Membangun Dunia Kerja yang Inklusif

Ketenagakerjaan inklusif kini menjadi perhatian utama di Indonesia. Dengan meningkatnya kesadaran dan dukungan kebijakan pemerintah, semakin banyak organisasi yang menyadari bahwa mempekerjakan penyandang disabilitas bukan hanya tanggung jawab sosial, tetapi juga langkah strategis bisnis.
Tempat kerja yang inklusif menciptakan inovasi, produktivitas, dan rasa kebersamaan yang lebih kuat.

Berikut lima fakta penting tentang bagaimana inklusi disabilitas membentuk masa depan dunia kerja di Indonesia.

1. Kuota 1% untuk Perusahaan Swasta

Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, perusahaan swasta dengan lebih dari 100 karyawan wajib menyediakan setidaknya 1% posisi kerja bagi penyandang disabilitas.
Kebijakan ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap keberagaman dan kesetaraan di tempat kerja.

2. Kuota 2% untuk Instansi Pemerintah dan BUMN

Instansi pemerintah dan BUMN memiliki tanggung jawab lebih besar — mereka wajib membuka minimal 2% formasi pekerjaan bagi penyandang disabilitas.
Kebijakan ini menegaskan bahwa sektor publik harus menjadi teladan dalam mewujudkan dunia kerja yang setara dan inklusif.

3. Karyawan Disabilitas Terbukti Produktif dan Loyal

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa karyawan disabilitas memiliki tingkat produktivitas dan loyalitas yang sama — bahkan lebih tinggi dibandingkan rekan nondisabilitas.
Ketangguhan, etos kerja, dan kemampuan beradaptasi yang kuat menjadikan mereka aset berharga bagi organisasi inklusif.4. Proses Wawancara Bisa Lebih Fleksibel

Inklusi dimulai sejak proses rekrutmen. Wawancara kerja dapat dilakukan dalam berbagai format — tertulis, video, atau dengan pendamping — sebagai bentuk reasonable accommodation.
Fleksibilitas ini memastikan setiap kandidat memiliki kesempatan yang adil untuk menampilkan kemampuan terbaiknya.

5. Karier untuk Semua

Penyandang disabilitas kini memiliki peluang berkarier di berbagai sektor, mulai dari perhotelan dan desain hingga analisis data dan teknologi informasi.
Hal ini membuktikan bahwa kemampuan seseorang tidak ditentukan oleh keterbatasan, melainkan oleh kesempatan yang diberikan.

Menuju Masa Depan yang Lebih Inklusif

Ketenagakerjaan inklusif bukan hanya kewajiban hukum, tetapi juga strategi untuk membangun tempat kerja yang kuat, empatik, dan berkelanjutan.
Dengan memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas, perusahaan dapat meningkatkan inovasi sekaligus memperkuat dampak sosialnya.

Mari bersama-sama menciptakan masa depan di mana setiap individu memiliki kesempatan untuk tumbuh, berkontribusi, dan berprestasi.

Hai Sobat DNetwork! 👋

Pernah dengar istilah aksesibilitas di tempat kerja? Nah, persoalan aksesibilitas ini bukan cuma soal membangun jalur kursi roda atau menyediakan teknologi bantu, tapi tentang menciptakan lingkungan kerja yang adil, nyaman, dan mendukung semua orang—termasuk pekerja penyandang disabilitas.
Tentunya masih banyak perusahaan yang berpikir kalau menyediakan aksesibilitas itu “ribet” atau “biaya tambahan”. Padahal kenyataannya, ada banyak sekali keuntungan yang bisa dirasakan perusahaan kalau serius menerapkan aksesibilitas. Yuk, kita bahas satu per satu!

✨ 1. Kinerja lebih maksimal
Ketika pekerja penyandang disabilitas diberi akses yang memadai—entah itu teknologi bantu, ruang kerja ramah akses, atau prosedur yang inklusif—mereka bisa menunjukkan performa terbaik. Hasil kerja jadi maksimal dan target perusahaan tetap tercapai. Potensi mereka tidak kalah dengan pekerja lain, hanya perlu akses yang setara.

