-->
-->

Akomodasi di Tempat Kerja: Hak Disabilitas dan Langkah Praktis untuk Perusahaan Inklusif!

Halo, Sobat DNetwork! Tahukah sobat bahwa penyandang disabilitas berhak atas akomodasi di tempat kerja? Yuk, kita bahas hak sobat sebagai karyawan dan langkah yang bisa dilakukan perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan nyaman!

Untuk Sobat DNetwork Penyandang Disabilitas: Hak Akomodasi sobat!

sobat punya hak mendapatkan fasilitas yang mendukung agar bisa bekerja dengan aman dan nyaman. Hak ini meliputi:

  • Akomodasi yang Tepat: Bisa berupa penyesuaian jadwal, penggunaan alat bantu, atau akses yang lebih mudah, seperti ramp dan lift.
  • Proses Permohonan: Jelaskan kebutuhanmu secara spesifik agar perusahaan dapat menyiapkan akomodasi terbaik.
  • Privasi Terjaga: Data tentang disabilitasmu hanya akan dibagikan atas persetujuanmu.

Jika sobat membutuhkan akomodasi, sampaikan secara terbuka ke HR atau atasanmu!

Untuk Perusahaan: Langkah Praktis untuk Akomodasi Karyawan Disabilitas

Perusahaan, mari buat lingkungan kerja lebih inklusif dengan langkah ini:

  • Dengarkan Kebutuhan: Tanyakan langsung pada karyawan apa yang mereka perlukan.
  • Akses Fisik dan Digital: Tambahkan ramp, sesuaikan perangkat lunak, atau aktifkan closed caption dalam rapat.
  • Fleksibilitas Kerja: Berikan opsi kerja fleksibel, seperti work-from-home atau jam kerja yang disesuaikan.
  • Pelatihan Inklusi: Berikan pelatihan tentang inklusi agar semua staf paham dan mendukung.
  • Tinjauan Berkala: Evaluasi akomodasi secara rutin, agar tetap relevan dan efektif.

Inklusif Itu Menguntungkan!

Dengan akomodasi yang tepat, karyawan disabilitas bisa bekerja lebih maksimal, dan perusahaan bisa menikmati lingkungan yang lebih produktif dan beragam.

Jadi, Sobat DNetwork, jangan ragu menyuarakan kebutuhanmu. Dan bagi perusahaan, langkah-langkah di atas adalah investasi untuk menciptakan tempat kerja yang penuh semangat dan inklusi!

Ket. Gambar: Sebanyak 15 pencari kerja disabilitas mengunjungi Destination Asia bersama DNetwork

Pada Oktober 2024, DNetwork bersama Destination Asia Bali mengadakan kegiatan kunjungan kerja bagi penyandang disabilitas. Acara ini bertujuan memperluas wawasan dan pengalaman kerja inklusif bagi para peserta. Sebelum acara, tim Destination Asia telah mendapat pelatihan singkat dari DNetwork terkait interaksi yang inklusif.

Peserta diperkenalkan dengan berbagai departemen, seperti Administrasi, Operasional, Keuangan, dan Layanan Pelanggan. Masing-masing departemen menjelaskan peran mereka di perusahaan, menciptakan suasana inspiratif.

Acara dilanjutkan dengan sesi interview yang mencocokkan keterampilan peserta dengan posisi yang relevan di perusahaan, didukung fasilitas aksesibilitas untuk kenyamanan peserta. Kegiatan ini meningkatkan rasa percaya diri peserta sekaligus memperkuat komitmen Destination Asia terhadap inklusi di tempat kerja.

DNetwork dan Destination Asia berhasil menunjukkan langkah nyata dalam mendukung penyandang disabilitas meraih impian berkarier di industri pariwisata.

Informasi lebih lanjut menciptakan inklusi di tempat kerja, hubungi DNetwork sekarang juga!

