Dalam kemajuan teknologi saat ini, kita telah menyaksikan perubahan besar dalam lingkungan kerja. Salah satu perubahan paling terlihat adalah bergesernya kita ke arah bekerja jarak jauh. Meskipun begitu, kita tidak boleh melupakan pentingnya memasukkan karyawan dengan disabilitas dalam proyek kolaboratif. Ini tetap menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan yang ingin mempertahankan nilai-nilai inklusif.

Strategi yang dapat dilakukan

Sekarang, mari kita bahas bagaimana strategi perusahaan agar dapat merancang proyek kolaboratif yang memperhitungkan berbagai jenis disabilitas dan memastikan kontribusi yang efektif.

Penugasan Peran yang Tepat

Salah satu kunci utama dalam mengintegrasikan karyawan dengan disabilitas dalam proyek kolaboratif adalah dengan memahami  keahlian dan keterampilan dari setiap individu secara cermat. Perusahaan harus memastikan bahwa tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuan dan keterampilan karyawan tersebut. Ini berarti mencari peran yang dapat mereka lakukan dengan baik, dengan memperhitungkan kebutuhan khusus yang mungkin mereka miliki. Sebagai contoh, karyawan dengan disabilitas visual mungkin lebih efektif dalam analisis data atau pemrosesan teks, sementara yang memiliki disabilitas motorik dapat menonjol dalam penelitian dan perencanaan. 

Kolaborasi Online yang aksesibel:

Ketersediaan platform kolaborasi yang mendukung pekerjaan tim, terlepas dari jarak fisik, adalah kunci. Dalam hal ini, pemilihan alat kolaborasi yang memperhitungkan beragamnya anggota tim adalah hal yang sangat penting. Aplikasi kolaboratif yang mendukung aksesibilitas. Seperti dukungan pembaca layar atau penggunaan navigasi keyboard, memastikan semua anggota tim dapat berpartisipasi dengan baik. Pastikan juga bahwa tim memahami cara menggunakan alat-alat ini dan memiliki akses ke dukungan teknis ketika diperlukan.

Komunikasi yang Ramah Disabilitas:

Komunikasi yang efektif adalah pondasi dari kolaborasi yang sukses. Perusahaan harus memastikan bahwa cara komunikasi yang digunakan memperhitungkan berbagai kebutuhan komunikasi yang mungkin dimiliki oleh karyawan dengan disabilitas. Misalnya, karyawan dengan disabilitas pendengaran dapat memerlukan terjemahan bahasa isyarat atau teks alternatif. Jadwal rapat yang fleksibel dan memberikan pemberitahuan sebelumnya memungkinkan karyawan untuk menyesuaikan lingkungan kerja mereka sesuai dengan kebutuhan mereka. 

Baca juga: 

Ramah Disabilitas dengann Innklusi dan Kesetaraan Kerja 

Contoh Penerapan

kita dapat menemukan sejumlah perusahaan terkemuka yang telah menunjukkan dukungan sungguh-sungguh terhadap inklusi karyawan dengan disabilitas dalam proyek kolaboratif. Salah satu contoh terbaik adalah XyzTech, sebuah perusahaan teknologi ternama yang telah mengambil langkah-langkah luar biasa dalam hal ini. Mereka tidak hanya berfokus pada memastikan alat-alat kerja mereka sesuai dengan pedoman aksesibilitas, tetapi juga memberikan perhatian khusus dengan membentuk tim dukungan internal. Tim ini hadir untuk memberikan bantuan kepada karyawan dengan disabilitas yang mungkin menghadapi kendala teknis dalam menjalankan tugas mereka.

Langkah konkret seperti ini mencerminkan semangat dan komitmen sejati XyzTech untuk menciptakan lingkungan kerja yang ramah disabilitas. Ini  merupakan sebuah upaya nyata untuk memberikan dukungan dan peluang kepada semua anggota tim, tanpa terkecuali. Tindakan positif seperti ini adalah contoh bagaimana perusahaan dapat membuat perubahan yang berarti dan memastikan bahwa semua karyawan dapat berkembang dan memberikan kontribusi mereka secara optimal.

Saat mengintegrasikan karyawan dengan disabilitas dalam proyek kolaboratif, kita akan menghadapi tantangan nyata. Namun, tantangan ini harus dilihat sebagai kesempatan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan beragam. Selain itu, kami ingin mengajak Anda untuk berkolaborasi dengan DNetwork, sebuah platform jaringan kerja disabilitas yang berkomitmen pada inklusifitas dunia kerja. Bersama-sama, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih ramah disabilitas dan memberi semua individu kesempatan untuk mengembangkan potensi dan berkontribusi. 