✨ 2. Tim kerja lebih beragam dan kreatif
Dengan adanya akses, pekerja disabilitas bisa berkontribusi penuh. Artinya, perusahaan punya tim kerja yang lebih beragam, dengan sudut pandang berbeda yang memperkaya ide-ide. Keberagaman ini justru membuat perusahaan lebih adaptif dan inovatif dalam menghadapi tantangan bisnis.

✨ 3. Patuh hukum dan hindari cap diskriminasi
Menyediakan aksesibilitas juga berarti perusahaan mematuhi undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku. Selain itu, perusahaan tidak akan dicap sebagai tempat kerja yang diskriminatif. Jadi, ini bukan hanya langkah etis, tapi juga langkah legal yang tepat.

✨ 4. Reputasi sebagai perusahaan inklusif
Di era sekarang, reputasi sangat penting. Perusahaan yang inklusi punya citra positif di mata publik. Masyarakat, mitra, hingga calon karyawan akan melihat perusahaan tersebut sebagai tempat yang ramah, modern, dan peduli pada keadilan.

✨ 5. Lebih memahami konsumen
Faktanya, penyandang disabilitas juga adalah konsumen, pelanggan, atau bahkan pengguna layanan perusahaan kita. Dengan menyediakan aksesibilitas di internal, perusahaan sekaligus belajar memahami kebutuhan konsumen. Hasilnya, layanan dan produk bisa lebih relevan dan ramah bagi semua kalangan.

✨ 6. Budaya empati dan saling menghargai
Perusahaan inklusi biasanya punya tingkat empati tinggi karena terbiasa menghargai perbedaan. Budaya kerja pun jadi lebih sehat: tim saling mendukung, menghargai, dan loyalitas karyawan meningkat.

Jadi, Sobat DNetwork, menyediakan aksesibilitas itu bukan beban, tapi investasi jangka panjang. Perusahaan yang inklusi akan tumbuh lebih kuat, lebih kreatif, dan punya daya saing tinggi.
👉 Yuk, mulai sekarang kita dukung aksesibilitas di tempat kerja. Karena semua orang berhak punya kesempatan yang sama untuk berkembang.

Mari bergabung bersama DNetwork agar Perusahaan Sobat Inklusi melalui program edukasi dari DNetwork.

 

Hai Sobat DNetwork!

Yuk, Cek! Apakah Rekrutmen di Tempatmu Sudah Bebas dari Diskriminasi terhadap Penyandang Disabilitas?

Inklusi kini jadi topik hangat di dunia kerja. Banyak perusahaan sudah mulai membuka peluang bagi penyandang disabilitas. Tapi… sudahkah proses rekrutmen yang kita lakukan benar-benar inklusif dan adil?

Tanpa disadari, ada praktik-praktik yang ternyata masih menyulitkan bahkan mendiskriminasi pelamar kerja penyandang disabilitas.

Semoga hal tersebut tidak terjadi di Perusahaan sobat. Melalui Artikel ini –kita akan sharing khususnya kepada sobat yang bekerja di bidang SDM, rekrutmen, atau manajemen perusahaan agar lebih memahami bentuk-bentuk diskriminasi yang sering terjadi, sekaligus bagaimana cara memperbaikinya.

Lalu apa saja distriminatif yang sering terjadi?

1. Informasi Lowongan Tidak Aksesibel

Ketika mengakses konten lowongan, Penyandang disabilitas sering kesulitan mengakses informasi lowongan tersebut karena kontennya tidak dirancang untuk semua orang.
Misalnya:

  • Teks hanya berupa gambar yang tidak bisa dibaca oleh pembaca layar
  • Tidak ada subtitle atau transkrip untuk video lowongan
  • Situs rekrutmen sulit diakses oleh pengguna alat bantu mobilitas atau pengguna keyboard saja

Akibatnya, banyak calon kandidat tidak bisa mengakses informasi dasar tentang pekerjaan yang mereka minati.