Halo, Sobat DNetwork! Untuk menaklukan wawancara kerja, persiapan yang matang dan wawancara yang inklusif menjadi kunci kesuksesan bagi semua. Berikut adalah panduan lengkap, baik bagi pencari kerja maupun perusahaan.

 

Bagi Penyandang Disabilitas: Persiapan dan Praktik

  • Mempersiapkan Diri dengan Baik

Persiapan adalah kunci! Pelajari perusahaan yang Sobat lamar, ketahui visi, misi, dan pahami posisi yang diinginkan. Dengan informasi ini, Sobat dapat memberikan jawaban yang lebih relevan.

  • Kenali Kekuatan dan Bakat Sobat

Fokuslah pada keahlian dan pencapaian Sobat. Buat daftar keterampilan yang relevan, termasuk pengalaman kerja atau sukarelawan, yang dapat mendukung peran Sobat di perusahaan.

  • Jangan Takut Menyebutkan Disabilitas Sobat

Bila merasa nyaman, Sobat bisa menyampaikan disabilitas yang dimiliki dan bagaimana cara Sobat menyesuaikan diri. Ini dapat memberikan gambaran positif kepada perusahaan tentang kemampuan dan adaptasi Sobat.

  • Latihan Menjawab Pertanyaan Umum

Siapkan jawaban untuk pertanyaan seperti:

“Apa motivasi Sobat melamar posisi ini?”;“Bagaimana Sobat mengatasi tantangan kerja?”;“Apa yang membuat Sobat cocok untuk posisi ini?”

Dengan berlatih, Sobat akan lebih percaya diri dalam menjawab.

  • Gunakan Pakaian yang Rapi

Tampil profesional dengan pakaian yang rapi, seperti kemeja putih dan celana panjang hitam, memberi kesan siap dan serius pada pewawancara.

  • Percaya Diri dan Tenang Saat Wawancara

Percaya diri sangat penting. Tetaplah tenang, dan jika gugup, ambil napas dalam-dalam sebelum menjawab. Ini membantu Sobat tampil lebih meyakinkan.

  • Fokus pada Solusi, Bukan Masalah

Jika disabilitas dibahas, tunjukkan solusi atau alat bantu yang Sobat gunakan. Berikan gambaran bagaimana Sobat bekerja secara produktif.

  • Ajukan Pertanyaan

Tanyakan budaya kerja, fasilitas yang mendukung inklusi, atau peluang pengembangan diri di akhir wawancara untuk menunjukkan minat Sobat.

  • Follow-up Setelah Wawancara

Kirim ucapan terima kasih melalui email. Ini menunjukkan etika yang baik dan menegaskan minat Sobat pada posisi tersebut.

 

Untuk mempermudah persiapan wawancara, Sobat bisa menghubungi tim DNetwork untuk konsultasi, gratis! Klik di sini.

 

Bagi Perusahaan: Mengadakan Wawancara yang Inklusif

 

  • Ciptakan Lingkungan Nyaman dan Aksesibel

Pastikan tempat wawancara ramah disabilitas, dengan akses yang memadai.

  • Gunakan Bahasa yang Terbuka dan Fleksibel

Hindari asumsi. Fokuslah pada keterampilan dan pengalaman kandidat. Tawarkan fleksibilitas dalam proses wawancara bila diperlukan.

  • Latih Tim Pewawancara tentang Inklusi

Edukasi tim tentang wawancara inklusif. Ini membantu mengurangi bias dan meningkatkan keterbukaan.

  • Berikan Pertanyaan yang Fokus pada Kompetensi

Tanyakan tentang keterampilan dan pengalaman kandidat secara spesifik agar wawancara lebih efektif dan inklusif.

 

Untuk perusahaan yang ingin lebih inklusif saat wawancara, jangan ragu hubungi tim DNetwork!

 

Dengan kolaborasi yang baik, wawancara bisa jadi lebih inklusif dan mendukung semua pihak. Mari bangun dunia kerja yang inklusif bersama DNetwork!