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi kami via Email di; [email protected].

Dalam masyarakat yang semakin menyadari inklusi dan kesetaraan, penting bagi kita untuk menciptakan lingkungan kerja yang ramah dan inklusif bagi semua individu, termasuk disabilitas. Disabilitas adalah bagian dari keberagaman manusia yang harus kita hormati, bukan menjadi penghambat kesempatan kerja dan peningkatan karir.

Disabilitas dan Dampaknya Bagi Dunia Kerja

Disabilitas mencakup berbagai kondisi yang dapat mempengaruhi mobilitas fisik, kemampuan sensorik, kesehatan kognitif atau mental seseorang. Sayangnya, asumsi dan stereotip negatif tentang disabilitas masih ada di tengah masyarakat, termasuk di dunia kerja. Hal ini dapat menyebabkan stigma dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas, yang mengarah pada terbatasnya akses ke pekerjaan dan peluang karir.

Dampak dari stigma dan diskriminasi ini sangat merugikan masyarakat dan perusahaan. Banyak penyandang disabilitas berbakat dapat memberikan kontribusi yang berharga bagi organisasi, tetapi peluang ini terkadang terbatas karena berbagai hambatan dalam inklusi dan kesetaraan.

Pentingnya Inklusi dan Peluang Kerja untuk Disabilitas

Mengkampanyekan inklusi dan kesetaraan untuk kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas merupakan tugas bersama seluruh masyarakat, termasuk perusahaan dan pemerintah. Beberapa alasan mengapa inklusi dan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas penting adalah sebagai berikut:

Keanekaragaman dan Kreativitas

Menyediakan lingkungan kerja yang inklusif akan memunculkan bakat dan perspektif baru. Ini mendorong kreativitas dan inovasi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesuksesan perusahaan.

Kepuasan Karyawan

Menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah disabilitas akan meningkatkan kepuasan karyawan secara keseluruhan. Karyawan yang merasa dihargai dan didukung cenderung lebih produktif dan berdedikasi.

Reputasi Perusahaan

Perusahaan yang mengadopsi praktik inklusif akan memiliki reputasi yang baik sebagai tempat kerja yang adil. Ini akan menarik bakat terbaik dari berbagai latar belakang.

Kepatuhan Hukum

Negara telah mengeluarkan undang-undang yang melindungi hak-hak pekerja penyandang disabilitas serta mempromosikan inklusi dan kesetaraan di tempat kerja. Menyediakan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas merupakan persyaratan hukum yang harus dipatuhi oleh perusahaan.

Langkah-langkah untuk Membangun Dunia Kerja yang Inklusif

Membangun dunia kerja yang inklusif dan ramah disabilitas membutuhkan komitmen semua pihak. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif:

Edukasi dan Pelatihan

Memberikan pelatihan dan edukasi kepada seluruh karyawan tentang inklusi dan kesetaraan disabilitas merupakan langkah penting untuk mengubah persepsi dan sikap yang mungkin masih ada.

Tinjauan Kebijakan

Meninjau kebijakan dan praktik perusahaan untuk memastikan tidak ada hambatan atau diskriminasi terhadap karyawan penyandang disabilitas.

Akomodasi

Bekerja dengan penyandang disabilitas untuk menyediakan akomodasi yang diperlukan agar mereka dapat bekerja secara efektif.

Rekrutmen yang Adil

Memastikan bahwa proses rekrutmen tidak diskriminatif dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua pelamar, termasuk penyandang disabilitas.

Pengembangan Karir

Memberikan kesempatan kepada tenaga kerja disabilitas untuk mengembangkan karir melalui pelatihan dan promosi sesuai dengan prestasinya.

Baca juga: 

DNetwork Dukung Penyandang Disabilitas Melalui Aku Mampu: Bekerja di Era Digital

Kolaborasi

Berkolaborasi dengan lembaga atau organisasi yang berfokus pada pewujudan lingkungan kerja yang inklusif, dapat membantu menemukan talenta berbakat dari penyandang disabilitas.

Menyediakan  kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas merupakan langkah penting dalam menciptakan dunia kerja yang lebih beragam dan adil. Perusahaan memiliki peran kunci dalam mendorong perubahan ini dengan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif.