  • Solusi yang dapat sobat lakukan:
    Pastikan format konten bisa diakses oleh Penyandang Disabilitas dengan teknologi bantu yang mereka gunakan
  • Gunakan bahasa yang jelas dan tidak bertele-tele
  • Sediakan deskripsi alternatif untuk gambar dan teks transkrip untuk video/audio
  • Yang paling penting sobat bisa diskusikan dengan Penyandang Disabilitas dan mencobakan konten lowongan yang akan di share untuk memastikan informasi tersebut bisa diakses

2. Lowongan Hanya Terbuka untuk Disabilitas Tertentu

Kadang ada konten lowongan yang menyertakan Kalimat seperti “hanya untuk disabilitas Fisik ringan” atau “tidak menerima pelamar Tuli” adalah bentuk eksklusi yang bisa menutup peluang orang-orang yang sebenarnya mampu dan cocok dengan posisi tersebut.

Setiap individu memiliki kombinasi kemampuan unik. Jenis disabilitas tidak otomatis menentukan apakah seseorang mampu atau tidak menjalankan pekerjaan tertentu.

Solusi:

  • Fokus pada tugas dan tanggung jawab pekerjaan, bukan pada batasan jenis disabilitas
  • Gunakan kalimat seperti: “Terbuka untuk semua pelamar, termasuk penyandang disabilitas. Akomodasi akan disediakan jika diperlukan.”
  • Kita bisa Diskusi dengan Penyandang Disabilitas atau Komunitas Disabilitas untuk lis skill dan pekerjaan yang bisa dilakukan oleh setiap ragam Disabilitas

3. Menyortir Kandidat Berdasarkan Tingkat Disabilitas (Sebelum Wawancara)

Kadang ada proses seleksi menyortir kandidat hanya dari informasi disabilitas di CV atau form aplikasi. Misalnya, kandidat dianggap "tidak layak" hanya karena menggunakan kursi roda, memiliki hambatan pendengaran, atau hambatan bicara, tanpa melihat keahlian dan pengalaman kerjanya.

Ini bentuk diskriminasi berdasarkan asumsi, bukan penilaian objektif.

Solusi:

  • Nilai pelamar berdasarkan kompetensi dan pengalaman kerja
  • Wawancarai terlebih dahulu sebelum menarik kesimpulan
  • Berikan tes keterampilan untuk mengukur kemampuan, bukan sekadar melihat kondisi

4. Tidak Memberikan Kesempatan untuk Diskusi Akomodasi

Kadang tidak terfikir untuk membuka ruang dialog soal kebutuhan akomodasi. Sering kali asumsi langsung menganggap proses rekrutmen “sulit” bila pelamar menyandang disabilitas. Padahal banyak penyandang disabilitas tahu persis apa yang mereka butuhkan, dan solusinya seringkali sederhana!

Contoh: Teman Tuli mungkin hanya butuh media tulisan saat wawancara. Atau seseorang dengan disabilitas Fisik mungkin hanya butuh ruangan yang bisa diakses kursi roda.

Solusi:

  • Tanyakan sejak awal: “Apakah ada dukungan atau penyesuaian yang kami bisa sediakan?”
  • Libatkan pelamar dalam percakapan terkait kebutuhan mereka
  • Jadikan akomodasi sebagai bagian dari proses, bukan pengecualian

5. Memberikan Alasan Penolakan karena Disabilitas

Saat ini Masih banyak pelamar Disabilitas yang mendapat penolakan dengan alasan seperti:
"Karena kondisi disabilitas Anda, kami tidak dapat melanjutkan proses."
Ini bentuk diskriminasi eksplisit yang tidak dibenarkan dan bertentangan dengan prinsip kesetaraan.

Penolakan seharusnya berdasarkan hasil tes atau kecocokan kompetensi, bukan kondisi pribadi.

Solusi:

  • Berikan alasan objektif jika pelamar tidak lolos
  • Hindari menyebut disabilitas sebagai penyebab utama penolakan
  • Gunakan bahasa yang sopan dan membangun

Lalu, Apa yang Bisa Dilakukan Perusahaan Mulai dari Sekarang?

  • Audit ulang proses rekrutmen: dari konten, format, hingga cara komunikasi
  • Latih tim HR tentang inklusi dan bias tidak sadar (unconscious bias.
  • Pastikan semua kandidat bisa mengakses informasi dan proses seleksi
  • Bangun budaya kerja yang mendukung keberagaman dan keterbukaan
  • Libatkan penyandang disabilitas dalam merancang proses yang lebih adil


Yuk, pastikan proses rekrutmen yang kamu jalankan tidak menutup peluang siapa pun hanya karena mereka berbeda.

