yang Aksesibel
Pastikan undangan wawancara dikirim melalui platform yang mudah diakses, dengan bahasa yang jelas dan tidak bertele-tele. Ini penting bagi pelamar dengan hambatan kognitif, sensorik, atau netra.

4️⃣ Siapkan Lokasi dan Fasilitas yang Ramah Akses
Tempat wawancara sebaiknya bebas hambatan — misalnya tanpa tangga, ada jalur kursi roda, guiding block, atau ruangan yang mudah dijangkau. Sediakan pendamping atau penerjemah jika dibutuhkan, terutama bagi pelamar Tuli atau Netra.

5️⃣ Diskusikan Secara Terbuka Jika Ada Kekhawatiran
Jika ada keraguan tentang bagaimana pelamar akan bekerja, bicarakan langsung dalam wawancara. Ini memberi kesempatan bagi pelamar untuk menjelaskan cara kerja mereka dan dukungan yang biasa mereka gunakan.

6️⃣ Uji Kemampuan Secara Langsung Jika Perlu
Bila masih ragu, berikan tes kerja singkat yang relevan untuk melihat langsung kemampuan pelamar. Pastikan tes tersebut juga bisa diakses dengan teknologi bantu jika diperlukan.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, proses wawancara kerja bisa menjadi lebih inklusif, adil, dan menghargai keberagaman.
Butuh dukungan lebih lanjut? Yuk, konsultasi dengan DNetwork! 💙

 

Halo sobat DNetwork!

Wawancara kerja itu penting. Bisa jadi penentu kamu diterima kerja atau tidak.

CV dan surat lamaran memang penting. Tapi, cara kamu menjawab saat wawancara juga sangat penting. Di wawancara, perusahaan ingin tahu:

  • Siapa kamu?

  • Bisa komunikasi atau tidak?

  • Siap kerja atau belum?

Untuk teman disabilitas, wawancara bisa terasa sulit. Tapi jangan takut. Kalau kamu siap dan percaya diri, kamu bisa!

Berikut tips wawancara kerja yang mudah dipahami:


1. Ikut Pelatihan Wawancara

Ikut pelatihan bisa bantu kamu lebih siap. Banyak pelatihan untuk disabilitas, termasuk dari DNetwork. Di pelatihan, kamu bisa belajar:

  • Cara jawab pertanyaan

  • Latihan percaya diri

  • Simulasi wawancara


2. Latihan Jawab Pertanyaan

Beberapa pertanyaan sering ditanya saat wawancara. Contoh:

  • “Ceritakan tentang diri kamu.”

  • “Apa kelebihan dan kekurangan kamu?”

  • “Kenapa ingin kerja di sini?”

Latihan jawab ini agar kamu tidak bingung. Jawab singkat, jelas, dan yakin.


3. Pakai Baju Rapi

Penampilan itu penting. Pakai baju formal dan bersih. Ini tanda kamu serius dan menghargai wawancara.


4. Percaya Diri

Saat wawancara, coba tetap tenang. Kalau gugup, tarik napas dalam-dalam. Ingat: kamu juga menilai perusahaan, bukan hanya mereka menilai kamu.


5. Fokus pada Kemampuan

Kamu disabilitas? Tidak apa-apa! Jangan minder. Yang penting:

  • Kamu punya kemampuan

  • Kamu punya semangat kerja

  • Kamu bisa kontribusi

Bicarakan keahlian, bukan kondisi.


6. Ceritakan Pengalaman

Gunakan waktu wawancara untuk cerita:

  • Kamu pernah kerja di mana?

  • Ikut pelatihan apa?

  • Pernah buat proyek apa?

Cerita ini bisa bantu HRD melihat kemampuan kamu.


7. Jelaskan Cara Kamu Bekerja

Kalau HRD belum tahu disabilitas kamu, tidak apa-apa, kamu bisa jelaskan:

  • Kamu kerja seperti apa?

  • Kamu pakai alat bantu apa? (misalnya: screen reader, tongkat, kursi roda)

Ini penting agar perusahaan tahu cara mendukung kamu.


Kesimpulan

Wawancara kerja bisa sulit. Tapi ini juga kesempatan. Tunjukkan:

  • Kamu siap

  • Kamu percaya diri

  • Kamu punya kemampuan

Kamu punya potensi besar. Jangan takut! Terus belajar dan ambil peluang yang ada.


Gabung DNetwork yuk!
DNetwork punya program:

  • Pelatihan wawancara

  • Konsultasi CV

  • Info lowongan kerja untuk disabilitas


Kalau kamu mau, aku juga bisa bantu bikin versi video dengan subtitle sederhana atau bahasa isyarat. Mau dicoba?

DNetwork terus berupaya untuk menghubungkan pencari kerja disabilitas dengan perusahaan-perusahaan yang terbuka dan mendukung dunia kerja yang inklusif.

Saat ini DNetwork berpartner dengan Ayana Resort and Spa di Nusa Dua yang mempekerjakan dua karyawan Tuli : Gunawan dan Adit. Gunawan bekerja di departemen Florist (Penata Bunga) dan Adit di bagian Garde Manger (menyiapkan makanan dingin).