Salah satu langkah konkrit untuk menciptakan inklusi dan kesetaraan dalam dunia kerja adalah berkolaborasi dengan DNetwork sebagai mitra strategis. DNetwork adalah platform inovatif yang bertujuan untuk menjadi penghubung antara penyandang disabilitas dan dunia kerja. Platform ini menjadi jaringan bagi perusahaan dan organisasi untuk mencari dan merekrut karyawan berbakat dengan berbagai latar belakang, termasuk disabilitas.

Bagi penyandang disabilitas, DNetwork merupakan pintu masuk untuk mengeksplorasi peluang karir, mengasah keterampilan, dan berkontribusi pada dunia kerja.

Jadi, mari bergabung bersama DNetwork dan berperan aktif dalam menciptakan dunia kerja yang inklusif dan adil untuk semua. 

Temukan pentingnya inklusi dan kesetaraan bagi karyawan disabilitas dalam dunia kerja. Menuju lingkungan kerja yang inklusif bersama DNetwork. 

Ketika kita berbicara tentang perluasan kesempatan kerja disabilitas, kita juga berbicara tentang membuka pintu menuju impian dan potensi yang mungkin dibatasi oleh hambatan fisik dan sosial. Di era inklusivitas dan kesempatan yang setara, mengupayakan akses yang sama terhadap karir bagi semua individu merupakan tugas mendesak dan panggilan moral.


Upaya untuk mengatasi tantangan
Keberagaman adalah kekayaan, dan memastikan bahwa setiap orang memiliki akses yang sama terhadap peluang karir adalah prinsip mendasar. Artikel ini bertujuan untuk menyoroti betapa mendesaknya upaya ini, serta menyoroti potensi dan aspirasi luar biasa yang dimiliki kaum muda penyandang disabilitas. Lebih dari sekedar menyediakan lapangan kerja, ini juga tentang memberi mereka kesempatan untuk berkembang, berkontribusi dan mewujudkan impian mereka.


Tantangan Pendidikan dan Karir
Langkah pertama dalam mendukung kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas muda adalah mengatasi tantangan yang mereka hadapi dalam mencapai pendidikan dan memasuki dunia kerja. Mereka seringkali menghadapi hambatan fisik, seperti terbatasnya aksesibilitas, serta hambatan sosial dan ekonomi yang mungkin membatasi peluang mereka. Tak hanya itu, stigma dan persepsi negatif juga bisa menjadi kendala dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu, penting untuk merangkul pendidikan inklusif dan menciptakan lingkungan di mana penyandang disabilitas dapat tumbuh dan berkembang.


Pentingnya Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif berperan penting dalam mempersiapkan generasi muda penyandang disabilitas menghadapi tantangan di dunia kerja. Dalam lingkungan pendidikan inklusif, mereka tidak hanya memperoleh pengetahuan dan keterampilan akademis, namun juga belajar menghargai perbedaan dan bekerja secara efektif dalam kelompok yang beragam. Pendidikan ini memberikan landasan yang kokoh untuk membangun karir yang sukses. Melalui integrasi yang lebih baik dalam sistem pendidikan, generasi muda ini akan mempunyai kesempatan untuk mengembangkan potensinya tanpa batasan.


Peran Sekolah dalam Pendidikan Keterampilan
Sekolah mempunyai tanggung jawab besar dalam memberikan dukungan kepada generasi muda penyandang disabilitas. Selain memberikan pendidikan akademis, sekolah juga dapat mengembangkan keterampilan sosial, komunikasi, dan pemecahan masalah yang penting dalam dunia kerja. Program pendidikan keterampilan juga harus dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan individu, membantu mereka mengasah keterampilan sesuai minat dan potensinya. Dengan memberikan pelatihan yang relevan, sekolah dapat membantu generasi muda penyandang disabilitas agar lebih siap menghadapi tantangan yang ada di dunia kerja.


Artikel terkait:
Pengen Rekrut Talent Dengan Disabilitas, Tapi Ga Tau Mulai Dari Mana?


Program Pelatihan dan Magang
Untuk menutup kesenjangan antara pendidikan dan dunia kerja, program pelatihan dan magang merupakan langkah penting. Program ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan yang telah mereka pelajari, namun juga membantu generasi muda penyandang disabilitas mengembangkan rasa percaya diri dan kemandirian. Melalui pengalaman nyata di lingkungan kerja, mereka dapat memahami dinamika industri dan merasa lebih siap menghadapi tuntutan dunia profesional. Program ini juga membuka kesempatan bagi perusahaan untuk mengenal calon karyawan dengan latar belakang dan kemampuan yang beragam.