Karena dunia kerja yang sehat dan kuat dibangun oleh keberagaman kemampuan, perspektif, dan latar belakang.

Agar Rekrutmen di Prusahaan sobat inklusi, yuk bergabung bersama DNetwork untuk mengikuti program edukasi kami.

 

Mewujudkan lingkungan kerja yang inklusif bagi penyandang disabilitas bukan hanya tentang menyediakan fasilitas tambahan, melainkan memahami secara menyeluruh kebutuhan mereka yang beragam dan spesifik. Akomodasi yang efektif tidak hanya berdampak pada kenyamanan kerja, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan loyalitas karyawan.

Berikut ini adalah strategi komprehensif yang dapat diterapkan perusahaan dalam mengimplementasikan akomodasi kerja yang layak bagi penyandang disabilitas:

1. Memahami Kerangka Regulasi sebagai Dasar Tindakan

Langkah pertama adalah memahami regulasi yang menjadi dasar hukum dan etika. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas serta ketentuan dari Kementerian Ketenagakerjaan mengatur kewajiban pemberi kerja dalam menyediakan akomodasi yang layak. Ini mencakup aksesibilitas fisik, informasi, serta penyesuaian proses kerja yang wajar. Regulasi ini menjadi acuan dalam penyusunan kebijakan internal perusahaan.

2. Meningkatkan Literasi tentang Ragam Disabilitas dan Implikasinya di Dunia Kerja

Setiap jenis disabilitas memiliki kebutuhan yang berbeda. Pemahaman terhadap hal ini menjadi kunci dalam menyediakan akomodasi yang tepat. Beberapa contoh kebutuhan spesifik antara lain:

  • Disabilitas netra: memerlukan screen reader, dokumen atau aplikasi dalam format aksesibel, dan penanda fisik seperti guiding block.

  • Disabilitas daksa: membutuhkan meja kerja yang dapat diatur, ramp, dan akses lift yang ramah pengguna kursi roda.

  • Disabilitas Tuli: membutuhkan juru bahasa isyarat, teks tertulis, atau simbol visual lainnya untuk mendukung komunikasi.

  • Disabilitas intelektual dan psikososial: membutuhkan komunikasi yang jelas, struktur kerja yang stabil, serta dukungan sosial dari rekan kerja.

Pengetahuan ini mencegah pendekatan akomodasi yang bersifat generik dan memastikan solusi yang diberikan benar-benar relevan.

3. Melakukan Pendekatan Komunikatif dengan Karyawan Disabilitas

Alih-alih berasumsi, ajak karyawan dengan disabilitas berdialog secara terbuka mengenai kebutuhan mereka. Komunikasi yang aktif dan rutin akan membangun kepercayaan serta menciptakan lingkungan kerja yang responsif. Pengalaman dan perspektif langsung dari karyawan sangat berharga dalam merancang solusi akomodasi yang efektif.

4. Melakukan Asesmen Kebutuhan Akses secara Individual dan Terstruktur

Kebutuhan setiap individu tidak bisa disamakan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan asesmen kebutuhan secara personal, melalui:

  • Wawancara individual

  • Survei internal

  • Observasi langsung di lingkungan kerja

Hasil asesmen harus dicatat dan dianalisis agar menjadi dasar dalam merancang akomodasi yang tepat sasaran dan berkelanjutan.

5. Berinvestasi pada Pelatihan Inklusi bagi Tim HR dan Manajemen

Pelatihan dan workshop tentang inklusi disabilitas perlu diberikan kepada tim HR dan manajemen. Topik seperti rekrutmen inklusif, cara memberikan umpan balik yang sensitif, serta membangun lingkungan kerja yang mendukung keberagaman akan memperkuat budaya organisasi yang adaptif dan tidak diskriminatif.

6. Melakukan Uji Coba dan Validasi Akomodasi

Sebelum akomodasi diterapkan secara luas, lakukan uji coba bersama karyawan yang membutuhkannya. Mintalah umpan balik langsung untuk menilai apakah fasilitas atau alat bantu yang disediakan benar-benar efektif.