“Penting bagi kami untuk memilih mitra yang tepat yang sejalan dengan nilai-nilai kami. DNetwork dalam hal ini merupakan partner yang tepat, mengingat upaya dan kepedulian mereka yang tidak ada tandingannya.” ujar Clive Edwards, General Manager Ayana Resort and Spa. 

Ayana Resort and Spa adalah salah satu mitra terbaik DNetwork. Tim DNetwork tentunya bangga dapat bekerjasama dengan banyak organisasi dan perusahaan terkemuka di seluruh Indonesia menyediakan lapangan kerja dan berupaya untuk menghapus stigma yang melekat pada penyandang disabilitas.

Untuk informasi lebih lanjut tentang cara bermitra dengan DNetwork, lowongan saat ini atau pencapaian terbaru, silakan kunjungi www.dnetwork.net.

Staf DNetwork hadir dalam Bursa Kerja Kementerian Tenaga Kerja di Jawa Timur dan Bali yang diadakan pada September 2018. Dalam kegiatan tersebut DNetwork memberikan konsultasi dan saran kepada pencari kerja disabilitas, serta menerima lamaran pekerjaan untuk lowongan yang terbuka saat ini. Menghadiri Bursa Kerja merupakan agenda tahunan DNetwork. Pada Bursa Kerja di Bali dan Jawa Timur total lebih dari 50 pencari kerja disabilitas hadir dan berkonsultasi dengan DNetwork. Mereka juga berkesempatan untuk melamar lowongan kerja yang tersedia di platform DNetwork. Tidak hanya itu, para pencari kerja juga dapat mengunjungi booth perusahaan lain untuk mendiskusikan peluang kerja potensial yang ada di perusahaan tersebut. Semangat para pencari kerja inilah yang menjadi sumber inspirasi kami di DNetwork.

DNetwork adalah platform bagi perusahaan mengiklankan lowongan kerja dan membantu menghubungkan perusahaan dengan pencari kerja potensial. DNetwork juga menjalin hubungan baik dengan Dinas Ketenagakerjaan di banyak provinsi sehingga dapat menghadiri acara yang diadakan Dinas Ketenagakerjaan seperti bursa kerja. Dukungan yang diberikan merupakan wujud kepercayaan pemerintah atas kinerja DNetwork dan juga peranan penyandang disabilitas di dunia kerja di Indonesia. Di Bulan Oktober nanti DNetwork juga akan mendapat kesempatan untuk bertemu dengan pencari kerja dan perusahaan melalui bursa kerja

Belum sempat mengikuti Kelas WhatsApp DNetwork? Tenang.. kita ada ringkasannya. Simak di bawah ini, ya!

 

 

Halo teman-teman! Apa kabar semuanya?

Semoga masih semangat di siang menuju sore ini untuk mengikuti Kelas DNetwork hari ini. Perkenalkan nama saya Saniy, saya dari E.thical, sebuah organisasi yang menyediakan Program Pendidikan Kewirausahaan Berkelanjutan bagi anak-anak muda di Indonesia khususnya mereka yang tinggal di daerah terluar dan terpencil Indonesia agar mereka dapat memiliki kesempatan untuk belajar mengenai kewirausahaan dan mengembangkan diri mereka, serta berkontribusi dalam penguatan perekenomian di daerah. E.thical telah melakukan program pertama kami pada tahun lalu di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur bersama dengan 23 anak muda dan saat ini kami masih melakukan pendampingan bagi 12 bisnis ide yang terpilih dari program kami.

 Nah! Hari ini saya akan membantu teman-teman untuk memahami prinsip-prinsip pemasaran dan bagaimana teman-teman dapat merencanakan strategi pemasaran di dalam usahanya sehingga usaha teman-teman bisa lebih dikenal oleh konsumen dan masyarakat luas. Kita mulai ya!

Apa sih pemasaran itu? Atau dalam bahasa inggrisnya kita mengenal dengan kata Marketing. Jadi, Pemasaran adalah suatu proses atau kegiatan menyeluruh, terpadu dan terencana, yang dilakukan oleh sebuah bisnis atau usaha untuk memperkenalkan barang atau jasanya kepada calon konsumen. Maksudnya menyeluruh disini adalah prosesnya. 

Ketika teman-teman menetapkan produk atau jasa yang ingin teman-teman jual, kemudian menetapkan harga, mempromosikan produk atau jasa tersebut, dan mendistribusikan atau mengirimkannya kepada calon konsumen, maka *keseluruhan proses tersebut adalah kegiatan pemasaran*. Minggu lalu teman-teman belajar mengenai kebutuhan pasar atau bagaimana produk atau jasa teman-teman dapat memenuhi kebutuhan calon konsumen. Nah, aktivitas tersebut juga merupakan sebuah kegiatan pemasaran. 

Pemasaran biasanya memiliki target jangka panjang, tidak hanya untuk  memastikan produk atau jasa kita terjual saja, tetapi juga memastikan terciptanya hubungan yang baik dan positif antara bisnis kita dengan konsumen sehingga mereka tetap percaya dan setia dengan usaha kita, bahkan bisa menjadi pelanggan. 

Nah untuk melakukan aktivitas komunikasi pemasaran, teman-teman juga perlu membangun identitas usaha atau brand. Bagaimana caranya?

