Membangun Dunia Kerja yang Inklusif

Ketenagakerjaan inklusif kini menjadi perhatian utama di Indonesia. Dengan meningkatnya kesadaran dan dukungan kebijakan pemerintah, semakin banyak organisasi yang menyadari bahwa mempekerjakan penyandang disabilitas bukan hanya tanggung jawab sosial, tetapi juga langkah strategis bisnis.
Tempat kerja yang inklusif menciptakan inovasi, produktivitas, dan rasa kebersamaan yang lebih kuat.

Berikut lima fakta penting tentang bagaimana inklusi disabilitas membentuk masa depan dunia kerja di Indonesia.

1. Kuota 1% untuk Perusahaan Swasta

Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, perusahaan swasta dengan lebih dari 100 karyawan wajib menyediakan setidaknya 1% posisi kerja bagi penyandang disabilitas.
Kebijakan ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap keberagaman dan kesetaraan di tempat kerja.

2. Kuota 2% untuk Instansi Pemerintah dan BUMN

Instansi pemerintah dan BUMN memiliki tanggung jawab lebih besar — mereka wajib membuka minimal 2% formasi pekerjaan bagi penyandang disabilitas.
Kebijakan ini menegaskan bahwa sektor publik harus menjadi teladan dalam mewujudkan dunia kerja yang setara dan inklusif.

3. Karyawan Disabilitas Terbukti Produktif dan Loyal

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa karyawan disabilitas memiliki tingkat produktivitas dan loyalitas yang sama — bahkan lebih tinggi dibandingkan rekan nondisabilitas.
Ketangguhan, etos kerja, dan kemampuan beradaptasi yang kuat menjadikan mereka aset berharga bagi organisasi inklusif.4. Proses Wawancara Bisa Lebih Fleksibel

Inklusi dimulai sejak proses rekrutmen. Wawancara kerja dapat dilakukan dalam berbagai format — tertulis, video, atau dengan pendamping — sebagai bentuk reasonable accommodation.
Fleksibilitas ini memastikan setiap kandidat memiliki kesempatan yang adil untuk menampilkan kemampuan terbaiknya.

5. Karier untuk Semua

Penyandang disabilitas kini memiliki peluang berkarier di berbagai sektor, mulai dari perhotelan dan desain hingga analisis data dan teknologi informasi.
Hal ini membuktikan bahwa kemampuan seseorang tidak ditentukan oleh keterbatasan, melainkan oleh kesempatan yang diberikan.

Menuju Masa Depan yang Lebih Inklusif

Ketenagakerjaan inklusif bukan hanya kewajiban hukum, tetapi juga strategi untuk membangun tempat kerja yang kuat, empatik, dan berkelanjutan.
Dengan memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas, perusahaan dapat meningkatkan inovasi sekaligus memperkuat dampak sosialnya.

Mari bersama-sama menciptakan masa depan di mana setiap individu memiliki kesempatan untuk tumbuh, berkontribusi, dan berprestasi.

Hai Sobat DNetwork! 👋

Pernah dengar istilah aksesibilitas di tempat kerja? Nah, persoalan aksesibilitas ini bukan cuma soal membangun jalur kursi roda atau menyediakan teknologi bantu, tapi tentang menciptakan lingkungan kerja yang adil, nyaman, dan mendukung semua orang—termasuk pekerja penyandang disabilitas.
Tentunya masih banyak perusahaan yang berpikir kalau menyediakan aksesibilitas itu “ribet” atau “biaya tambahan”. Padahal kenyataannya, ada banyak sekali keuntungan yang bisa dirasakan perusahaan kalau serius menerapkan aksesibilitas. Yuk, kita bahas satu per satu!

✨ 1. Kinerja lebih maksimal
Ketika pekerja penyandang disabilitas diberi akses yang memadai—entah itu teknologi bantu, ruang kerja ramah akses, atau prosedur yang inklusif—mereka bisa menunjukkan performa terbaik. Hasil kerja jadi maksimal dan target perusahaan tetap tercapai. Potensi mereka tidak kalah dengan pekerja lain, hanya perlu akses yang setara.