Misalnya, sebuah aplikasi internal yang dianggap telah aksesibel, ternyata belum dapat digunakan dengan nyaman oleh pengguna screen reader karena kendala teknis. Uji coba seperti ini mencegah pemborosan anggaran dan memastikan efektivitas akomodasi.

7. Melakukan Evaluasi dan Penyesuaian Secara Berkala

Kebutuhan karyawan dapat berubah seiring waktu—baik karena perkembangan teknologi, perubahan peran, maupun kondisi kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan evaluasi akomodasi secara berkala (misalnya setiap enam bulan), dan melibatkan karyawan dalam proses evaluasi tersebut.

Akomodasi kerja bukan sekadar fasilitas tambahan, tetapi representasi dari prinsip keadilan dan kesetaraan akses di tempat kerja. Perusahaan yang mengimplementasikan akomodasi secara tepat tidak hanya memenuhi kewajiban hukum, tetapi juga menunjukkan kepemimpinan dalam membangun budaya kerja yang inklusif, inovatif, dan sejahtera.

Mari bergabung bersama DNetwork dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih ramah bagi penyandang disabilitas, melalui program edukasi dan pendampingan dalam penerapan akomodasi kerja yang layak.

Bersama, kita wujudkan dunia kerja yang setara, adaptif, dan inklusif.

#InklusiDiTempatKerja #StrategiAkomodasi #DisabilityInclusion #DNetworkUntukPerusahaan

 

Pada tanggal 10 April 2020 lalu DNetwork telah mengadakan kelas WhatsApp Entrepreneurship pertanya bersama Kak Tristia Riskawati dari Temali. Mau tahu bahasannya apa saja? Simak tulisan di bawah ini, ya!

 

Hai. Halo teman2! Perkenalkan, nama saya Tristia Riskawati. Biasa dipanggil Tristi. Founder dari Temali, sebuah usaha rintisan yang bergerak di bidang tes minat bakat. Singkatnya seperti itu :D

Sebelumnya, saya berterimakasih pada DNetwork yang udah ajak saya buat sharing-sharing di forum WhatsApp ini😁 Asyik banget bisa komunikasi sama teman2 difabel yang rupanya aktivitasnya udah keren2 yaa

 

Temukan keunikan diri, mulai usaha mandiri.

Karena dengan mengenal keunikan diri, kita akan tahu skill kita bagusnya dimana. Kemudian skill yang kurang apa saja, sehingga bisa menemukan rekan bisnis yang tepat untuk melengkapi kekurangan kita :)

Saya yakin, kalau manusia itu diciptakan sempurna! Sempurna dengan ketidaksempurnaannya! Barangkali, pandangan orang2 yang sempurna berbeda2 satu sama lain. Semisal punya harta sekian, punya pendidikan sampai S2, atau memiliki panca indra yang berfungsi.

Tapi, masing2 dari kita dianugerahi oleh Yang Maha Kuasa keadaan yang berbeda. Barangkali kita pada awalnya menganggap kekurangan2 kita adalah sesuatu yang membuat kita tak sempurna. Tetapi di balik itu, yakinlah bahwa ada kelebihan2 yang orang lain belum tentu punyai.

Kemarin saya sempat berbincang via chat juga dengan DNetwork , tentang bagaimana masing2 jenis disabilitas, biasanya memiliki kelebihan2 tersendiri sesuai jenisnya... ✨✨

 

 

Seperti teman2 netra, biasanya lebih sensitif pendengaran dan indra perabanya dari orang yang tidak Netra. Teman2 Tuli biasanya dikenal fokus bekerja dan tidak mudah terdistraksi. Dan teman-teman disabilitas intelektual rupanya dikenal jago mengerjakan pekerjaan berulang, dan dikenal perfeksionis dibanding yang lainnya...

Naah, mungkin di antara kita suka bingung, bagaimana sih menemukan potensi diri? Menurut yang saya pelajari, sederhananya ada tiga langkah.

Pertama, lihat pola kehidupan, dari kita kecil hingga sekarang. Kira2 apa hal2 berulang yang kita sering alami..

Kedua, kenali kelebihan dan kekurangan diri

Ketiga, sering2 berkomunikasi kepada Sang Pencipta agar ditunjukkan jalan...