Pendampingan dan Dukungan
Pendampingan merupakan unsur yang sangat penting dalam membantu generasi muda penyandang disabilitas mencapai kesuksesan. Mentor dapat memberikan panduan berharga, berbagi pengalaman pribadi, dan membantu mereka merumuskan tujuan karier yang jelas. Selain itu, dukungan emosional dari seorang mentor dapat membantu mengatasi perasaan ketidakpastian dan kecemasan yang sering muncul di tengah tantangan dalam mengupayakan kesempatan kerja disabilitas. Koneksi dalam pendampingan juga membuka pintu bagi generasi muda untuk membangun jaringan yang kuat, untuk dapat membantu mereka dalam mencari pekerjaan dan pengembangan karir.


Kerjasama dengan Perusahaan
Penting untuk melibatkan perusahaan dalam upaya mendukung peluang untuk kesempatan kerja disabilitas. Kolaborasi antara lembaga pendidikan dan perusahaan dapat menghasilkan program pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri. Pengusaha juga dapat berperan dalam menyediakan magang, pekerjaan paruh waktu, atau bahkan pekerjaan penuh waktu bagi mereka yang siap. Dengan membuka pintu untuk kolaborasi semacam ini, kita tidak hanya menciptakan peluang bagi generasi muda penyandang disabilitas, namun juga mendorong perusahaan untuk mengadopsi inklusivitas dalam budaya organisasi mereka.


Mendukung kesempatan kerja disabilitas dan mengupayakan untuk membukakan peluang kerjanya merupakan langkah penting menuju masyarakat inklusif. Melalui pendidikan inklusif, pelatihan dan pendampingan, kita akan membuka pintu menuju potensi yang tidak terbatas. Bergabunglah dengan kami di DNetwork, platform jaringan kerja disabilitas, melalui email atau WhatsApp, dan ikuti juga berbagai kegiatan serta info pengembangan karir disabilitas di instagram kami.


Mari bersama-sama menciptakan dunia kerja yang beragam dan inklusif.

Artikel dibuat oleh Ismail, kontributor Netra yang berkolaborasi dengan Suarise Indonesia.

READY TO WORK: GREEN ENTREPRENEURSHIP

Turning Ideas into Marketable Products and Services

 

The Training

In collaboration with Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) and Citi Foundation, DNetwork has successfully conducted an entrepreneurship program in 2023 called Ready to Work: Green Entrepreneurship. This entrepreneurial program aimed to assist young entrepreneurs with disability to realise their business ideas into marketable products and services.

 

Ready to Work: Green Entrepreneurship started on the 22nd of February 2021 with 20 selected youth with disability who had diverse business ideas and came from different regencies in Bali. Participants received eight sessions of entrepreneurial training from February to May. This entrepreneurial training included an introduction to green entrepreneurship, planning for business strategy, financial planning, business implementation, and how to create a pitch deck.

 

 

The Mentorship

These 20 participants were then required to create a business proposal (individually or as a group) and compete for grant funds of as much as 2 million Rupiahs per business idea and one month of mentoring sessions to establish their businesses. In the end, 13 people from 10 business ideas could successfully launch their businesses. From the mentorship sessions, participants focused more on researching and developing their products & services, building branding and marketing strategies, and preparing their pitch decks for the market day.

 

 

Business Owners and Their Businesses

After five months of training and mentoring, the participants had successfully established their products and services. On the 14th of July 2023, 13 participants had the opportunity to showcase their businesses at the Annika Linden Centre.

 

Sunar Sanggita by Wiguna

Wiguna is a person with blindness and reduced function of hearing. He established Sunar Sanggita based on his interest in music. Sunar Sanggita offers music courses, a self-recording studio and entertainment for events. During the showcasing day, three people signed up for Sunar Sanggita’s music courses. Moreover, Sunar Sanggita gained some new networks for future potential events.

Wiguna and his team are presenting Sunar Sanggita to the guests.

 

Bali Mahasadu by Aditya and Ari

Gus Adit established Bali Mahasadu in 2018 as a massage clinic specialising in ‘blind massage therapy’. However, this year, Gus Adit finally made his dream come true to create his herbal products: herbal incense sticks, hot and aromatic massage oil, and red ginger powder. Ari, who is also a massage therapist (also recently married to Gus Adit), decided to be fully involved in Bali Mahasadu product development, from prototyping to brand development. During the showcasing day, Bali Mahasadu sold almost 100% of the products they prepared and received nearly IDR 1,500,000. Moreover, Bali Mahasadu received several invitations from the guests to get involved in a podcast and film, become speakers at a business event, and participate in product collaboration.