✨ 2. Tim kerja lebih beragam dan kreatif
Dengan adanya akses, pekerja disabilitas bisa berkontribusi penuh. Artinya, perusahaan punya tim kerja yang lebih beragam, dengan sudut pandang berbeda yang memperkaya ide-ide. Keberagaman ini justru membuat perusahaan lebih adaptif dan inovatif dalam menghadapi tantangan bisnis.

✨ 3. Patuh hukum dan hindari cap diskriminasi
Menyediakan aksesibilitas juga berarti perusahaan mematuhi undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku. Selain itu, perusahaan tidak akan dicap sebagai tempat kerja yang diskriminatif. Jadi, ini bukan hanya langkah etis, tapi juga langkah legal yang tepat.

✨ 4. Reputasi sebagai perusahaan inklusif
Di era sekarang, reputasi sangat penting. Perusahaan yang inklusi punya citra positif di mata publik. Masyarakat, mitra, hingga calon karyawan akan melihat perusahaan tersebut sebagai tempat yang ramah, modern, dan peduli pada keadilan.

✨ 5. Lebih memahami konsumen
Faktanya, penyandang disabilitas juga adalah konsumen, pelanggan, atau bahkan pengguna layanan perusahaan kita. Dengan menyediakan aksesibilitas di internal, perusahaan sekaligus belajar memahami kebutuhan konsumen. Hasilnya, layanan dan produk bisa lebih relevan dan ramah bagi semua kalangan.

✨ 6. Budaya empati dan saling menghargai
Perusahaan inklusi biasanya punya tingkat empati tinggi karena terbiasa menghargai perbedaan. Budaya kerja pun jadi lebih sehat: tim saling mendukung, menghargai, dan loyalitas karyawan meningkat.

Jadi, Sobat DNetwork, menyediakan aksesibilitas itu bukan beban, tapi investasi jangka panjang. Perusahaan yang inklusi akan tumbuh lebih kuat, lebih kreatif, dan punya daya saing tinggi.
👉 Yuk, mulai sekarang kita dukung aksesibilitas di tempat kerja. Karena semua orang berhak punya kesempatan yang sama untuk berkembang.

Mari bergabung bersama DNetwork agar Perusahaan Sobat Inklusi melalui program edukasi dari DNetwork.

 

Hai Sobat DNetwork!

Yuk, Cek! Apakah Rekrutmen di Tempatmu Sudah Bebas dari Diskriminasi terhadap Penyandang Disabilitas?

Inklusi kini jadi topik hangat di dunia kerja. Banyak perusahaan sudah mulai membuka peluang bagi penyandang disabilitas. Tapi… sudahkah proses rekrutmen yang kita lakukan benar-benar inklusif dan adil?

Tanpa disadari, ada praktik-praktik yang ternyata masih menyulitkan bahkan mendiskriminasi pelamar kerja penyandang disabilitas.

Semoga hal tersebut tidak terjadi di Perusahaan sobat. Melalui Artikel ini –kita akan sharing khususnya kepada sobat yang bekerja di bidang SDM, rekrutmen, atau manajemen perusahaan agar lebih memahami bentuk-bentuk diskriminasi yang sering terjadi, sekaligus bagaimana cara memperbaikinya.

Lalu apa saja distriminatif yang sering terjadi?

1. Informasi Lowongan Tidak Aksesibel

Ketika mengakses konten lowongan, Penyandang disabilitas sering kesulitan mengakses informasi lowongan tersebut karena kontennya tidak dirancang untuk semua orang.
Misalnya:

  • Teks hanya berupa gambar yang tidak bisa dibaca oleh pembaca layar
  • Tidak ada subtitle atau transkrip untuk video lowongan
  • Situs rekrutmen sulit diakses oleh pengguna alat bantu mobilitas atau pengguna keyboard saja

Akibatnya, banyak calon kandidat tidak bisa mengakses informasi dasar tentang pekerjaan yang mereka minati.