Untuk membahas apa itu brand, saya beri contoh ya, Gojek misalnya, sebuah bisnis transportasi online yang cukup terkenal di Indonesia. Saya mau bertanya, kira-kira apa yang teman-teman pikirkan ketika mendengar kata Gojek atau melihat logo hijau dengan lingkaran dan nama Gojek? 

 Apakah Gojek menjadi pilihan pertama teman-teman ketika membutuhkan transportasi atau butuh jasa antar beli makanan misalnya? 

Jika iya, maka Gojek telah berhasil membuat identitasnya atau brandnya melekat di pikiran teman-teman dalam bidang jasa transportasi online. 

 Walaupun mungkin ada usaha sejenis Gojek yang juga terkenal di Indonesia. Nah dalam hal ini, Gojek telah berhasil mempengaruhi teman-teman untuk menaruh kepercayaan kepada Gojek dibandingkan yang lain. 

 Mungkin teman-teman bertanya, apa yang dilakukan Gojek sehingga mereka bisa mempengaruhi keputusan teman-teman?

 

Ada beberapa hal yang dilakukan oleh sebuah bisnis atau usaha untuk bisa mendapatkan perhatian calon konsumennya. Selain melakukan aktivitas Pemasaran, ada lagi hal penting sebelum kita mulai memasarkan produk atau jasa yang usaha kita miliki, yaitu identitas brand atau proses branding. 

 Sebuah brand dapat mudah dikenali dengan berbagai cara:

  1. Nama merek atau usaha
  2. Logo usaha
  3. Tampilan visual lainnya seperti desain produk, desain kemasan, warna khas.
  4. Suara khas dari usaha, dapat berupa lagu atau jingle misalnya. 
  5. Sosok pendiri atau pekerja dari usaha. Kenapa ini penting? Biasanya hal ini dapat mempengaruhi keputusan konsumen di dalam membeli suatu produk atau jasa. Saat ini sudah banyak konsumen yang ingin tahu dan mengenal orang-orang dibalik produk atau jasa yang mereka beli sehingga mereka merasa lebih dekat dengan brand kita dan akhirnya menjadi pelanggan. 
  6. Kata-kata atau gaya berkomunikasi. Nah ini dapat berupa tagline atau slogan dari usaha teman-teman atau gaya bahasa yang digunakan ketika berkomunikasi dengan calon konsumen baik online maupun offline. Apakah bahasa yang digunakan informal, formal, profesional, atau inspiratif misalnya.

 Yang paling penting dalam tahap ini adalah pastikan usaha atau merk teman-teman memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh usaha-usaha lain yang sejenis dengan usaha kalian. Berikan nilai-nilai unik yang membuat calon konsumen lebih memilih produk atau jasa yang kamu jual dibandingkan yang lain. 

 Semoga penjelasan saya membantu teman-teman untuk memiliki pemahaman yang lebih baik lagi mengenai cara membangun merek atau brand ya, sebelum kita masuk ke bagian Rencana Pemasaran.

Selanjutnya, setelah teman-teman mengetahui hal-hal yang mendukung kegiatan pemasaran, seperti pembentukan branding tadi. Saatnya kita membuat Rencana Pemasaran! 

Dalam melakukan Pemasaran, penting bagi teman-teman untuk membuat rencananya terlebih dahulu sebelum memulai eksekusi. Hal ini dilakukan agar kegiatan pemasaran yang dilakukan dapat tepat sasaran sesuai dengan target yang ingin teman-teman capai dan memiliki dampak yang lebih efektif jika dibandingkan dilakukan tanpa rencana atau mendadak. 

Ingat! untuk menjaga usaha atau bisnis tetap berkelanjutan, sebuah usaha butuh kegiatan Pemasaran di dalamnya. Namun, pemasaran tidak melulu berbicara tentang bagaimana produk kita bisa laku terjual, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat membangun koneksi dengan konsumen sehingga konsumen tetap loyal menggunakan produk atau jasa kita. 

Di dalam Rencana Pemasaran, terdapat beberapa hal yang harus dibuat, yaitu Target Pemasaran, Strategi Pemasaran, Anggaran, dan Tolok Ukur. Kita mulai bahas satu persatu ya :) 

Dan untuk mempermudah penjelasannya, berikut juga saya kirimkan format kanvas Rencana Pemasaran yang bisa teman-teman pakai untuk membuat Rencan Pemasaran bisnisnya.

Di dalam membuat Target Pemasaran, penting bagi teman-teman untuk mengetahui bagaimana tahapan-tahapan yang dilewati oleh konsumen dalam berinteraksi dengan usaha atau bisnis kita. Seiring dengan semakin majunya teknologi dan semakin beragamnya cara bagi bisnis untuk memasarkan produk atau jasanya, hasil dari sebuah kegiatan pemasaran tidak harus selalu terkait dengan penjualan. 