Fauzy Ridha adalah seorang penyandang disabilitas sensorik netra yang memiliki impian besar untuk berkarir di dunia kerja. Meskipun sebagai Disabilitas penglihatan, semangat dan kegigihannya membuat Fauzy tidak pernah menyerah untuk terus belajar dan mencari peluang. Melalui mengakses platform DNetwork, Fauzy mendapatkan informasi tentang kesempatan intern di Toyota, perusahaan otomotif ternama.

Setelah itu Fauzy mengikuti proses rekrutmen di Toyota dengan tekad kuat. Berkat dukungan dari DNetwork yang memandu mulai dari perbaikan cv dan info interview, serta kemampuan yang Fauzy miliki, sehingga ia berhasil diterima sebagai intern Di Toyota. Saat ini Fauzy sudah diterima bekerja Di Toyota, dan mendapatkan akses yang cukup baik mulai dari training pengenalan tugas yang akan dilakukan dan juga mendapatkan beberapa hari masa orientasi untuk mengenali lingkungan Kantor. Fauzy tidak hanya bertugas menangani tugas administratif dan analisis data dengan bantuan perangkat lunak pembaca layar, tetapi juga memiliki peran penting dalam bersosialisasi di lapangan.

Tugasnya di lapangan melibatkan komunikasi langsung dengan berbagai pihak, baik itu staf internal maupun mitra eksternal Toyota. Fauzy sering menghadiri pertemuan-pertemuan dengan pihak terkait di proyek-proyek lapangan, di mana ia membantu dalam penyebaran informasi serta membangun relasi yang baik dengan komunitas lokal. Dengan bantuan alat-alat bantu yang dimiliki Fauzy , Fauzy dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja di lapangan dan menjalankan tugasnya dengan baik. Hal ini menjadi bukti bahwa keterbatasan penglihatan tidak menghalanginya untuk aktif dan berkontribusi secara signifikan.

Kesempatan ini menjadi titik awal yang menjanjikan bagi karir Fauzy di dunia otomotif, serta memberikan inspirasi bagi penyandang disabilitas lainnya bahwa tantangan apapun bisa diatasi dengan tekad dan dukungan yang tepat.

Foto: Tangkapan layar dari salah satu sesi program Bahasa Inggris yang digagas oleh DNetwork bersama After School English.

 

Tidak bisa dimungkiri, kemampuan berbahasa Inggris saat ini merupakan salah satu faktor paling berpengaruh dalam mendapatkan pekerjaan yang layak. Kini banyak perusahaan yang menerapkan wawancara kerja dalam Bahasa Inggris, bahkan menjadikan skor tes Bahasa Inggris tertentu sebagai syarat untuk melamar kerja. Karenanya, DNetwork – Jaringan Kerja Disabilitas, merasa perlu untuk membekali para pencari kerja disabilitas dengan kemampuan Bahasa Inggris yang mumpuni agar kompetensinya di pasar kerja meningkat.

Dengan dukungan dari Inspirasia Foundation dan Direct Aid Program yang digagas Konsulat Jendral Australia di Bali, DNetwork memulai pelatihan intensif Bahasa Inggris bagi 40 peserta disabilitas terpilih. Ternyata, kegiatan ini disambut sangat baik oleh komunitas disabilitas dan pendaftarnya pun mencapai lebih dari 100 orang dari berbagai penjuru Indonesia. Untuk memastikan efektivitas pembelajaran, peserta disaring melalui pre-test dan dikelompokan sesuai dengan disabilitasnya agar bisa mendapatkan akomodasi dan penyesuaian cara penyampaian yang tepat. Para pengajar yang berasal dari lembaga After School English, merupakan pengajar berpengalaman yang lihai menyesuaikan cara ajar serta menjadikan proses belajar menyenangkan.