  • Solusi yang dapat sobat lakukan:
    Pastikan format konten bisa diakses oleh Penyandang Disabilitas dengan teknologi bantu yang mereka gunakan
  • Gunakan bahasa yang jelas dan tidak bertele-tele
  • Sediakan deskripsi alternatif untuk gambar dan teks transkrip untuk video/audio
  • Yang paling penting sobat bisa diskusikan dengan Penyandang Disabilitas dan mencobakan konten lowongan yang akan di share untuk memastikan informasi tersebut bisa diakses

2. Lowongan Hanya Terbuka untuk Disabilitas Tertentu

Kadang ada konten lowongan yang menyertakan Kalimat seperti “hanya untuk disabilitas Fisik ringan” atau “tidak menerima pelamar Tuli” adalah bentuk eksklusi yang bisa menutup peluang orang-orang yang sebenarnya mampu dan cocok dengan posisi tersebut.

Setiap individu memiliki kombinasi kemampuan unik. Jenis disabilitas tidak otomatis menentukan apakah seseorang mampu atau tidak menjalankan pekerjaan tertentu.

Solusi:

  • Fokus pada tugas dan tanggung jawab pekerjaan, bukan pada batasan jenis disabilitas
  • Gunakan kalimat seperti: “Terbuka untuk semua pelamar, termasuk penyandang disabilitas. Akomodasi akan disediakan jika diperlukan.”
  • Kita bisa Diskusi dengan Penyandang Disabilitas atau Komunitas Disabilitas untuk lis skill dan pekerjaan yang bisa dilakukan oleh setiap ragam Disabilitas

3. Menyortir Kandidat Berdasarkan Tingkat Disabilitas (Sebelum Wawancara)

Kadang ada proses seleksi menyortir kandidat hanya dari informasi disabilitas di CV atau form aplikasi. Misalnya, kandidat dianggap "tidak layak" hanya karena menggunakan kursi roda, memiliki hambatan pendengaran, atau hambatan bicara, tanpa melihat keahlian dan pengalaman kerjanya.

Ini bentuk diskriminasi berdasarkan asumsi, bukan penilaian objektif.

Solusi:

  • Nilai pelamar berdasarkan kompetensi dan pengalaman kerja
  • Wawancarai terlebih dahulu sebelum menarik kesimpulan
  • Berikan tes keterampilan untuk mengukur kemampuan, bukan sekadar melihat kondisi

4. Tidak Memberikan Kesempatan untuk Diskusi Akomodasi

Kadang tidak terfikir untuk membuka ruang dialog soal kebutuhan akomodasi. Sering kali asumsi langsung menganggap proses rekrutmen “sulit” bila pelamar menyandang disabilitas. Padahal banyak penyandang disabilitas tahu persis apa yang mereka butuhkan, dan solusinya seringkali sederhana!

Contoh: Teman Tuli mungkin hanya butuh media tulisan saat wawancara. Atau seseorang dengan disabilitas Fisik mungkin hanya butuh ruangan yang bisa diakses kursi roda.

Solusi:

  • Tanyakan sejak awal: “Apakah ada dukungan atau penyesuaian yang kami bisa sediakan?”
  • Libatkan pelamar dalam percakapan terkait kebutuhan mereka
  • Jadikan akomodasi sebagai bagian dari proses, bukan pengecualian

5. Memberikan Alasan Penolakan karena Disabilitas

Saat ini Masih banyak pelamar Disabilitas yang mendapat penolakan dengan alasan seperti:
"Karena kondisi disabilitas Anda, kami tidak dapat melanjutkan proses."
Ini bentuk diskriminasi eksplisit yang tidak dibenarkan dan bertentangan dengan prinsip kesetaraan.

Penolakan seharusnya berdasarkan hasil tes atau kecocokan kompetensi, bukan kondisi pribadi.

Solusi:

  • Berikan alasan objektif jika pelamar tidak lolos
  • Hindari menyebut disabilitas sebagai penyebab utama penolakan
  • Gunakan bahasa yang sopan dan membangun

Lalu, Apa yang Bisa Dilakukan Perusahaan Mulai dari Sekarang?