Tahapan yang konsumen lewati ada 4 tahap. Kalau dalam gambar bentuk diagramnya seperti kerucut terbalik atau segitiga terbalik:

  1. Pada tahap awal, ada yang dinamakan Awareness (Kesadaran) - Ini adalah tahapan dimana calon konsumen sudah menyadari kehadiran usaha atau bisnis. Biasanya mereka yang telah membaca atau mendengar informasi tentang usaha atau produk yang kita jual.
  2. Setelah mereka mengetahui tentang usaha atau bisnis kita, maka yang kedua adalah tahap Interest (Ketertarikan) - Ini adalah tahapan dimana calon konsumen mulai suka dan tertarik dengan produk atau jasa kita. Biasanya ini dapat kita lihat hasilnya melalui media online, misalnya mereka akan mulai mengikuti usaha kita di media sosial atau membuka website kita.
  3. Kemudian yang selanjutnya adalah tahap Desire (Keinginan) - Ini adalah tahapan dimana calon konsumen mulai menunjukkan keinginannya untuk membeli atau menggunakan produk atau jasa. Jika ada calon konsumen yang mulai bertanya mengenai produk atau jasa yang kita jual. Maka mereka sudah memasuki tahapan ini.
  4. Tahapan paling akhir dari perjalanan konsumen adalah Action (Melakukan tindakan) - Dalam tahap ini, calon konsumen sudah menjadi konsumen atau bahkan telah menjadi pelanggan kalian, dimana mereka melakukan pembelian berulang terhadap produk atau jasa yang kita jual.

Target Pemasaran yang nanti teman-teman buat dapat dikaitkan dengan tahapan-tahapan ini.

Sekarang kita akan masuk ke bagian bagaimana cara membuat Target Pemasaran. Setelah mengetahui perjalanan calon konsumen dalam aktivitas pemasaran, ini saatnya membuat Target Pemasaran untuk usaha atau bisnis kalian. Target Pemasaran ini dibuat untuk jangka panjang, misalnya dalam jangka waktu 6-12 bulan kedepan. Dalam membuat Target Pemasaran, target yang dimiliki harus SMART. Apa itu SMART?

  • Specific (Spesifik) - Target pemasaran kalian harus dapat dibuat spesifik dan jelas. Hindari target yang terlalu umum atau kurang mendetail karena Target Pemasaran yang lebih spesifik memiliki kesempatan lebih besar untuk dicapai dibandingkan Target yang masih bersifat umum.
  • Measurable (Terukur atau dapat diukur) - Target pemasaran yang baik harus dapat diukur progresnya sehingga kalian dapat mengetahui apakah target tersebut telah tercapai atau belum
  • Achievable (Dapat diraih) - target yang dibuat harus realistis dan dapat dicapai. Sebuah target tidak boleh dibuat terlalu mudah tetapi juga tidak boleh terlalu sulit sehingga mustahil untuk dicapai.
  • Relevant (Relevan) -  Target harus relevan dengan prioritas, dan realistis dengan kapasitas produksi misalnya dan kemampuan yang dimiliki oleh teman-teman dan tim yang ada di dalam usahanya.
  • Timely (Waktu yang jelas) - Target yang baik perlu memiliki kerangka waktu atau tenggat waktu untuk mencapainya.

Disini aku coba beri contoh Target Pemasaran yang SMART untuk Gojek, yaitu Meningkatkan jumlah pengguna aplikasi Gojek sebanyak 5000 pengguna baru dalam waktu 6 bulan. 

Dapat teman-teman identifikasi dari Target Pemasaran Gojek yang saya sebutkan tadi bahwa di dalamnya terkandung elemen yang SMART. Nah nanti teman-teman bisa mulai berlatih di dalam membuat target yang SMART.

Kemudian, dalam Rencana Pemasaran dapat terkandung lebih dari satu Target Pemasaran tergantung dari prioritas teman-teman di dalam usahanya saat ini, atau 6-12 bulan kedepan.

Setelah Target Pemasaran telah ditentukan, ini saatnya kalian membuat Strategi Pemasaran. Apa bedanya dengan Target Pemasaran? Kalau Target itu adalah tujuan kalian melakukan suatu kegiatan Pemasaran, sedangkan Strategi Pemasaran adalah langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mencapai suatu Target Pemasaran

Nah pada tahap ini, teman-teman mulai memikirkan metode yang kira-kira perlu dilakukan untuk memasarkan produk atau jasa baik secara online maupun offline.

Pada satu Target Pemasaran, teman-teman dapat membuat lebih dari satu Strategi Pemasaran. Dalam membuat strategi, selalu disesuaikan dengan target konsumen kalian, misalnya jika kalian ingin menggunakan media online dalam aktivitas pemasaran kalian dan target konsumen dari usaha teman-teman adalah anak muda, maka teman-teman bisa menggunakan Instagram misalnya. Atau kalau ternyata target konsumen teman-teman tidak menggunakan media sosial sama sekali, maka teman-teman bisa menggunakan WhatsApp misalnya atau SMS. Tergantung dari siapa yang ingin teman-teman sasar.

Ada banyak metode pemasaran yang bisa dilakukan baik secara online maupun offline. Kita bahas satu persatu setelah ini ya!

Yuk kita bahas mengenai saluran komunikasi Online. Ada apa aja sih? Saya yakin teman-teman juga pasti sudah banyak yang mengetahui atau bahkan sedang menjalankan bisnis atau usahanya secara online. Ada beberapa jenis media online yang dapat digunakan dalam aktivitas Pemasaran:

  • Media Sosial, berupa Instagram, Facebook, Youtube, bahkan Tik Tok. Inilah contoh-contoh dari media sosial yang biasanya digunakan usaha atau bisnis untuk memasarkan produk atau jasa. Di dalam menggunakan media sosial sebagai alat pemasaran, teman-teman harus konsisten membuat konten-konten menarik yang tentunya disesuaikan dengan jenis salurannya. 