Salah satu peserta Tuli, Josephine Kintan, menyatakan bahwa dirinya sangat senang terpilih untuk mengikuti program Bahasa Inggris ini. “Ini adalah kesempatan besar. Terutama dengan adanya akomodasi berupa Juru Bahasa Isyarat di setiap kelas. Terima kasih, DNetwork,” paparnya. Semoga setelah selesai 16 kelas Bahasa Inggris ini, kemampuan para peserta meningkat pesat, terutama dalam hal kepercayaan diri saat berkomunikasi.

Rangkaian program Aku Mampu didukung oleh:

 

 

Tahukah kamu?

Terdapat dua model cara pandang terhadap disabilitas yang dominan digunakan hingga kini di seluruh bagian dunia, yaitu medical model dan social model (Rieser, 2000, p. 119-122).

Medical model berfokus kepada individu sebagai penyandang disabilitas. Model ini melihat disabilitas sebagai sebuah masalah yang dimiliki seseorang yang menjadikan seseorang tersebut berbeda. Hal ini karena semata-mata keterbatasan yang dimiliki dilihat sebagai kekurangan. Kekurangan tersebut dianggap membuat orang yang mengalaminya menjadi tidak dapat melakukan fungsi sosial secara mandiri sehingga membutuhkan bantuan.

Social model memandang disabilitas disebabkan oleh adanya hambatan karena faktor-faktor yang ada disekitarnya. Model ini juga memandang keterbatasan yang dimiliki penyandang disabilitas bukan sebuah kekurangan atau “ketidaknormalan”, melainkan sebuah kekuatan untuk dapat menjadi bagian dalam masyarakat. Social model adalah cara pandang yang lebih bijak terhadap Penyandang Disabilitas.

Realitanya sampai saat ini cara pandang yang masih dominan digunakan masyarakat dalam melihat disabilitas adalah medical model. Cara pandang inilah yang membuat berbagai bentuk permasalahan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas di lingkungan sosial terbentuk. Keterbatasan yang dimiliki penyandang disabilitas dianggap sebagai penyakit dan sumber permasalahan. Cara pandang inilah yang membuat penyandang disabilitas rentan mendapatkan perlakuan diskriminatif dan pengabaian hak-haknya.

Jika kita masih memiliki cara pandang medical model, bagaimana cara mengubahnya?

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mulai memandang Penyandang Disabilitas melalui social model.

Pertama; Ubah penyebutan “cacat” menjadi “Penyandang Disabilitas” (diawali huruf kapital). Penyebutan Penyandang Disabilitas dengan sebutan “cacat” sudah tidak lagi berlaku. Sejak diterbitkan Undang-Undang No. 8 tahun 2016, istilah “cacat” sudah digantikan dengan sebutan Penyandang Disabilitas. Istilah cacat adalah istilah dengan cara pandang medical model dimana kecacatan menggambarkan kondisi “sakit” atau memiliki “ketidaknormalan” yang memiliki makna negatif, sedangkan istilah Penyandang Disabilitas memberikan sebuah pengakuan dimana kelompok Disabilitas menjadi bagian dari kelompok di masyarakat yang memiliki keistimewaan. 

Kedua; Mencari informasi terkait Isu Disabilitas dan Perkembangannya. Langkah ini menjadi salah satu langka yang perlu dilakukan oleh teman-teman untuk merubah pandangan kepada Penyandang Disabilitas. Mencari informasi dan membaca terkait kondisi Penyandang Disabilitas di dunia maupun di Indonesia membuat kita lebih paham tentang kondisi yang dialami Penyandang Disabilitas sampai saat ini. Selain itu kita juga bisa melihat lebih jeli lingkungan di sekitar kita sudah ramah untuk Penyandang Disabilitas. 