  • Audit ulang proses rekrutmen: dari konten, format, hingga cara komunikasi
  • Latih tim HR tentang inklusi dan bias tidak sadar (unconscious bias.
  • Pastikan semua kandidat bisa mengakses informasi dan proses seleksi
  • Bangun budaya kerja yang mendukung keberagaman dan keterbukaan
  • Libatkan penyandang disabilitas dalam merancang proses yang lebih adil


Yuk, pastikan proses rekrutmen yang kamu jalankan tidak menutup peluang siapa pun hanya karena mereka berbeda.

Karena dunia kerja yang sehat dan kuat dibangun oleh keberagaman kemampuan, perspektif, dan latar belakang.

Agar Rekrutmen di Prusahaan sobat inklusi, yuk bergabung bersama DNetwork untuk mengikuti program edukasi kami.

 

Mewujudkan lingkungan kerja yang inklusif bagi penyandang disabilitas bukan hanya tentang menyediakan fasilitas tambahan, melainkan memahami secara menyeluruh kebutuhan mereka yang beragam dan spesifik. Akomodasi yang efektif tidak hanya berdampak pada kenyamanan kerja, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan loyalitas karyawan.

Berikut ini adalah strategi komprehensif yang dapat diterapkan perusahaan dalam mengimplementasikan akomodasi kerja yang layak bagi penyandang disabilitas:

1. Memahami Kerangka Regulasi sebagai Dasar Tindakan

Langkah pertama adalah memahami regulasi yang menjadi dasar hukum dan etika. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas serta ketentuan dari Kementerian Ketenagakerjaan mengatur kewajiban pemberi kerja dalam menyediakan akomodasi yang layak. Ini mencakup aksesibilitas fisik, informasi, serta penyesuaian proses kerja yang wajar. Regulasi ini menjadi acuan dalam penyusunan kebijakan internal perusahaan.

2. Meningkatkan Literasi tentang Ragam Disabilitas dan Implikasinya di Dunia Kerja

Setiap jenis disabilitas memiliki kebutuhan yang berbeda. Pemahaman terhadap hal ini menjadi kunci dalam menyediakan akomodasi yang tepat. Beberapa contoh kebutuhan spesifik antara lain:

  • Disabilitas netra: memerlukan screen reader, dokumen atau aplikasi dalam format aksesibel, dan penanda fisik seperti guiding block.

  • Disabilitas daksa: membutuhkan meja kerja yang dapat diatur, ramp, dan akses lift yang ramah pengguna kursi roda.

  • Disabilitas Tuli: membutuhkan juru bahasa isyarat, teks tertulis, atau simbol visual lainnya untuk mendukung komunikasi.

  • Disabilitas intelektual dan psikososial: membutuhkan komunikasi yang jelas, struktur kerja yang stabil, serta dukungan sosial dari rekan kerja.

Pengetahuan ini mencegah pendekatan akomodasi yang bersifat generik dan memastikan solusi yang diberikan benar-benar relevan.

3. Melakukan Pendekatan Komunikatif dengan Karyawan Disabilitas

Alih-alih berasumsi, ajak karyawan dengan disabilitas berdialog secara terbuka mengenai kebutuhan mereka. Komunikasi yang aktif dan rutin akan membangun kepercayaan serta menciptakan lingkungan kerja yang responsif. Pengalaman dan perspektif langsung dari karyawan sangat berharga dalam merancang solusi akomodasi yang efektif.

4. Melakukan Asesmen Kebutuhan Akses secara Individual dan Terstruktur

Kebutuhan setiap individu tidak bisa disamakan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan asesmen kebutuhan secara personal, melalui:

  • Wawancara individual

  • Survei internal

  • Observasi langsung di lingkungan kerja

Hasil asesmen harus dicatat dan dianalisis agar menjadi dasar dalam merancang akomodasi yang tepat sasaran dan berkelanjutan.