Untuk menemukan pola kehidupan, coba teman2 cari, apa yang paling bikin teman-teman gelisah di dunia ini? Permasalahan sehari-hari atau permasalahan besar apa yang harusnya nggak terjadi di dunia ini? Seperti, teman-teman Netra kesulitan untuk mandi, maka permasalahan itu bisa jadi ide bisnis untuk membuat peralatan mandi yang ramah bagi teman-teman Netra Atau teman-teman Tuli ingin belajar mambaca huruf-huruf di kitab Alquran dengan tepat, barangkali bisa buat gerakan membuat modul panduan visual membaca huruf-huruf Alquran.. 

Selanjutnya, saya mau memaparkan awal mula mengapa saya tertarik merintis bisnis saya, yakni Temali. Saya kesal dengan media-media yang pada saat itu cuman caru sensasi dan bikin orang2 panas. Terlebih pada saat Pilpres😅

Saya tidak suka lihat orang-orang yang jadinya fokus pada perbedaan. Sehingga lupa dengan kesamaan yang bisa disinergikan.

 

Akhirnya, saya berkeinginan untuk bikin gerakan yang menggungah orang untuk saling bersinergi dan berkolaborasi. Supaya gerakan ini tetap bertahan, maka dijadikanlah bisnis. Namanya Temali.

Fokus Temali sekarang adalah membantu orang2 untuk mengenali minat dan bakatnya. Dengan harapan mereka akan lebih mudah berkolaborasi jika saling mengenal minat bakat mereka..😁

 

 

Mengapa sih penting mengenali kelebihan dan kekurangan diri? Karena ketika seseorang fokus mengasah bakat kuatnya, kinerjanya bisa naik hingga 800 persen lebih. Daripada susah-susah fokus mengasah bakat-bakat lemahnya, di sini teman-teman difabel diberi kemudahan dari Sang Pencipta untuk tidak fokus pada kelemahan teman-teman, tapi langsung disuruh fokus pada kelebihan yang tersimpan di dalam diri masing-masing.

Fokus kembangkan bakat kuatmu, dan siasati kelemahanmu supaya minimal nggak ngerugiin diri sendiri dan orang lain :)

 

Naah, ini menurut saya aspek penting dalam menunjang kehidupan. Apapun rencana kita, apapun kebingungan kita, coba komunikasikan kepada Yang Maha Kuasa untuk diberikan petunjuk... Baik itu dalam hal berbisnis maupun hal-hal lainnya...

Baik teman temaan2, sekian pemaparan dari saya. Terimakasih kepada teman2 yang sudah menyimak dari awal hingga akhir!

 

 

Saat wawancara kerja, penampilan adalah salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan. Penampilan yang rapi dan baik akan memberikan kesan professional.

Berikut adalah tips cara berpakaian dalam wawancara kerja

Wawancara kerja memang merupakan momen penting dalam perjalanan karir Anda. Beratnya beban dalam wawancara kerja, tidak jarang membuat Anda gugup dan gelisah.  Penampilan merupakan salah satu poin penting yang perlu diperhatikan, saat melakukan wawancara kerja. Semakin baik penampilan Anda, maka rasa percaya diri Anda akan semakin besar. Dengan percaya diri yang baik maka Anda dapat menanamkan kesan yang baik pula kepada pewawancara.

Aturan dasar dalam berpakaian saat wawancara kerja

  • Jangan sampai memakai pakaian yang terlalu kasual.

 Alangkah baiknya jika Anda mengenakan busana berupa kemeja, blazer dan rok/celana. Dengan memakai pakaian tersebut, Anda mengkomunikasikan kepada pewawancara bahwa Anda dewasa, profesional dan bisa menjadi anggota dari sebuah tim. Pastikan baju yang Anda kenakan tidak terlalu longgar maupun terlalu ketat. Tampil dengan menjadi diri sendiri yang tentunya nyaman bagi pribadi dan orang lain.

  • Sesuaikan pakaian dengan bidang pekerjaan yang kamu ajukan.

 Jika Anda melamar ke perusahaan yang lingkungan kerjanya serius seperti bank,firma hukum, kenakan busana formal seperti blazer atau setelan. Tapi jika perusahaan yang Anda tuju adalah bidang kerja kreatif, seperti media atau agensi periklanan, berikan sedikit warna dalam penampilan Anda lewat pemakaian aksesori scarf, kalung, atau ikat pinggang.