Konten-kontennya bisa berupa informasi mengenai usaha atau produk atau jasa yang dijual, bisa juga berupa konten edukasi terkait usaha atau bisnis yang sedang dijalankan, contohnya jika ada yang produknya makanan sehat, kalian bisa membuat konten edukasi mengenai manfaat dari makanan tersebut bagi kesehatan tubuh, sehingga memberi pengetahuan dan ilmu baru kepada calon konsumen. Konten lainnya adalah konten hiburan yang menarik calon konsumen. 

Coba buka referensi-referensi konten dari usaha-usaha sejenis yang menurut teman-teman sudah baik sebagai inspirasi dalam membuat konten bisnis kalian. Sesuaikan konten dan bahasa yang digunakan dengan target konsumen teman-teman ya. Ohya, media sosial juga dapat digunakan untuk memasarkan produk kalian kepada calon konsumen yang mungkin belum mengikuti profil usaha teman-teman di media sosial. Hal ini dapat dilakukan melalui fitur Ads atau Iklan berbayar. Bahkan sekarang teman-teman bisa pula bekerjasama dengan Influenser untuk mempromosikan produk atau jasa teman-teman. Tentunya teman-teman harus menyiapkan anggaran untuk itu. Nanti kita bahas ya mengenai anggaran.

  • Fitur Chat seperti WhatsApp atau Line,  juga bisa menjadi media pemasaran bagi usaha teman-teman. Fitur ini sifatnya lebih personal sehingga memudahkan pemesanan produk atau jasa.
  • Marketplace. Saat ini marketplace, seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee, telah memudahkan banyak usaha untuk menjual produk mereka karena sistemnya yang otomatis dan gratis. Sehingga bisnis tidak perlu repot-repot membuat website ecommerce sendiri untuk berjualan. Yang teman-teman perlu lakukan adalah membuat konten foto produk yang baik dan deskripsi produk yang detail untuk mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk dari usaha teman-teman.
  • Website. Jika teman-teman memiliki anggaran yang lebih, maka teman-teman dapat membuat website khusus untuk profil bisnis dan pemasaran produk teman-teman.

Perlu diperhatikan bawah semua media komunikasi yang saya telah sebutkan tadi, tidak perlu dipergunakan semuanya. Cari media yang relevan dengan bisnis dan sesuai dengan kemampuan teman-teman didalam mengelola media-media tersebut, serta dengan target konsumen kalian. Karena mengelola satu media komunikasi saja memerlukan waktu dan energi yang cukup banyak agar dapat efektif. 

Jadi pastikan kalian menginvestasikan waktu dan usaha kalian untuk media yang paling sesuai dengan bisnis dan kemampuan kalian. Konten tidak hanya berbentuk foto dan teks saja, tetapi juga bisa video bahkan sekarang banyak orang sudah memulai aktivitas Pemasarannya melalui media suara seperti Podcast.

Aktivitas Pemasaran tidak hanya online saja, tapi ada juga offline, seperti mengikuti bazar atau bahkan membuka toko sendiri. Media offline ini juga dapat berupa spanduk, baliho, poster, ataupun x-banner di lokasi-lokasi tertentu. Tentu aktivitas pemasaran secara offline biasanya akan lebih memakan banyak biaya, namun akan lebih efektif untuk merubah keputusan membeli calon konsumen karena adanya interaksi secara personal antara kita dengan calon pembeli. Namun karena situasi yang saat ini juga tidak memungkinkan, teman-teman bisa mulai memaksimalkan aktivitas pemasaran secara online di rumah.

Setelah tadi kita membahas mengenai Target Pemasaran dan Strategi Pemasaran, sekarang saatnya masuk ke bagian Anggaran. Yes! Sebuah Rencana Pemasaran harus memiliki anggaran untuk implementasinya. Namun tergantung pula dari media komunikasi yang dipilih ya. Contohnya yang sudah sempat saya sebutkan sebelumnya seperti menggunakan fitur Ads atau jasa influencer di media sosial, tentu teman-teman memerlukan anggaran untuk dapat melakukan kegiatan Pemasaran tersebut. Atau biaya-biaya lain seperti biaya foto produk misalnya, ataupun transportasi ketika mengikuti kegiatan bazar, atau bahkan biaya cetak poster atau spanduk. 

Oleh karena itu, setiap aktivitas pemasaran harus disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki oleh bisnis teman-teman. Menurut saya, jika ada yang tidak berbayar dan memiliki dampak yang besar bagi bisnis, lebih baik maksimalkan Strategi Pemasaran pada media tersebut.

Yang terakhir dari Rencana Pemasaran adalah Tolok Ukur. Ini adalah bagian dimana teman-teman menuliskan indikator keberhasilan dari masing-masing strategi pemasaran. Hal ini penting agar teman-teman dapat mengukur keberhasilan atau kemajuan dari keseluruhan Target Pemasaran kalian. 