5. Berinvestasi pada Pelatihan Inklusi bagi Tim HR dan Manajemen

Pelatihan dan workshop tentang inklusi disabilitas perlu diberikan kepada tim HR dan manajemen. Topik seperti rekrutmen inklusif, cara memberikan umpan balik yang sensitif, serta membangun lingkungan kerja yang mendukung keberagaman akan memperkuat budaya organisasi yang adaptif dan tidak diskriminatif.

6. Melakukan Uji Coba dan Validasi Akomodasi

Sebelum akomodasi diterapkan secara luas, lakukan uji coba bersama karyawan yang membutuhkannya. Mintalah umpan balik langsung untuk menilai apakah fasilitas atau alat bantu yang disediakan benar-benar efektif.

Misalnya, sebuah aplikasi internal yang dianggap telah aksesibel, ternyata belum dapat digunakan dengan nyaman oleh pengguna screen reader karena kendala teknis. Uji coba seperti ini mencegah pemborosan anggaran dan memastikan efektivitas akomodasi.

7. Melakukan Evaluasi dan Penyesuaian Secara Berkala

Kebutuhan karyawan dapat berubah seiring waktu—baik karena perkembangan teknologi, perubahan peran, maupun kondisi kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan evaluasi akomodasi secara berkala (misalnya setiap enam bulan), dan melibatkan karyawan dalam proses evaluasi tersebut.

Akomodasi kerja bukan sekadar fasilitas tambahan, tetapi representasi dari prinsip keadilan dan kesetaraan akses di tempat kerja. Perusahaan yang mengimplementasikan akomodasi secara tepat tidak hanya memenuhi kewajiban hukum, tetapi juga menunjukkan kepemimpinan dalam membangun budaya kerja yang inklusif, inovatif, dan sejahtera.

Mari bergabung bersama DNetwork dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih ramah bagi penyandang disabilitas, melalui program edukasi dan pendampingan dalam penerapan akomodasi kerja yang layak.

Bersama, kita wujudkan dunia kerja yang setara, adaptif, dan inklusif.

#InklusiDiTempatKerja #StrategiAkomodasi #DisabilityInclusion #DNetworkUntukPerusahaan

Ketika melamar pekerjaan, ternyata ada beberapa alasan yang harus kamu tahu kenapa terkadang lamaran kerja kamu digantungin oleh perusahaan. Di sini, DNetwork sudah merangkum lima hal yang bisa mempengaruhi lamaran kerja kamu yang kurang berhasil.

 

1. Tidak Sesuai Kualifikasi

Kurang teliti membaca kualifikasi lowongan kerja bisa membuat lamaran kita jadi tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan. Contohnya adalah Perusahaan A membutuhkan seseorang dengan pendidikan minimal S1, tapi kita melamar dengan ijazah SMA.

 

2. Kurang Persiapan

Kurang persiapan disini bisa terdiri dari banyak hal, seperti tidak adanya CV/Resume terbaru, surat lamaran, surat referensi, sampai dengan dokumen-dokumen pendukung lainnya. Selain itu, pastikan jika skill atau keterampilan yang dibutuhkan sudah dicantumkan dalam CV/Resume.

 

3. Interview Tidak Optimal

Sebelum interview, kita juga harus mempelajari perusahaan yang kita lamar. Hal ini akan membantu kita untuk memahami dengan lebih baik perusahaan dan juga beban kerja kita.

 

4. Permasalahan Internal

Perusahaan memiliki dinamikanya tersendiri dalam merekrut karyawannya. Bisa jadi, ketika lamaran kita ditolak, ada sesuatu yang terjadi dalam perusahaan. Jika kalian merasa dighosting atau digantung oleh perusahaan, kalian bisa mengirim email ke interviewer kalian dan menanyakan proses lamaran kerja kalian.

 

5. Kurang Sesuai dengan Budaya Kerja Perusahaan

Bisa jadi setelah berbincang di interview, ternyata kita dirasa tidak cocok dengan company culture perusahaan yang dilamar. Kalau sudah begitu, tak perlu bersedih hati. Sebab, justru kita terhindar dari bekerja dengan tim yang mungkin membuat tidak nyaman.