 

Gus Adit (left) and Ari (right) are posing behind their products.

 

Yuki Camilan by Yuki

From her enjoyment of cooking food, Yuki established a culinary business called Yuki Camilan. Yuki is a young, energetic lady with low vision who loves cooking fried Indonesian snacks. Her specialty is lumpia (spring rolls), pisang goreng (fried bananas), and tahu isi (fried tofu filled with vegetables). On the showcasing day, Yuki could earn over IDR 900,000 and invitations as an event snack vendor.

 

Yuki explains her snacks to the guests.

 

Dupa Kartika by Kartika

Because of the high demand for incense sticks for Balinese rituals, Kartika took the opportunity to create her incense stick business called Dupa Kartika. Dupa Kartika is available in three fragrances: Mawar (rose), teratai (lotus), and cempaka (magnolia). During the showcasing, Kartika sold 58 boxes of her incense sticks and received IDR 1,160,000. Moreover, Kartika also received an opportunity to collaborate with an investor to produce her incense sticks in a big batch. With support from her teachers and classmates at YPK Bali, Kartika received many online orders that should be delivered within a week. Kartika can also empower her classmates to help her market Dupa Kartika.

Kartika poses with her teacher and the head of organisation of YPK Bali

 

Indah Dewi Make Up by Indah

Indah is a student from Special Needs School Number 2 of Denpasar. She has a high interest in make-up and a hairdo and has been voluntarily helping her school do make-up and a hairstyle for events and graduation. Because her friends requested make-up and a hairdo, Indah turned this demand into an Indah Dewi Make-Up business. Indah received much appreciation from the guests for her beautiful techniques in applying make-up and styling hair. Although she is a person with deafness, she can communicate well with her clients.

Indah (right) showing off her makeup and hairdo she did on her model (left).

Crystal Foo Perfume by Crystal

Crystal is an energetic student and has a high interest in fragrance. Assisted by her parents, she created her perfume brand using her name, Crystal Foo Perfume.  Crystal Foo Perfume has 26 male, female, and unisex aromas packaged in 30 ml bottles. During the showcasing day, assisted by her teacher as a sign language interpreter, she sold 47 perfume bottles and obtained IDR 2,350,000 in one day. Crystal had the highest revenue on the showcasing day compared to other businesses.

Crystal and her products before the showcasing started.

 

Annora PAS by Prima

Prima is a youth with physical disability with plenty of creative ideas. She created Annora PAS, which focuses on a craft made from popsicle sticks, such as coasters, bookshelves, and wall decorations. Prima sold seven products of arts and received IDR 112,000. Moreover, Prima received an offer from the Women with Disability Association in Bali as a tenant during their events.

Prima explains her businesses and products to the guests.

 

Kopi Bayang by Gus De and Jery

Kopi Bayang became the most visited booth during the showcasing day. Initiated by Gus De and Jery, two best friends with blindness who are also fascinated with coffee, Kopi Bayang wanted to show people how baristas with blindness can brew coffee for their customers. Available in three ways of brewing: Aeropress, V60 and Vietnam drip, the Kopi Bayang team could sell their product for as much as IDR 935,000. Kopi Bayang also received several opportunities to get involved in a short film and to sell their products during several events, including an event created by the Ministry of Cooperatives and SMEs of the Republic of Indonesia.

The Kopi Bayang team (left to right: Jery, Mudra, Gus De, and Iwan)

 

Netra Bali Merchandise by Juli and Rivan

Netra Bali Merchandise (NBM) is a business that focuses on environmentally friendly fashion from their materials and the printing process. Juli and Rivan also wanted to promote Balinese culture and scenery through the images printed on their t-shirts. NBM received IDR 600,000 from their sales on the showcasing day. Moreover, they also received some orders for custom-made t-shirts for groups, organisations, and companies.

 

The Annika Linden Centre staff introduces Bali Netra Merchandise before NBM’s pitch deck.

 

TAS by Namira by Namira

Namira learnt how to use a sewing machine from her school, one of the special needs schools in Denpasar, and proceeded to make fashion products for her school project. She made bags of calico fabric for her business and added colourful drawings using a hand-print method. The guests bought as many as 40 bags, allowing TAS by Namira to receive a total revenue of IDR 1,020,000. Moreover, some guests planned to order hundreds of Namira’s products to be rebranded using their guests’ company branding.