Misalnya jika target teman-teman adalah meningkatkan jumlah konsumen pada produk atau jasa yang dijual, dan teman-teman menggunakan strategi melalui media sosial untuk mencapainya, maka salah satu cara melihat apakah target tersebut sudah tercapai atau belum adalah dengan mengukur pertambahan angka penjualan atau transaksi yang terjadi melalui akun media sosial bisnis kalian. 

Jadi pastikan target pemasaran yang kalian buat merupakan target yang dapat diukur, sehingga memudahkan kalian menentukan indikator keberhasilan.




Mau ikut Kelas WhatsApp DNetwork yang lainnya? Terus pantau media sosial DNetwrok dan hubungi kami di 081558775554.

Sampai jumpa di kelas berikutnya!




Kelas WhatsApp DNetwork diadakan setiap Jumat, loh. Bagi yang ikut kemarin masih ingat isi kelasnya? Atau kamu belum bergabung? Tenang... Kamu bisa baca rangkuman di bawah ini!  Selamat membaca dan semoga bermanfaat!

 

Selamat sore teman-teman sekalian,

Semoga teman-teman dalam keadaan baik dan semangat untuk mengikuti kelas D-Network hari ini, terutama buat teman-teman yang sudah mulai berpuasa.

Perkenalkan, nama saya Irma Sitompul. Saya adalah seorang wirausahawati yang memimpin sebuah konsultan komunikasi yang berfokus pada isu kerbelanjutan atau sustainability, namanya For Good. Selama tiga tahun ini, Kami sudah mendampingi sekitar 30 UMKM sosial dan lembaga swadaya masyarakat untuk membangun strategi bisnis dan komunikasi yang efektif, efisien dan berdampak. Maksudnya berdampak adalah memastikan sebuah usaha tidak hanya menghitung kesuksesan dari keuntungan finansial, tetapi juga bagaimana usaha tersebut telah memberikan kontribusi pada masyarakat dan lingkungan. Istilah popularnya, usaha yang mengedepankan people profit planet.

 

Nah, hari ini saya akan berbagi pengalaman saya dalam hal strategi bisnis, terutama dalam memahami apa yang dibutuhkan oleh calon pembeli kita agar kita dapat memastikan produk yang akan kita jual ini laku di pasar dan benar-benar memecahkan masalah yang mereka hadapi.

Oke. Sudah siap ya, semua. Yuk, kita mulai sesinya.

 

Mungkin banyak dari teman-teman yang bertanya-tanya, kenapa kita harus memastikan produk atau jasa yang kita jual harus bisa memecahkan masalah dari target pembeli kita? Memangnya, kita ngga bisa ya langsung jualan aja? Toh, nanti pasti akan ada yang beli, seperti misalnya teman-teman, tetangga atau keluarga.

 

Menurut saya, berjualan ke teman, tetangga atau keluarga tidak ada salahnya. Karena mereka adalah akses terdekat kita yang bisa kita hubungi. Dan, sudah hampir pasti mereka akan membeli produk yang kita jual. Karena biasanya mereka ingin mendukung usaha kita!

Tapi, coba deh teman-teman pikirkan jangka panjangnya. Apakah keluarga, teman dan tetangga akan terus-menerus membeli apa yang kita jual? Sebagai seorang wirausahawati / wirausahawan, kita harus mampu mengetahui, siapa target pembeli dari produk atau jasa kita, yang akan terus-menerus menggunakan solusi kita. Mereka-mereka inilah orang-orang yang masalahnya terpecahkan oleh produk atau layanan kita. Nama lain untuk mereka adalah pelanggan setia.

 

Kita liat contoh berikut ya...

 

Ini adalah Angelinda Fransisca, pendiri dari The Bath Box, sebuah merk perawatan kulit natural yang saat ini telah menjadi UKM yang lumayan sukses di Indonesia. Produk-produk the Bath Box dibuat sendiri oleh Angel dengan menggunakan bahan-bahan alami yang tidak terlalu keras untuk kulit. Di awal usahanya, Angel tidak membuat produknya sendiri, melainkan menjual ulang produk-produk kecantikan kulit dari Korea (disebut juga reseller).

 

Nah, bagian berikut ini adalah bagian yang mau saya fokuskan.

 

Alasan kenapa Angelinda tidak meneruskan menjadi reseller dan malah mencoba membuat produknya sendiri, adalah karena banyak dari pelanggannya yang tidak cocok dengan bahan kimia dari produk Korea yang Angelinda jual.

Angelinda akhirnya berusaha untuk membuat produk yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pelanggan-pelanggannya saat itu.

 

Inilah moment yang merubah bisnis Angelinda dari bisnis skala rumah tangga menjadi usaha menengah yang sukses.

 

Sampai saat ini, walaupun omzet dari Angelinda sudah mencapai lebih dari 200 juta per bulan, ia masih terus menyempurnakan produk-produk yang dia jual dengan mendengarkan apa yang dibutuhkan oleh pelanggannya.

 

Nah, sekarang mari kita coba pelajari bagaimana cara untuk mencari tahu apa yang dibutuhkan oleh pelanggan kita, supaya produk atau jasa yang kita tawarkan bisa lebih sempurna.

 

Di segmen ini, saya akan membagi tipsnya menjadi dua kategori: untuk teman-teman yang sudah mulai menjalankan bisnis, dan untuk teman yang baru mau memulai dan belum memiliki produk.

 

Kita mulai dari yang belum memiliki produk terlebih dahulu ya.