 

 

Jakarta, Oktober 2022 – Sebagai salah satu upaya menghapus stigma masyarakat akan kualitas kerja dan produktivitas para penyandang disabilitas yang dianggap rendah, serta minimnya kesadaran para penyedia lapangan kerja yang menyebabkan terbatasnya kesempatan para penyandang disabilitas untuk bekerja dengan layak, membuat foodspot Indonesia membuka kesempatan bagi para penyandang disabilitas untuk bergabung dalam Coffee Corner Project.

Kesempatan ini berupa dibukanya posisi Barisata sekaligus Pramusaji di Coffee Corner Project. Mempertimbangkan pentingnya posisi tersebut, komitmen kandidat untuk bekerja dengan maksimal menjadi hal yang krusial.

 Oleh karena itu, foodspot membutuhkan kandidat yang memiliki kualifikasi sebagai berikut:

  1. Pendidikan minimal SLTA/D3/S1 dari berbagai jurusan.
  2. Berusia 20-35 tahun.
  3. Baru lulus (fresh graduated) dipersilakan.
  4. Memiliki pengalaman dan pengetahuan Barista sangat diutamakan.
  5. Bersedia ditempatkan di daerah Jakarta Selatan.
  6. Berpenampilan rapi dan memiliki tata krama yang baik.
  7. Bekerja secara tim maupun individu dengan integritas yang baik.
  8. Mampu mengoperasikan Ms Office/Word untuk operasional Cashier.
  9. Disabilitas fisik diutamakan.
  10. Bersedia membantu anggota tim lain jika memerlukan bantuan.

 

Dalam proses perekrutan, setiap kandidat berkesempatan untuk berdiskusi dan mengulik seputar peran untuk posisi yang dilamar, tanggung jawab, lingkungan pekerjaan, dan sebagainya. Kandidat dapat langsung mengirimkan surat lamaran kerja, daftar riwayat hidup, ijazah atau transkrip nilai pendidikan terakhir, surat referensi atau keterangan bekerja (apabila ada), dan surat keterangan disabilitas dari rumah sakit/puskesmas/organisasi penyandang disabilitas ke email berikut: [email protected] atau melalui link yang disediakan oleh DNetwork: bit.ly/dn-foodspotbarista

Tentang foodspot

 foodspot adalah portal penyedia makanan dan minuman untuk korporat terbesar di Indonesia. Dimulai sebagai Klik-eat pada tahun 2012, foodspot menghubungkan katering UKM maupun restoran besar dengan korporat di seluruh Indonesia. foodspot secara resmi bermitra dengan berbagai restoran populer yang berlokasi di seluruh Indonesia dan dipercaya menjadi pemasok makanan dan minuman untuk pelanggan korporat terbesar di Indonesia. Saat ini, foodspot dipercaya oleh lebih dari 2000 perusahaan di Indonesia sebagai klien setia. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan mengakses ke https://foodspot.co.id

Gambar: 15 orang peserta Temu Pencari Kerja di Annika Linden Center, 22 September 2022.

Pada Hari Kamis 22 September 2022 yang lalu, DNetwork Indonesia telah menyelenggarakan acara Temu Pencari Kerja di Annika Linden Centre, Denpasar, Bali. Pada kesempatan Temu Pencari Kerja kali ini, 15 peserta yang terpilih telah menambah wawasan mereka mengenai proses seleksi pekerjaan, pembuatan CV, dan surat lamaran yang di bawakan oleh PT. Mitra Prodin. Selain itu, peserta juga belajar mengenai hak jaminan ketenagakerjaan yang dibawakan oleh BPJS Ketenagakerjaan Denpasar.