  • Pemilihan warna dalam berpakaian

Anda bisa memilih kemeja atau baju dalaman dalam warna biru lalu dipasangkan dengan blazer berwarna hitam atau abu-abu. Warna ini akan memberi kesan bahwa Anda adalah orang yang jujur dan dapat dipercaya. Sebaliknya, hindari warna merah menyala , warna ini akan memberikan kesan Anda adalah orang yang suka menantang.

  • Hindari kesan seksi.

Bagi wanita, jangan sekali-kali mencoba terlihat seksi dengan memakai rok mini atau busana terlalu rendah. Penampilan seperti itu akan membuat Anda terkesan tidak profesional dan tentu saja Anda tidak mau menarik perhatian orang lain dengan cara yang salah.

  • Hindari pemakaian aksesoris yang berlebihan.

Aksesoris yang berlebihan seperti kalung, cincin, gelang, dsb dapat menganggu/mengalihkan perhatian pewawancara. Wanita juga disarankan untuk tidak membawa tas tangan karena cenderung untuk menggeledah di dalamnya ketika gugup. Cukup membawa folder/agenda.

  • Penampilan yang baik bagi Pria

Bagi pria, disarankan untuk memakai pakaian dengan warna agak gelap seperti biru atau hitam.

Kenakan sepatu pantofel yang sudah dipoles dengan baik. Kenakan kaus kaki hitam yang cukup panjang sehingga kaki berbulu tidak akan terlihat jika Anda menyilangkan kaki.

  • Perhatikan kerapian

Biasanya pria lebih tidak peduli jika menyangkut soal penampilan. Meski begitu, Anda tetap harus memperhatikan kerapian, misalnya pastikan kemeja dimasukkan ke dalam celana panjang dan gunakan ikat pinggang. Bersihkan juga sepatu, jangan sampai ada sisa-sisa tanah yang menempel. Selain itu, perhatikan juga rambut agar tertata rapi. Untuk pria, mungkin bisa melakukan trim terlebih dahulu. Sedangkan wanita, biasakan rambut diikat untuk yang memiliki rambut panjang.

Anda harus memberikan kesan professional 

  • Jangan menggumam, berbicaralah dengan jelas dan penuh percaya diri
  • Tenangkan diri Anda sebelum memasuki ruang wawancara kerja, jangan gelisah.
  • Perhatikan body language Anda : Berikan jabatan tangan yang tegas dan cukup kuat. Duduk tegak. Lakukan kontak mata dengan pewawancara.  Jangan lupa untuk tersenyum.
  • Beri kesan professional dan organize, dengan membawa folder/agenda. Buka agenda/catatan yang telah Anda siapkan. Catat bila ada informasi penting yang perlu dicatat.
  • Hindari bawang putih, alcohol, rokok dan hal-hal lain yang membuat nafas Anda tidak sedap.
  • Sebelum interview, pastikan Anda dalam kondisi fit.
  • Sebelum menemui pewawancara, coba pergi dulu ke toilet untuk mengecek penampilan Anda lagi. Jangan sampai keringat Anda berbekas di baju, atau ada sisa makanan yang menempel di baju.
  • Hindari pemakaian parfum yang terlalu menyengat, jadi pakai parfum secukupnya saja.
  • Jangan mengunyah permen karet.


Sumber: 
Cara Berpakaian Saat Wawancara Kerja
10 Tips Berpakaian yang Tepat untuk Wawancara Kerja?

Personal branding atau lebih dikenal dengan "Cap Diri" memegang peranan penting dalam mencapai karir yang Anda impikan. Oleh karena itu, Anda harus mengenal kemampuan dan keunikan yang Anda miliki agar nantinya dapat bersaing dengan jutaan pencari kerja dengan menonjolkan kemampuan yang Anda miliki.

Lalu, bagaimana cara untuk menciptakan personal branding dalam mencapai karir yang dicita-citakan?