 

Ok, buat teman-teman yang masih dalam tahap ide dan belum punya produk atau jasa untuk dijual. Saya ada alat bantu yang namanya Empathy Map, atau Peta Empati.

Dalam Peta Empati ini, tugas kita adalah mencari tau:

  • Apa yang mereka pikirkan & rasakan
  • Apa yang mereka katakan & lakukan
  • Apa kesulitan mereka
  • Apa keinginan mereka

 

Nah, ini dia Peta Empati dari The Bath Box. Kita pelajari satu-persatu ya!

 

Kita mulai dulu dari Target Pengguna. Disini dijelaskan bahwa target dari the Bath Box adalah perempuan berusia muda, antara 18-28 tahun yang memiliki kulit sensitif. Mereka tinggal di kota besar dan senang dengan make up dan perawatan kulit. Mereka suka sekali nontonin youtube make up!

 

Ini penting banget ya, teman-teman. Kalian harus benar-benar tau target pembeli kalian secara spesifik. Berapa kisaran umur mereka, bagaimana perilaku mereka, terutama dalam menggunakan media sosial.

Semua ini harus terkait dengan ide kalian ya. Kita ambil contoh dari Angelinda the Bath Box tadi ya supaya lebih jelas. Yuk kita liat slide berikut.

Berikutnya, di kolom kiri bawah, kesulitan atau masalah yang mereka hadapi adalah mereka memiliki kulit yang sangat sensitif – gampang kering, gampang berjerawat. Mereka selalu kesulitan mencari produk perawatan kulit yang tidak terlalu keras supermarket lokal, seperti alfamart atau giant, misalnya. Makanya mereka membeli produk impor dari Korea secara online.

 

Kolom kanan bawah menjelaskan keinginan dari mereka. Dimana, mereka ingin agar kulit wajah mereka terlihat sehat dan mulus. Mereka juga ingin agar punya rutinitas perawatan kulit yang tidak ribet dan memakan waktu lama.

Pada kolom kiri atas, yang mereka pikirkan dan rasakan dalam menghadapi masalah kulit adalah frustasi. Mereka merasa tidak percaya diri karena kulit wajah mereka selalu bermasalah.

Pada kolom kanan atas dijelaskan bahwa mereka tidak pernah berhenti bereksperiman dengan produk-produk kulit baru, terutama yang impor, baik dari Jepang maupun Korea.

 

Nah, dari contoh ini, semoga bisa menjadi lebih jelas ya kira-kira bagaimana kita bisa mencatat informasi yang kita dapatkan dari calon pengguna produk atau jasa kita nantinya.

 

Di segmen berikutnya, saya akan berbagi mengenai cara menggali informasi yang baik. Namun, sekarang saya mau berbagi tips untuk teman-teman yang sudah punya produk atau jasa dulu. Kita cek slide berikutnya ya!

 

Untuk teman-teman yang sudah mulai berjualan, selamat ya! Karena kalian sudah memiliki data mengenai siapa yang paling sering membeli produk atau menggunakan jasa kalian. Kalau kalian belum punya datanya, Saya sarankan untuk melihat catatan penjualan kalian dalam beberapa bulan terakhir dan cari tau siapa yang pernah membeli lebih dari sekali. Dari situ, teman-teman bisa mulai mencari tau profil dari para pelanggan ini! Cari kesamaan apa yang mereka miliki. Misalnya: mereka ternyata para pembeli ulang ini sama-sama pekerja kantoran yang sibuk, atau ibu rumah tangga yang punya anak balita.

 

Coba hubungi mereka dan tanyakan, mengapa mereka membeli produk atau jasa anda kembali.

 

 

 

Untuk mencari tau apakah produk kita sudah menjawab kebutuhan calon pembelimu, ada 1 tips yang sangat mudah: lakukan survey dengan berikan sampel gratis kepada orang-orang yang profilnya serupa dengan pelanggan kalian. Misalnya: kalau kalian berjualan makanan beku, dan ternyata pembeli ulang kalian adalah orang-orang kantoran, coba bagikan sampel gratis ke salah satu kantor dari teman kalian.

 

Kalau teman-teman kurang paham apa itu sampel. Saya coba jelaskan ya. Pernah kah teman-teman diberikan produk gratis oleh mba-mba berseragam saat teman-teman belanja di swalayan? Semestinya sebagian besar dari kalian pernah ya. Biasanya produk gratis yang diberikan ukurannya lebih kecil dari yang dijual. Nah, inilah yang dinamakan sampel.

 

 

 

 

Mengambil contoh dari The Bath Box, pada awal-awal mereka membuat produk mereka sendiri, mereka melakukan uji sampel 3 sampai 5 kali per produk. Sampel ini mereka bagikan gratis kepada sekelompok orang yang memiliki profil serupa dengan pelanggan setia mereka, dengan tujuan menggali tanggapan dari mereka. Sampel yang mereka berikan diiringi juga dengan survey singkat terkait produk, seperti: apa yang disukai dari produk, apa yang kurang disukai, lalu apa yang bisa diperbaiki dari produk juga termasuk dalam survey tersebut.

 

Survey juga menjadi kesempatan baik untuk teman-teman mencari tau kira-kira berapa harga yang pelanggan mau keluarkan untuk membeli produk tersebut nantinya. Jadi teman-teman tidak menjual produk terlalu mahal atau murah!