Di saat yang bersamaan pula kami juga mengadakan Forum Group Discussion yang berisi proses diskusi dan identifikasi kebutuhan para pencari kerja disabilitas terhadap akses kebutuhan pendidikan dan juga pekerjaan. Dalam FGD kali ini kami melibatkan seluruh peserta untuk mengungkapkan saran dan kritik mereka terkait dua hal tersebut. Sebagai penghubung teman-teman disabilitas terhadap lapangan pekerjaan, masukan dan kebutuhan mereka menjadi fokus utama kami untuk dapat kami advokasi ke perusahaan maupun pemerintah. Kami yakin dengan tersinerginya usaha yang melibatkan tidak hanya pekerja disabilitas, namun juga perusahaan sebagai pemberi kerja dan pemerintah sebagai pembuat regulasi dan kebijakan akan mampu menciptakan lapangan kerja yang inklusif dan aksesibel kepada para penyandang disabilitas.

Kami sangat berterima kasih atas dukungan teman-teman dari Dinas Ketenagakerjaan Kota Denpasar, PT. Mitra Prodin, dan BPJS Ketenagakerjaan yang sudah meluangkan waktu dan tenaga untuk meningkatkan kapasitas teman-teman dengan disabilitas di Bali.

Sampai jumpa di acara berikutnya!

Teks foto: Tangkapan layar dari salah satu sesi webinar Aku Mampu.

 

Program “Aku Mampu” diinisiasi oleh DNetwork - Jaringan Kerja Disabilitas Indonesia berfokus pada membantu penyandang disabilitas untuk mengembangkan keterampilan sesuai dengan peluang karir saat ini. Melalui “Aku Mampu”, kami ingin memastikan bahwa para peserta memenuhi syarat untuk mendapatkan pekerjaan yang berkualitas, lebih tangguh dalam menghadapi pasar kerja yang terus berubah, serta memiliki pola pikir dan kreativitas kewirausahaan untuk bertahan dalam segala situasi.

Didukung oleh Australian Direct Aid Program sejak 2018 dan juga Inspirasia Foundation, Rangkaian program “Aku Mampu” sendiri terdiri dari mindset training, skill training (Bahasa Inggris, Digital Business, Content Writing), dan pelatihan serta dukungan entrepreneurial dalam Aku Mampu Berbisnis. Lebih dari 200 penyandang disabilitas juga turut berpartisipasi dalam rangkaian program Aku Mampu yang telah dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan Mei 2022 ini. Diantaranya ada 6 usaha yang juga telah diberi pelatihan dan permodalan melalui Aku Mampu Berbisnis.

Aku Mampu Digital Marketing
Sebagai bagian dari Digital Marketing, kami memutuskan untuk menyesuaikan pelatihan untuk fokus pada konsultan bisnis digital. Pelatihan intensif ini merupakan bagian dari prioritas dalam program pendidikan. Tujuannya agar peserta diklat yang terpilih dapat mengikuti magang setelah selesai mengikuti program diklat. Karena mengarah pada program magang langsung, ini sejalan dengan misi kami untuk meningkatkan tingkat pekerjaan bagi penyandang disabilitas.
Bekerjasam dengan Clevio Coder Camp, kami juga mengadakan webinar untuk UMKM untuk mengakui mereka dengan “mempekerjakan karyawan disabilitas pertama mereka” dan menyampaikan kepada mereka bahwa kami mengadakan program Bisnis Digital untuk penyandang disabilitas dan dapat diundang untuk berkontribusi dan memberi mereka pengalaman di perusahaan yang mereka miliki. Sebanyak 7 peserta terpilih untuk magang di perusahaan untuk menjadi konsultan bisnis digital mereka.
Setiap sesi diikuti oleh kurang lebih 40 peserta dan mereka sangat antusias, ditunjukkan dengan cara mereka bertanya, berbagi pengalaman, dll. Di akhir sesi, kami juga berbagi pengalaman magang mereka dan kami membuat modul sharable yang berisi ringkasan dari seluruh sesi pelatihan. Hal ini dilakukan untuk memastikan keberlanjutan dampak dari program kami; kami ingin pengetahuan menjangkau lebih banyak orang daripada hanya mereka yang mengikuti sesi pelatihan di Zoom.