Ketiga; Jadilah Inklusif. Merubah cara pandang tanpa adanya aksi tidak dapat dikatakan berhasil bila teman-teman tidak dapat menciptakan lingkungan yang inklusif bagi Penyandang Disabilitas. Dapat hidup berdampingan dan saling tolong menolong menjadi bentuk awal teman-teman menciptakan lingkungan inklusif. Selain itu, lingkungan inklusif dapat tercipta bila teman-teman dapat mulai merubah stereotip negatif yang sudah tertanam di masyarakat mengenai pandangan negatif terhadap Penyandang Disabilitas, seperti mengurangi penggunaan istilah-istilah negatif untuk menyebutkan kelompok Penyandang Disabilitas.

Menjadi inklusif adalah sebuah proses panjang. Semangat terus menjalani prosesnya, ya!

Penulis: Dwiagung Widyantari Aryanto

Teks foto: Dalam salah satu sesi dalam Seri Webinar Pola Pikir, seorang peserta bertanya kepada Ahmad Aziz (Engagement Lead di campaign.com) tentang kolaborasi dalam lingkup wirausaha.

 

DNetwork - Jaringan Kerja Disabilitas menggelar kembali webinar untuk mendukung pengembangan diri pencari kerja disabilitas. Berbeda dari gelaran sebelumnya yang menggaris bawahi pembentukan pengetahuan dan kemampuan, webinar kali ini fokus pada pembentukan pola pikir. Karena tidak dapat dimungkiri, pola pikir punya peran sangat besar dalam membangun karakter seseorang, baik dalam lingkup kehidupan pribadi, sosial, maupun profesional. Kata orang, mengubah pola pikir adalah awal dari mengubah hidup.

Webinar tentang pola pikir ini digelar sebagai sebuah rangkaian kegiatan yang berlangsung selama empat hari, mulai dari 13 sampai 16 April, 2021. Selain tim DNetwork sendiri, ada tiga orang pembicara lainnya yang menyampaikan materi berbeda-beda; Ahmad Aziz (Engagement Lead di campaign.com) menyampaikan materi tentang Kolaborasi, Ana Azzahra (CEO di Saung Riset) menyampaikan materi tentang Berpikir Kritis, dan Jawwadurrohman (Global Talent & Learning Partner di Gojek) menyampaikan materi tentang Kreativitas.

Sekitar 40 penyandang disabilitas dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti rangkaian webinar ini. Beragam pertanyaan dan diskusi menarik pun muncul dalam empat sesi webinar. Menurut survey yang kami bagikan kepada peserta seusai rangkaian webinar, keempat sesi ini sangat bermanfaat dengan paparan yang mudah dipahami. Suriani, salah satu peserta, menyebutkan bahwa rangkaian webinar ini memotivasinya, “terutama untuk selalu berpkir positif, berani untuk terus mencoba hal baru, dan tidak menyerah walau pernah gagal”.

Rangkaian program Aku Mampu didukung oleh:

 

 

 

 

Maret 2021 menjadi bulan yang cukup berkesan bagi DNetwork - Jaringan Kerja Disabilitas. Dipilih oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, DNetwork menjadi satu dari sembilan perusahaan/organisasi untuk mewakili Indonesia di ajang internasional South by Southwest (SXSW) 2021.

SXSW merupakan salah satu festival terbesar di dunia yang menghadirkan pertunjukan musik, film, serta ide kreatif. Sejak 1987, festival ini rutin digelar tahunan di Austin, Texas. Di masa pandemi ini, SXSW 2021 dilaksanakan secara online pada 16-20 Maret lalu.

DNetwork berkesempatan menampilkan virtual booth yang mengajak pengunjung untuk berdiskusi perihal inklusivitas dan kesempatan kerja bagi disabilitas, serta mengeksplorasi kemungkinan kolaborasi. Beberapa startup dan bahkan perusahaan multinasional sempat berkunjung dan berdiskusi. Tim DNetwork pun berkesempatan menyimak beragam diskusi panel tentang inklusi seperti "Disabilitas dan Teknologi; Batasan dan Kesempatan" dan "Inovasi Berbasis Kesetaraan di Lingkungan Kerja Masa Depan" yang sangat membuka mata tentang perkembangan isu disabilitas dan solusinya.