A photo of Namira's bag

The guests are looking at TAS by Namira.

 

 

Thank you to Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) and Citi Foundation for creating an impactful program for people with disability in Bali!

Hai Sobat DNetwork!

Pernah ga sobat di sini merasa bingung ketika sudah menjalani fase interview oleh perusahaan atau pernah dihubungi perusahaan, eh ternyata gagal mendapatkan pekerjaan impian? Atau ketika sobat sudah diterima bekerja tetapi lingkungan kerja sinis atau bahkan acuh? Mungkin salah satu sebabnya adalah sobat tidak antusias ketika diberi pertanyaan atau tantangan oleh perusahaan. Padahal, antusiasme itu sangat penting untuk menunjukkan diri bahwa sobat sangat tertarik dan juga bersemangat untuk menjadi bagian dari perusahaan tersebut.

Bersemangat dan energik dalam menjawab pertanyaan yang diberikan perusahaan merupakan kunci untuk menarik hati perusahaan itu sendiri. Perusahaan akan mengetahui mana calon pelamar yang antusias dan mana yang tidak. Antusiasme yang sobat miliki menunjukkan apakah sobat serius ingin bekerja di sana. Tunjukkan dengan jelas bahwa sobat berkapasitas untuk bekerja di perusahaan tersebut karena antusiasme adalah kunci kesuksesan!

Untuk menguji apakah sobat antusias dalam mencari kerja, apakah sobat sudah sesuai dengan komponen berikut?

  1. Memiliki inisiatif
    Pertama, karyawan yang antusias dalam bekerja bisa dikenali dari tanda yaitu memiliki insiatif. Inisiatif memang sesuatu yang bisa membuat segalanya bergerak cepat untuk meraih sesuatu yang lebih baik. Hal ini sangat disukai perusahaan karena membuktikan bahwa sobat dapat secara kreatif bekerja.
  2. Memiliki integritas
    Integritas membuktian bahwa sobat dapat menyelesaikan pekerjaan dan dapat diandalkan. Sobat semua tidak pernah melalaikan pekerjaan dan membawa hasil terbaik dar setiap pekerjaan yang ditugaskan.
  3. Tidak menyukai drama
    Karyawan yang antusias adalah mereka sangat tidak menyukai drama. Dalam bekerja orang-orang yang antusias berprinsip bahwa meyelesaikan tugas-tugasnya adalah hal yang paling penting dan utama. Mungkin mereka mau bersosialisasi dengan sesama rekan kerja, tapi ketika muncul drama, mereka akan menghindar dan tak mau ikut-ikutan.
  4. Aktif mengikuti kegiatan kantor
    Bagi karyawan yang punya antusiame, agenda lain di luar rutinitas tak kalah pentingnya dengan pekerjaan utama yang harus diikuti dan dijalankan. karyawan yang antusias memiliki sebuah pedoman bahwa perusahaan menjadi tempat pengabdian dalam hidupnya ketika mereka diterima bekerja. Maka saat perusahaan meminta dirinya untuk mengikuti agenda kantor di luar pekerjaan utama, maka mereka akan selalu siap sedia untuk menjalankannya. Karyawan antusias yang seperti ini merupakan aset berharga bagi setiap perusahaan yang tidak boleh disepelekan.
  5. Selalu menunjukkan hasil yang baik
    Terakhir, tanda karyawan yang anatusias dalam pekerjaan di sebuah perusahaan bisa dikenali dari seringnya mereka menunjukkan hasil terbaik. Dengan gairah dan semangat yang dimilikinya, seorang karyawan yang antusias pastinya akan selalu berusaha memberikan hal terbaik yang dimilikinya. Dari segala apa yang dilakukannya dengan penuh semangat inilah maka hasilnya pun akan selalu memuaskan.

Jika sobat belum memenuhi lima komponen di atas jangan khawatir, mulai sekarang sobat DNetwork bisa belajar dan berubah menjadi lebih baik. Tetap semangat!


Sumber:
https://uangonline.com

Perusahaan kamu pengen rekrut tenaga kerja disabilitas, tapi bingung harus mulai dari mana? Kebingungan ini bisa dibilang wajar banget sih, apalagi sektor ketenagakerjaan bagi Penyandang Disabilitas sangat minim dibahas. Sekalinya dibahas, jarang banget yang kasih tau langkah-langkah untuk memulai merekrut tenaga kerja disabilitas.

 

Nah, di sini DNetwork kasih tau 4 langkah awal sebelum memulai perekrutan ya!