Aku Mampu Berbahasa Inggris
Jumlah pelamar untuk program ini cukup banyak; lebih dari 100 orang. Kami memiliki 20 peserta terpilih untuk mengikuti kursus bahasa Inggris selama tiga bulan, yang diajar oleh guru bahasa Inggris bersertifikat di Indonesia dari After School English. Para peserta ditempatkan dalam tiga kelompok yang berbeda, masing-masing kelompok terdiri dari peserta dengan jenis disabilitas yang sama dan tingkat pemahaman bahasa Inggris yang sama. Hal ini dilakukan untuk memastikan efektivitas keseluruhan proses pembelajaran. Peserta diharuskan mengikuti tes bahasa Inggris sebelum sesi dimulai dan pada akhir program mereka akan melakukannya lagi, sehingga kita dapat melihat peningkatan kemampuan bahasa Inggris mereka. Karena tingginya permintaan akan kelas khusus bagi Teman Tuli, kami memutuskan untuk membuka satu dan menyediakan Penerjemah Bahasa Isyarat untuk seluruh sesi.

Aku Mampu Menulis Konten
Pelatihan ini dimulai pada April 2022 dan kami membutuhkan teman-teman penyandang disabilitas. Dalam pelatihan ini, kami lebih fokus pada pelatihan citizen journalism dimana para peserta pelatihan dapat menulis artikel jurnalistik yang tidak hanya kreatif dan informatif tetapi juga memiliki nilai ekonomis. Dalam pelatihan ini, kami bekerja sama dengan BaleBengong.com, platform jurnalisme warga terkemuka di Bali. Dari pelatihan ini, peserta juga mendapatkan kesempatan untuk menjadi kontributor freelance baik di platform BaleBengong dan juga sebagai kontributor freelance untuk DNetwork.

Aku Mampu Bekerja di Era Digital
Berkolaborasi dengan Bridges for the Future - Yayasan PLAN Internasional Indonesia, pelatihan ini diberikan untuk mendukung kemampuan teman-teman disabilitas untuk dapat bersaing di pasar kerja digital. Adapun materi yang kami berikan erkait dengan Potensi Pekerjaan sebagai Freelancer, Menerapkan Keterampilan Komunikasi Dasar, Manajemen Diri dan Meningkatkan Sikap Profesional, Menggali Kesetaraan Hak Pekerja, dan Mempersiapkan Lamaran Kerja dan Tes Wawancara.

Kami percaya jika teman-teman disabilitas bisa diberi pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan hari ini maka potensi mereka untuk terserap dalam bursa kerja juga akan semakin besar. Hal ini tentunya akan menjadi sebuah garis start yang bagus, baik dalam memahami persyaratan untuk masuk ke dalam dunia kerja maupun memutuskan untuk menjadi seorang freelancer. Dalam kegiatan ini besar harapan DNetwork untuk menumbuhkan harapan dan juga semangat berkreatifitas yang besar yang nantinya akan dimiliki oleh para peserta pelatihan.

Aku Mampu Berbisnis
Untuk mengakomodir kebutuhan peningkatan keterampilan kewirausahaan pemilik bisnis penyandang disabilitas, kami mengadakan serangkaian sesi dukungan kewirausahaan. Respon dari masyarakat sangat positif. Kami memiliki lebih dari 100 pelamar dan kami mengadakan empat sesi dengan BEDO (Bali Export Development Organization), sebuah organisasi Indonesia yang berfokus pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah lokal yang maksimal, untuk membahas tema-tema berikut:
Pola Pikir Kewirausahaan, Perencanaan Bisnis dan Pembuatan Prototipe, Pengembangan Merek dan Produk, Pemasaran 101, Literasi Keuangan

Setelah mendapatkan kelima workshop tersebut, para peserta pelatihan ditugaskan untuk membuat financial business plan dan dipilih 6 yang terbaik untuk mendapatkan seed funding. Sebanyak 6 orang terpilih menerima bantuan modal usaha/seed funding sebesar Rp. 2.000.000 yang dapat mengembangkan usahanya menjadi lebih baik. Tidak hanya itu, para peserta juga diberikan sesi pendampingan untuk mematangkan rencana bisnis mereka agar lebih efektif dan berkelanjutan.