OK, Semoga teman-teman sekalian sudah mulai dapat gambaran apa saja informasi yang harus kita dapatkan untuk memahami kebutuhan calon pembeli kita.

 

 

Di segmen ini,  kita akan membahas mengenai cara-cara menyiapkan pertanyaan survey atau wawancara, yang akan membantu teman-teman nantinya saat turun ke lapangan.

 

 

Sebelum teman-teman mewawancarai calon pembeli, tetapkan dulu apa yang ingin teman-teman cari tau. Misalnya: kesulitan apa yang calon pembeli rasakan, atau bagaimana mereka menyelesaikan kesulitan tersebut saat ini agar teman-teman bisa meberikan solusi yang lebih baik.

 

Disini, tetapkan juga berapa jumlah orang yang ingin kalian wawancara.

Dan yang terakhir, tetapkan informasi spesifik apa yang ingin teman-teman dapatkan dari wawancara ini. Misalnya: varian atau rasa eskrim apa yang kira-kira akan paling laku, atau berapa ukuran yang paling cocok untuk dijual.

 

Yang kedua, siapkan pertanyaan wawancara kalian. Saat merancang pertanyaan-pertanyaan wawancara, pikirkan baik-baik beberapa hal ini.

 

Apakah mereka menyadari bahwa masalah yang teman-teman ingin tangani adalah masalah yang juga mereka rasakan?

 

Apabila ada solusi dari masalah tersebut, apakah mereka mampu dan mau menggunakannya?

 

Hal-hal tersebut bukan untuk ditanyakan kepada pembeli ya, tapi lebih merupakan arahan pola berpikir untuk teman-teman agar ketika mewawancara, teman-teman tidak memaksakan ide atau produk kalian ke orang yang kalian wawancarai.

 

 

Nah, berikut adalah beberapa tips untuk menyiapkan pertanyaan wawancara yang baik.

 

Yang pertama, ajaklah mereka bercerita | Awail pertanyaan dengan pernyataan seperti “Boleh ceritakan waktu ibu (atau bapak)....”

 

Lalu, buat pertanyaan terbuka dan bukan jawab ya atau tidak | Contohnya teman-teman bisa bertanya “Bisa jelaskan lebih lanjut mengenai...”

 

Yang ketiga, spesifiklah saat bertanya | Contoh pertanyaannya misalnya “Apa tantangan paling berat saat...”

 

Yang berikutnya, Jangan mengarahkan. Jangan bertanya “Ibu suka tidak dengan solusi ini?”

 

Teman-teman juga bisa bertanya mengenai saat ini atau masa lampau, buka pertanyaan dengan kalimat seperti “Ceritakan saat dulu ibu….”

 

Buat pertanyaan yang pendek, maksimal 10 kata saja

 

Sekali lagi, jangan menanyakan produk atau solusi kalian | Hindari bertanya seperti ini “Kalau ada produk seperti ini, apakah ibu akan beli?” atau “Kalau ada layanan ini, apakah kamu mau menggunakannya?”

 

Begitu kira-kira beberapa tips untuk membuat pertanyaan wawancaranya.

 

 

Sekarang, saya akan berbagi mengenai tips untuk teman-teman saat melakukan wawancara.

 

Jangan lupa untuk merekam semua wawancara, metode paling baik adalah dalam bentuk rekaman audio.

 

Ketika bertanya, beri waktu untuk mereka menjawab.  Jangan khawatir bila mereka tidak langsung menjawab pertanyaan kalian.

 

Yang berikutnya ini juga penting: jangan memotong jawaban mereka.

 

Dan pastikan kita selalu netral - ingat, wawancara ini bukan untuk mempertahankan ide kita, melainkan untuk mencari pemahaman baru dari perspektif pengguna.

 

Yang terakhir, cari ketidakkonsistenan dalam jawaban mereka.

 

 

Nah, setelah kita mendapatkan semua masukan dari orang-orang yang kita survey, teman-teman bisa mulai merangkum dengan menggunakan peta empati yang saya sudah jelaskan tadi.

 

Setelah terlihat rangkumannya, teman-teman akan lebih mudah untuk mengolah hasil wawancara atau survey tersebut agar teman-teman bisa menyempurnakan produk teman-teman, atau menyesuaikan harga produk dan lain sebagainya, sesuai kebutuhan dan masukkan dari konsumen kalian.

 

 

 

Kira-kira itu tips-tips yang bisa saya berikan pada hari ini terkait memahami kebutuhan konsumen dan penyempurnaan produk. Semoga dengan memahami proses ini, teman-teman dapat memastikan bahwa ide yang kita miliki benar-benar menjawab kebutuhan calon pelanggan kalian ya.

 

Terima kasih sudah mengikuti sesi yang saya sampaikan, dan mohon maaf apabila ada beberapa hal yang kurang berkenan.

 

Sekarang kita akan masuk kedalam sesi diskusi, dimana teman-teman dipersilahkan untuk memberikan tanggapan, melempar pertanyaan atau sanggahan. Ok, sesi ini Saya buka sekarang yah. Silahkan untuk mengetik atau mengirimkan rekam suara ke group whatsapp ini yah.