1. Tonjolkan kemampuan Anda

Setiap orang memiliki kemampuan dan keunikan tersendiri yang membuatnya berbeda dengan orang lain. Bukan hanya kemampuan akademik atau IQ, tetapi juga kecerdasan emosional (EQ) bisa menjadi bagian dari kemampuan diri. Pribadi yang ceria, selalu tersenyum, selalu menyapa rekan Anda pada saat bertemu di lorong kantor adalah keunikan tersendiri yang membuat perusahaan merasa sangat beruntung memiliki Anda sebagai staff mereka. Jadi, cobalah tulis di selembar kertas mengenai semua hal unik dan positif yang Anda miliki! 


2. Minta pendapat rekan kerja Anda !

Selain mengenali kemampuan diri, tidak kalah pentingnya apabila Anda meminta pendapat teman baik dan rekan kerja mengenai kelebihan yang Anda miliki. Ingat, dalam hal ini tanyakan hal yang positif dan fokuslah pada hal tersebut! 


3. Do your best! Baik pada pekerjaan besar maupun kecil

Tidak semua orang mau memberikan hal terbaik pada semua pekerjaan yang mereka lakukan dan hanya memilih pekerjaan tertentu untuk memberikan yang terbaik. Jadilah orang yang berbeda dengan melakukan hal terbaik pada setiap pekerjaan Anda, baik pekerjaan kecil maupun besar. Terlihat sepele namun hal itu sangat memegang peran penting untuk membentuk karakter Anda dalam dunia kerja dan pada akhirnya itu juga akan membangun personal brand Anda.


4. Perhatikan hal-hal kecil 

Memperhatikan hal-hal kecil juga memegang peranan penting dalam membentuk personal brand Anda. Contohnya dengan memperhatikan kata-kata yang Anda gunakan berdasarkan tempat dan situasi, memperhatikan cara berpakaian Anda, bersikap kepada rekan kantor, cara berkomunikasi melalui tulisan (email), dan lain sebagainya. Hal tersebut akan menjadi hal kecil yang berdampak besar dan membantu dalam membentuk personal brand Anda.

Keluar dari pekerjaan yang lama untuk meniti karir di tempat baru bukanlah perkara mudah bagi semua orang karena itu berarti Anda harus siap menerima segala perubahan yang terjadi dalam kehidupan karir Anda, baik itu lingkungan kerja, ritme kerja, rekan kerja, maupun gaya kepemimpinan atasan Anda. 

Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk pindah kerja, ada baiknya kalau Anda mempertimbangkan hal-hal berikut ini:

Alasan yang Jelas dan Kuat
Keluar dari pekerjaan lama untuk bekerja di tempat yang baru adalah keputusan yang cukup sulit. Jadi, Anda harus memastikan alasan Anda benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dan jelas. Jangan sampai Anda menyesal di kemudian hari ya! :-)

Mengenal Keahlian dan Potensi Anda 
Mengenal keahlian dan potensi Anda sangatlah penting untuk meniti karir yang lebih cemerlang. Langkah awalnya adalah tulis semua keahlian Anda atau tanyakan kepada rekan-rekan kerja mengenai pendapat mereka tentang Anda. Setelah tahu apa saja keahlian dan potensi yang Anda miliki, selanjutnya Anda pilah keahlian mana yang bisa digunakan dalam pekerjaan berikutnya. 

Manfaatkan Jaringan Anda
Dalam dunia kerja, keahlian belum cukup untuk membantu Anda sukses dalam karir. Jangan lupa untuk memanfaatkan jaringan yang Anda miliki dalam meniti karir Anda. Selain dari internet dan media cetak, Anda bisa menanyakan lowongan kerja kepada teman Anda, keluarga, rekan kerja, dan lain sebagainya. Sangat penting juga, Anda meminta beberapa jaringan Anda, terutama yang memiliki posisi penting sebagai referensi bagi Anda.

Pertimbangkan Pengalaman Kerja 
Dalam memilih pekerjaan yang baru, sangat penting bagi Anda untuk mempertimbangkan pengalaman kerja sebelumnya. Hal tersebut sangat penting bagi karir Anda ke depannya karena rata-rata penyedia kerja mencari karyawan yang sudah memiliki pengalaman di bidang yang sama untuk posisi yang mereka perlukan.

Itu tadi hal-hal yang perlu Anda pertimbangkan untuk mencari pekerjaan baru. Semoga berhasil!