 

Pertama, kamu bisa mulai dari cari tau peraturan yang ada di Indonesia ya. Contohnya UU No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas atau bisa cek juga Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD) milik United Nations.

 

Kedua, kamu bisa cek ulang deskripsi pekerjaan untuk tenaga kerja disabilitas, biar ga banyak pembatasan yang engga perlu. Karena hal ini justru bisa menurunkan kesempatan temen-temen disabilitas untuk bisa diterima bekerja.

 

 Ketiga, kamu harus mengerti kalo akomodasi itu pasti dibutuhkan. Akomodasi sendiri merupakan kunci non-diskriminasi yang diperlukan agar tenaga kerja dengan disabilitas bisa bekerja dengan baik ya. Jadi kebutuhan terhadap akomodasi merupakan hal yang wajar ya!

 

Terakhir, kerja sama dengan organisasi disabilitas, contohnya DNetwork! Kami selalu siap untuk bantu perusahaan  kamu merekrut talent dengan disabilitas. Mulai dari konsultasi, membuat desain lowongan dan mengiklankan lowongannya, memberikan pendampingan saat interview, termasuk training nilai-nilai disabilitas dan inklusi biar perusahaan kamu lebih siap!

Ketika membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan disabilitas, terutama di tempat kerja, kamu pasti sering mendengar kata akomodasi. Akomodasi di sini bukannya penginapan atau tempat tinggal seperti ketika kamu sedang liburan ke luar kota ya!

 

Kata akomodasi digunakan untuk menjelaskan perubahan lingkungan, format kurikulum, atau peralatan yang diperlukan oleh individu dengan disabilitas untuk dapat menyelesaikan tugasnya.

 

Untuk di tempat kerja, akomodasi merupakan proses penyesuaian yang dimulai dari proses aplikasi atau rekrutment, sistem pekerjaan, bagaimana pekerjaan dapat diselesaikan, hingga penyesuaian lingkungan agar individu dengan disabilitas dapat bekerja dengan baik.

 

Menurut Office of Disability Rights, akomodasi dapat digolongkan sebagai berikut:

  • Tanpa Teknologi

Akomodasi ini hanya memerlukan sedikit biaya atau bahkan tidak sama sekali. Hanya diperlukan waktu, dukungan, dan kreativitas dalam menyediakan akomodasi ini.

Contohnya:

Penggunaan sistem kode warna, tambahan waktu bagi individual untuk persiapan, dan lain-lain.

 

  • Rendah Teknologi

Teknologi yang digunakan pada jenis akomodasi ini cenderung simpel dan sudah banyak tersedia.

Contohnya:

Mengganti gagang pintu dengan yang lebih aksesibel bagi individu dengan disabilitas.

 

  • Tinggi Teknologi

Akomodasi dalam jenis ini memerlukan teknologi tingkat lanjut atau peralatan-peralatan yang lebih canggih.

Contohnya:

Aplikasi pembaca layar.

 

Sumber:

Reasonable Accommodations in the Workplace

https://adata.org/factsheet/reasonable-accommodations-workplace

Types of Reasonable Accommodation by the Office of Disability Rights

https://odr.dc.gov/book/manual-accommodating-employees-disabilities/types-reasonable-accommodation

What is the difference between accommodation and modification for a student with a disability? by The DO-IT Center

https://www.washington.edu/doit/what-difference-between-accommodation-and-modification-student-disability#block-menu-block-3

MOHAMMAD MUHSIN, PENGUSAHA SABLON DIFABEL DARI KEDIRI

Oleh : Yeni Endah

 

Mohammad Muhsin terlahir sempurna seperti bayi pada umumnya. Namun saat usianya 3 tahun dirinya mengalami demam tinggi yang menyebabkan kelumpuhan pada kedua kakinya. Meski memiliki keterbatasan fisik tak membuat Muhsin begitu ia akrab disapa menyerah dan putus asa. Bermula dari melihat teman-temannya di  Panti Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (PRSBD) Suryatama Bangil belajar membuat sablon, ia tertarik untuk belajar bersama. 

 

“Dulu saya di PRSBD Suryatama mengambil  elektro, sablonnya cuma lihat-lihat. Prakteknya pas sudah pulang. Selebihnya ilmu tentang sablon saya dapat dari pengalaman dan sharing-sharing sesama teman pengusaha sablon.” Muhsin mengawali cerita melalui sambungan telepon WhatsApp.

 

Setelah merasa cukup mendapat ilmu tentang dunia persablonan, di tahun 2006 pria yang saat ini tinggal di Kediri ini memulai membuka usaha sablonnya dengan nama Sumber Sablon. Saat itu, modal yang ia keluarkan sekitar Rp. 400.000. Dengan modal tersebut, ia membeli peralatan sablon seperti screen sablon, rakel dan cat sablon.

 

Awal menjalankan bisnis sablon, pelanggannya adalah teman-temannya sendiri. Pelanggan pertamanya adalah teman sesama difabel dari Mojokerto. Saat itu, Muhsin mengakui hasil sablonannya belum begitu rapi. Ia bersyukur, temannya mau menggunakan jasanya dan memaklumi jika hasil sablonannya kurang rapi karena masih pemula. Hal tersebut membuat Muhsin semakin bersemangat untuk meningkatkan kemampuannya. Masukan-masukan dari pelanggan, ia jadikan perbaikan agar bisnisnya semakin berkembang. Promosi usaha sablonnya pun masih dari mulut ke mulut.

 

Seiring berjalannya waktu, Muhsin mulai menjalin relasi dengan sesama pebisnis sablon. Melalui komunitas sablon, dimana ia menjadi salah satu anggotanya, Muhsin mendapat banyak ilmu, ia jadi tahu cat-cat yang bagus untuk sablon serta perlengkapan sablon yang berkualitas. Pengalamannya bertambah dan jalinan pertemanannya semakin luas. Bahkan dari komunitas tersebut ia mendapatkan job. Baik job yang ia dapatkan dari usahanya sendiri maupun job dari sesama pebisnis sablon yang kewalahan untuk menerima orderan dan memintanya untuk mengerjakan pesanan tersebut. 

 

Tahun berganti, usaha sablon yang Muhsin jalankan mengalami perkembangan. Yang awalnya mengerjakan sendiri, perlahan mulai merekrut pegawai. Muhsin merekrut teman-temannya yang sedang butuh pekerjaan untuk bergabung dengan usaha sablon miliknya. Muhsin juga tak pelit ilmu. Pintu rumahnya selalu terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar bersama dan memiliki niat untuk menjalankan bisnis sablon. Salah seorang temannya, Yayan yang juga seorang difabel, kini telah membuka usaha serupa. Bahkan tak jarang antara Muhsin dan Yayan saling berbagi orderan. Selain usaha sablon, Muhsin mengembangkan bisnisnya dengan membuka usaha konveksi. Bukannya tanpa alasan ia membuka usaha konveksi. 

 

“Saat memasukkan orderan ke konveksi seringkali tidak tepat waktu. Tentu hal tersebut akan mengecewakan para pelanggan." 

 

Saat ini, Muhsin sudah memiliki 3 mesin obras, 2 mesin overdeck, 1 mesin jahit rantai, 1 mesin jahit jarum, 1 mesin kancing, 1 mesin jahit portable dan 1 mesin jahit sepatu untuk menunjang usaha sablonnya. Tak hanya itu saja, Muhsin juga berinovasi. Jika dulu ia menyablon kaos, kini dirinya menerima orderan sablon gelas cup. Bahkan di tengah aktivitasnya menyablon, Muhsin juga sedang membuat mesin sablon gelas cup sendiri.

 

Virus Covid-19 yang melanda Indonesia di tahun 2020, juga  berimbas pada bisnis Sumber Sablon milik Muhsin. Pegawai yang ia miliki satu persatu mengundurkan diri karena sepi orderan. Jikapun ada, itu juga tidak banyak dan Muhsin lebih memilih untuk mengerjakannya sendiri dengan dibantu keluarganya. 

 

Agar bisnis sablonnya tetap bisa bertahan di tengah pandemi. Muhsin tak berdiam diri. Ia melakukan sistem jemput bola dengan menghubungi teman-temannya. Siapa tahu ada temannya yang bersedia berbagi orderan sablon dengan dirinya. Usahanya tersebut tak selalu berhasil, tapi yang terpenting dirinya sudah berusaha.

 

Muhsin berharap usaha sablon tetap bertahan, meski ada banyak kendala yang dihadapi.

 

“Semoga saya bisa segera menemukan tim kerja yang semisi dalam menjalankan usaha sablon ini untuk meminimalisir konflik yang bisa terjadi di kemudian hari. Saya juga ingin mempunyai tim khusus promosi sehingga saya bisa fokus dalam menjalankan bisnis,” pungkas Mohammad Muhsin.

 

SELESAI